Benarkah Hujan Ekstrem Jabodetabek Siklus Lima Tahunan?

Kamis, 2 Januari 2020 13:40 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau lokasi banjir di RW14 Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, 2 Januari 2020. Tempo/Imam Hamdi

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan kategori ekstrem mengguyur Jakarta dan sekitarnya di hari perdana 2020. Banjir masih mengepung Ibu Kota sampai Kamis, 2 Januari 2020.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan pakar cuaca dari Institut Teknologi Bandung (ITB) membantah hujan ekstrem sebagai siklus lima tahunan.

Kategori hujan ekstrem BMKG yaitu lebih dari 150 milimeter per hari. Dari peta sebaran hujan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) 31 Desember 2019 pukul 7 pagi hingga 1 Januari 2020 pukul 07.00 WIB, misalnya curah hujan tertinggi di sekitar Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur hingga 377 milimeter per hari.

Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG Agie Wandala Putra mengatakan periode lima tahunan untuk banjir Jakarta itu kurang tepat. “Karena beberapa hujan ekstrem tidak dalam siklus lima tahunan,” katanya saat dihubungi Kamis, 2 Januari 2020.

Secara alamiah pada periode Desember hingga Maret di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara berlimpah uap air akibat dari aktivitas monsun atau pergerakan angin dari Asia. “Namun secara dinamis ada periode tertentu yang menyebabkan intensitas hujan sangat tinggi seperti banjir Jabodetabek ini,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Kejadian curah hujan yang tinggi di wilayah Jabodetabek, menurut BMKG, dipicu oleh beberapa faktor kondisi atmosfer dalam skala regional hingga lokal. Selain monsun, terbentuk pola pertemuan dan perlambatan angin yang cukup signifikan dan memanjang di sekitar wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara. “Kondisi ini menyebabkan pembentukan awan hujan yang signifikan di wilayah yang dilewati,” kata Agie

Faktor lain, suhu muka laut di wilayah Indonesia saat ini terpantau cukup hangat sehingga dapat meningkatkan asupan uap air di atmosfer. Kemudian ada fenomena gelombang atmosfer, yaitu Equatorial Rossby dan Kelvin Wave yang cukup signifikan terutama di wilayah Jawa sehingga menyebabkan tingkat konvektifitas yang tinggi.

Pakar cuaca dari ITB Armi Susandi mengatakan kini tidak ada lagi istilah siklus tahunan karena perubahan iklim sudah mengubah pola siklus yang ada. “Apalagi posisi wilayah Indonesia yang terdiri dari daratan dan lautan sehingga menyebabkan dinamika atmosfer sangat tidak statis,” ujarnya.

Armi mengatakan istilah siklus curah hujan lima tahunan sebenarnya hanya berlaku dalam perancangan drainase. Sedangkan dalam istilah meteorologi tidak ada siklus hujan tahunan melainkan siklus fenomena atmosfer seperti El Nino yang 2-7 tahun.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

4 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

15 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

2 hari lalu

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

Prediksi cuaca dari BMKG menyebut Jabodetabek seluruhnya cerah berawan pada pagi ini, Kamis 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

3 hari lalu

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

UTBK yang berlangsung dalam satu hingga dua gelombang mulai 30 April-7 Mei 2024, kemudian 14-20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

3 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

5 hari lalu

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Potensi hujan sedang hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

5 hari lalu

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

Pada siang hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang.

Baca Selengkapnya

Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

5 hari lalu

Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

Warga yang tinggal di perbukitan dan lereng diminta mengungsi untuk meminimalisir korban bencana tanah longsor sepanjang musim pancaroba saat ini.

Baca Selengkapnya

5 Panduan Terhindar dari Sambaran Petir

6 hari lalu

5 Panduan Terhindar dari Sambaran Petir

Selain banjir, sambaran petir menjadi bencana yang berbahaya dan patut untuk diwaspadai saat musim hujan.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

7 hari lalu

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024

Baca Selengkapnya