Anak Gajah dengan Kaki Terluka Ini Minum Susu Formula

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 18 Desember 2019 15:29 WIB

Seekor bayi gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) berusia tiga bulan dengan luka di kaki kiri akibat jerat, terpaksa minum susu formula untuk manusia dengan botol melalui selang di kandang perawatan Pusat Latihan Gajah Minas, Provinsi Riau, Selasa 17 Desember 2019. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau kini merawat bayi gajah betina itu karena jerat yang dipasang pemburu di konsesi perusahaan industri kehutanan di Kabupaten Indragiri Hulu, membuatnya terpisah dari induknya. ANTARAFOTO/FB Anggoro

TEMPO.CO, Jakarta - Bayi gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) liar yang kakinya terluka akibat jerat pemburu di Provinsi Riau, terpaksa minum susu formula dari botol melalui selang karena terpisah dari induknya.

Gajah betina yang diberi nama Puan itu baru berusia tiga bulan dan kini dirawat di kandang khusus di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Kabupaten Siak, Riau. Pawang gajah yang merawatnya membuat alat khusus dari botol air mineral ukuran 1,5 liter yang disambungkan dengan selang ditutupnya.

Gajah Puan terlihat sangat lahap meminum susu formula, dan dalam dua hari sudah menghabiskan sekardus susu isi 900 mililiter per bungkus. Giginya terlihat belum tumbuh sehingga pawangnya harus melumatkan buah-buahan untuk Puan.

Bayi gajah itu sebelumnya dievakuasi oleh tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau karena kaki kirinya terluka parah akibat jerat yang dipasang pemburu di konsesi hutan tanaman industri PT Rimba Peranap Indah (RPI), di Kabupaten Indragiri Hulu pada 14 Desember 2019. Gajah tersebut terpisah dari induk dan kelompoknya.

"Dengan segala pertimbangan, evakuasi (gajah) itu adalah kejadian yang sangat terpaksa," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, Selasa, 17 Desember 2019.

Dengan kondisi sudah terpisah lama dari induk dan rombongannya, ia menyebutkan akan sulit bagi Gajah Puan untuk bisa diterima lagi di kelompoknya. Apalagi dengan kondisi usianya yang masih tiga bulan dan luka infeksi di kaki kirinya.

"Gajah Puan ini minum susu saja masih didot, makanan masih harus dihalusin. Kalau kita biarkan di alam kita ragu, apalagi ada infeksi di kakinya sehingga kita putuskan untuk dirawat intensif," kata Suharyono.

Orangtua Asuh Gajah

Suharyono mengatakan BBKSDA Riau berusaha agar ada kepedulian untuk anak-anak gajah korban jerat berupa gerakan orangtua asuh. Karena pada kurun tiga tahun terakhir, sudah ada tiga bayi gajah sumatera yang terkena jerat dan terpisah dari induknya.

Tahun 2018 ada seekor gajah yang diberinama Indah, kemudian pada awal tahun 2019 ada seekor yang diberinama Togar dan terakhir Gajah Puan.

"Sampai saat ini kita berusaha menanggung sendiri, sebenarnya kita berharap ada orang tua angkat. Bukan karena negara miskin, karena negara pasti mampu, tapi ada hal ke depannya yang ingin kita lakukan gerakan peduli gajah sumatera sebagai orangtua angkat atau apalah."

Ia mengatakan tujuannya sebagai kampanye kepedulian lingkungan dan satwa karena semakin banyak orang peduli gajah sumatera, diharapkan kondisi satwa terancam punah itu akan semakin baik di habitatnya.

"Kita berharap pemegang konsesi atau siapapun ikut berperan dalam konservasi gajah sumatera ini," ujarnya.

Berita terkait

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

21 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

33 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Utara, Ini Tindakan Polisi dan BKSDA

37 hari lalu

Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Utara, Ini Tindakan Polisi dan BKSDA

Gading gajah sumatera yang mati di pedalaman Aceh Utara itu telah hilang saat bangkainya ditemukan.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

38 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

38 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

40 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

45 hari lalu

5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

Kasus gajah yang mati akibat diracun telah lama terjadi di Indonesia. Beberapa terjadi karena ingin mengambil gadingnya

Baca Selengkapnya

Gajah Rahman Tewas Diracun, Polda Riau Didesak Segera Tuntaskan Penyelidikan

46 hari lalu

Gajah Rahman Tewas Diracun, Polda Riau Didesak Segera Tuntaskan Penyelidikan

Hingga kini belum ada tersangka yang ditetapkan dalam kasus kematian seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Januari lalu

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

49 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

59 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya