Cerita Tradisi Mumi Prasejarah di Papua, Begini Prosesnya

Jumat, 27 Desember 2019 06:07 WIB

Mumi Agat Mamete Mabel yang dirawat oleh Eli Mabel (kiri) di desa Pumo, Distrik Wogi, Silakarmo Doga, Wamena, kabupaten Jayawijaya, Papua, 9 Agustus 2017. Eli Mabel merupakan keturunan ke -13 yang menjaga mumi tersebut, kemungkinan usia mumi itu berumur lebih dari 200 tahun. Tempo/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Jakarta - Pada masa prasejarah Suku Dani di Lembah Baliem, Papua, memiliki dua tradisi penguburan yaitu jenazah dibakar atau disimpan dalam bentuk mumi.

Penanganan mayat dengan cara dikremasi umumnya dilakukan untuk seluruh anggota Suku Dani.

“Ini berlaku untuk orang-orang yang meninggal baik karena tua, sakit maupun mati terbunuh. Sedangkan penanganan mayat dengan cara dimumi hanya berlaku untuk orang-orang tertentu yang membutuhkan persyaratan tertentu,” ujar peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, Rabu, 25 Desember 2019.

Lembah Baliem terletak 1.650 meter di atas permukaan laut. Lembah ini terkenal hingga ke mancanegara karena adanya Festival Budaya Lembah Baliem yang digelar setiap tahunnya pada bulan Agustus. Pada zaman Belanda, lembah ini dinamai Grote Vallei atau Lembah Besar.

Orang yang memenuhi kriteria dapat dijadikan mumi adalah tokoh adat yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat atau panglima perang. Namun, tidak setiap orang memenuhi kriteria dapat dijadikan mumi setelah meninggal tanpa mempersiapkan terlebih dahulu syarat-syarat lain yang banyak dan cukup berat.

Contohnya, seperti mempersiapkan orang-orang yang dapat menangani, memelihara supaya mumi tersebut tetap awet selamanya. Dalam mempersiapkan dan menangani mumi ada beberapa tahapan, yaitu menunjuk anggota suku yang bertugas mengerjakan proses pemumian, menyiapkan kayu bakar, dan menyiapkan honai sebagai tempat pelaksanaan pemumian.

“Proses pengerjaan mumi di Lembah Baliem adalah, setelah tokoh yang layak diberi penghormatan tinggi meninggal dunia, jenazahnya pun disiapkan menjadi mumi. Tapi sebelumnya, mayat diasap dengan kayu bakar,” kata Hari.

Sebelum pengasapan dilakukan, Hari menjelaskan, biasanya dipersiapkan babi yang baru lahir sebagai tanda waktu. Waktu pengasapan berlangsung adalah sejak babi lahir sampai babi tersebut mempunyai taring yang panjang.

Setelah selesai pengasapan, dilakukan upacara-upacara untuk memandikan para petugas, pelepasan mumi dengan memotong babi yang digunakan sebagai tanda waktu, mengalungkan ekor babi yang dipotong tersebut ke leher mumi. “Setelah semua proses pengerjaan mumi selesai, maka diakhiri dengan pesta bakar batu,” tutur arkeolog itu.

Berdasarkan data di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya terdapat empat mumi yang sudah dikonservasi, yaitu mumi Araboda, Aikima, Pumo, Yiwika. Keempat mumi ini telah dikonservasi pada Oktober hingga November 2017, dengan menghabiskan anggaran Rp 900 juta. Kondisi keempat mumi saat ini terawat baik dalam kotak penyimpan.

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

7 jam lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

3 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

5 hari lalu

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.

Baca Selengkapnya

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

5 hari lalu

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.

Baca Selengkapnya

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

5 hari lalu

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.

Baca Selengkapnya

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

5 hari lalu

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan

Baca Selengkapnya

Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

5 hari lalu

Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

6 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

6 hari lalu

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air

Baca Selengkapnya

Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

7 hari lalu

Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

TNI membantah menetapkan wilayah di Papua, khususnya Paniai sebagai kawasan peperangan atau zona operasi khusus militer.

Baca Selengkapnya