Studi: Mayoritas Perempuan Pedesaan Belum Punya Akses ke Internet

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 7 November 2019 08:37 WIB

Chief Risk & Sustainability Officer Amartha Fintek Aria Widyanto, Mitra Amartha Tumini, beserta Sekretaris Eksekutif CfDS UGM Dewa Ayu Diah Angendari dalam acara pemaparan studi berjudul 'Dampak Teknologi Finansial dalam Pemberdayaan Perempuan di Pedesaan' di Jakarta, Rabu 6 November 2019. TEMPO/ Galuh Putri Riyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan teknologi finansial PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha meluncurkan sebuah studi berjudul 'Dampak Teknologi Finansial dalam Pemberdayaan Perempuan di Pedesaan'.

Studi hasil kolaborasi dengan Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada (CfDS UGM) melibatkan 88 mitra Amartha yang berprofil perempuan dan tinggal di wilayah pedesaan Indonesia. Salah satu temuan dari studi ini ialah mayoritas mitra Amartha tidak memiliki akses pada internet.

"Menurut survei, 62,5 persen responden tidak memiliki perangkat yang memungkinkan untuk mereka terhubung dengan internet," ungkap Sekretaris Eksekutif CfDS UGM Dewa Ayu Diah Angendari saat pemaparan hasil studi di GoWork fX Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu 6 November 2019.

Sekretaris Eksekutif CfDS UGM Dewa Ayu Diah Angendari menyebutkan bahwa mayoritas mitra Amartha tidak memiliki gawai untuk mengakses internet. TEMPO/Galuh Putri Riyanto

Dari hasil survei, Diah menyebutkan bahwa ketidakpemilikan gawai cenderung akan semakin besar di usia lanjut atau 49 tahun ke atas. "Kalau dari segi pendidikan, kebanyakan mitra yang tidak punya gawai ialah yang tidak sekolah dan tamatan sekolah dasar," katanya.

Advertising
Advertising

Sementara sisanya atau sebanyak 37,5 persen responden, kata Diah, menggunakan perangkat mereka untuk mengakses hiburan dan berkomunikasi melalui platform media sosial seperti Facebook dan Youtube. "Sayangnya, mitra Amartha ini belum memanfaatkan internet lebih jauh lagi untuk keperluan pekerjaan atau bisnis mereka. Jadi hanya sebatas untuk komunikasi dan hiburan saja," ujar Diah.

Padahal, menurut Diah, penggunaan perangkat teknologi informasi komunikasi (TIK) itu sebenarnya dapat mendukung pekerjaan, ruang ekspresi, dan menyediakan akses informasi bagi mitra Amartha.

Lebih jauh lagi, Diah mengungkapkan ada dua faktor yang memengaruhi seseorang mengadopsi TIK. Faktor pertama ialah persepsi atas manfaat yang diberikan oleh TIK.

"Kalau dilihat dari responden yang kami temui, tingkat adopsi TIK itu masih rendah karena mereka tidak melihat adanya manfaat dari penggunaan TIK bagi pekerjaan mereka. Mereka mempertanyakan kenapa mereka harus belajar menggunakan handphone dan internet kalau sehari-harinya hanya pergi ke sawah, membuat kue, atau menjahit baju," ungkap Diah.

Faktor lainnya ialah persepsi atas kemudahan dalam TIK. "Ibu-ibu ini merasa menggunakan handphone itu ribet dan sulit karena tombolnya banyak. Selain itu juga mereka takut salah menggunakannya, misalnya tiba-tiba menelpon orang lain," katanya.

Dengan melihat fenomena kesenjangan digital dan minimnya adopsi TIK pada studi kasus mitra Amrtha ini, Diah berharap pemerintah, perusahaan fintech seperti Amartha, dan pihak lainnya mau ikut andil untuk mengatasi fenomena ini.

GALUH PUTRI RIYANTO

Berita terkait

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

3 jam lalu

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

5 jam lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

5 jam lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

6 jam lalu

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

7 jam lalu

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini deretan negara dengan tarif internet termurah per satu gigabyte, di antaranya Israel dan India yang unggul dengan teknologinya.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

11 jam lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

1 hari lalu

Penyebab Aplikasi Soal Ujian Mati di Hari Pertama UTBK 2024, Begini Penjelasan Panitia Pusat

Hari pertama pelaksanaan UTBK 2024 diwarnai kendala teknis pada akses soal ujian yang dialami para peserta. Ada empat dugaan penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

1 hari lalu

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

1 hari lalu

3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

Ketiga prodi UGM tersebut adalah prodi Matematika, Kimia, dan Fisika.

Baca Selengkapnya

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

1 hari lalu

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.

Baca Selengkapnya