3 Program Inovasi Utama BRIN: Katalis Hingga Ekonomi Digital

Kamis, 14 November 2019 07:06 WIB

Petugas menunjukkan sampel bahan bakar minyak (BBM) B-20, B-30, dan B-100 di Jakarta, Selasa, 26 Februari 2019. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, bahwa Indonesia dapat menggunakan campuran dari bahan nabati seperti minyak sawit dalam solar hingga 100 persen atau biodiesel 100 (B-100) pada tiga tahun mendatang. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bidang Penguatan Inovasi Jumain Appe menjelaskan ada tiga program inovasi utama yang sudah masuk ke agenda nasional.

Jumain mengatakan program inovasi yang pertama adalah katalis dan bahan bakar nabati. "Kita sekarang ini punya tiga program utama yang masuk nasional. Satu adalah katalis dan bahan bakar nabati, itu menjadi fokus pemerintahan sekarang 2020-2024," ujar Jumain di Hotel Sari Pasific, Jakarta, Rabu, 13 November 2019. "Pokoknya kita akan bangun satu pabrik katalis yang mensubstitusi impor."

Selama ini, Jumain melanjutkan, Indonesia impor katalis dengan harga US$ 24 per kilo. Sekarang Indonesia bisa memproduksi katalis dengan harga US$ 12 per kilo dan asli formula Indonesia.

Produk tersebut, kata Jumain, bisa digunakan untuk mengolah bahan bakar, dari minyak sawit menjadi bahan bakar minyak. "Bisa juga untuk gasolin, bensin atau premium, bisa untuk diesel. Cuma bahan bakarnya harus kernel dari kelapa sawit itu," kata Jumain.

Kedua, mengembangkan dan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam (SDA) khususnya di bidang pertanian. Ini menjadi satu fokus, karena Indonesia harus meningkatkan nilai tambah SDA dengan menggunakan teknologi atau hasil inovasi dalam negeri.

Advertising
Advertising

"Karena sekarang ini nilai tambahnya itu, kita ekspor raw material hanya penyulingan, harganya misalnya hanya Rp 500 ribu per kilo," tutur Jumain. "Setelah diproses oleh Singapura atau Malaysia harganya menjadi Rp 4,5 juta sampai Rp 5 juta per kilo, itu 10 kali lipat nilai tambahnya. Kenapa kita tidak melakukan itu, padahal teknologinya tidak terlalu sulit."

Hal tersebut, Jumain berujar, menjadi program nasional pemerintahan sekarang, termasuk di dalamnya ada karet, kakao, minyak sirih, padi, kopi semuanya akan diangkat nilai tambahnya.

Kemudian yang ketiga adalah pengembangan ekonomi digital, misalnya melahirkan unicorn-unicorn dan startup-startup baru yang memiliki nilai aset yang tinggi.

"Nah yang tiga ini menjadi program inovasi yang kebetulan itu semua sudah ada di kita. Jadi sebenarnya kita tidak perlu melakukan dari nol karena kita sudah punya, mungkin di tiga perempat langsung bisa lompat. Jadi ini hal yang sangat bagus kalau memang pemerintah kita konsen ke situ," lanjut Jumain.

Berita terkait

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

2 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

2 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

3 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

3 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya