Menristek Risau dengan Riset di Indonesia, Ada Apa?

Selasa, 10 Desember 2019 14:03 WIB

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan tugas BRIN di Gedung BPPT II, Jakarta Pusat, Senin, 9 Desember 2019. TEMPO/Khory

TEMPO.CO, Bandung - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkap ragam masalah riset di Indonesia. Sebuah masalah yang membuatnya risau adalah soal kenapa banyak hasil riset yang tidak tersambung ke kalangan industri.

Saat berpidato di acara Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik 11 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) di Bandung, Senin, 9 Desember 2019, Bambang menunjukkan data. Anggaran riset dari pemerintah di Singapura misalnya 11,4 persen, sementara swastanya 61 persen. Adapun dana pemerintah Thailand kurang dari 10 persen dan swastanya 70 persen.

Di Indonesia, komposisinya terbalik. Anggaran dari pemerintah untuk riset mencapai 84 persen, swasta cuma 9 persen. "Ini yang menjawab pertanyaan kenapa riset kita banyak nggak nyambung sama swasta," katanya.

Menurut Bambang, karena risetnya banyak dibiayai pemerintah, kebanyakan juga untuk keperluan pemerintah, atau sesuai proposal yang diajukan pusat riset. "Akhirnya mohon maaf, riset untuk kepuasan institusi, pribadi, atau yang paling tipikal bikin riset supaya kum naik jadi lektor atau guru besar," kata Menristek.

Kum kependekan dari kumulatif maksudnya angka kredit untuk kenaikan pangkat dosen dari pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat atau tri dharma perguruan tinggi.

Advertising
Advertising

Di Singapura dan Thailand, kata Bambang, risetnya dianggap menjawab kebutuhan industri. Swasta butuh riset untuk produk mereka agar lebih bagus dan saintifik. Uangnya dari swasta untuk kebutuhan swasta. "Indonesia harus berubah dari (mengandalkan dana) pemerintah ke swasta, caranya dengan tax reduction," kata mantan Menteri Keuangan itu.

Pengusaha, menurutnya, sangat membutuhkan keringanan pajak dari pemerintah. Diharapkan keinginan itu menjadi solusi masalah riset di negeri ini.

Bambang juga mengungkapkan pusat penelitian di pemerintahan ada 330 yang tersebar di kementerian dan lembaga. Jumlah yang masuk pusat unggulan iptek kurang dari setengahnya atau 160 tempat. "Disparitas tidak baik, anggaran tersebar di banyak tempat," katanya.

Adapun dana riset dari pemerintah sebesar 0,025 persen dari produk domestik bruto (GDP) Rp 15 ribu triliun, atau sekitar Rp 37,5 triliun. Dana sebesar itu, kata Bambang, termasuk untuk gaji dan dan perawatan fasilitas riset. Dana riset yang murni masih terbatas.

Menristek membeberkan masalah lainnya, seperti jumlah peneliti yang masih sedikit. "Per 1 juta penduduk kita punya 1.071 peneliti," kata Bambang.

Produktivitas, rasio kandidat sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) disebutnya masih rendah. Pun mobilitas peneliti, kapasitas, dan kompetensi riset. "Kalau mau jujur antar-PTNBH ego universitasnya sangat kuat sehingga kerja sama penelitian agak susah."

Tidak hanya itu, peneliti dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian belum erat bekerja sama. Bambang meminta Senat Akademik perguruan tinggi untuk memudahkan kerja sama peneliti antarlembaga. "Sejak kuliah saya tahu kelompok peneliti lembaga bukan satu liga dengan peneliti di kampus," katanya.

Penggabungan, menurutnya, akan mengoptimalkan hasil riset. "Kalau MIT sama Stanford nggak mau kerja sama wajar, karena peringkatnya tertinggi di dunia."

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

46 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

46 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

46 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya