Bayi Leopard Mati di Kebun Binatang Riau Karena Virus

Reporter

Antara

Selasa, 4 Februari 2020 13:29 WIB

Seekor bayi leopard (Panthera Sp.) atau macan tutul saat di kandang penitipan di Kebun Bintang Kasang Kulim, Riau, Senin 16 Desember 2019. Polda Riau menyitanya bersama 58 kura-kura Indian Star dan empat bayi Singa Afrika dalam kasus perdagangan satwa dilindungi, dan menetapkan dua orang tersangka. (FOTO ANTARA/FB Anggoro)

TEMPO.CO, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengungkap sebab kematian bayi macan tutul atau leopard di Kebun Binatang Kasang Kulim. Bayi leopard itu merupakan barang bukti kasus penyelundupan satwa yang diungkap lalu disita pada tahun lalu.

Dokter Hewan BBKSDA Riau, Rini Deswita, mengatakan penyebab kematian satwa yang belum genap berusia satu tahun itu didapatkan setelah melakukan proses nekropsi atau bedah bangkai. Hasilnya menunjukkan bahwa leopard muda tersebut mati akibat infeksi virus parpovirus.

"Hasil pemeriksaan setelah nekropsi diketahui leopard tersebut akibat penyakit panleukopenia yang disebabkan oleh virus parpovirus," kata Rini selengkapnya, Selasa 4 Februari 2020.

Menurut dia, penyakit tersebut menyerang bagian pencernaan dan ketika kondisi parah juga bisa menyebar ke saluran pernapasan korbannya. "Virus ada di setiap makhluk hidup dan akan menyerang kalau daya tahan badan berkurang," katanya.

Ia mengaku kalau tim medis BBKSDA Riau sudah melakukan sejumlah tindakan untuk menyelamatkan bayi leopard tersebut. Disebutkannya bahwa ketika leopard mulai mengalami muntah dan hilang nafsu makan, tim medis langsung memberi infus. Tujuannya untuk menghindari dehidrasi dan mengganti asupan makanan yang kurang.

Dua dari empat ekor bayi singa yang diselamatkan Polda Riau, 14 Desember 2019, bersama bayi leopard dan sejumlah kura-kura Indian Star. Seluruhnya adalah satwa endemik Afrika. (Antara/Anggi Romadhoni)

Namun, kondisi leopard terus turun dan semakin lemas. Pemberian infus pada 30 Januari hanya mampu membuat bayi leopard itu bertahan satu hari. Keesokan harinya, satwa itu tak tertolong.

Sebelumnya, bayi leopard tersebut diselamatkan Polda Riau dari tangan sindikat perdagangan satwa dilindungi, di Pekanbaru pada 14 Desember 2019. Selain Leopard, polisi juga menyelamatkan empat ekor bayi singa afrika berusia 4-6 bulan dan 58 kura-kura Indian Star.

Polisi juga sudah menangkap dua orang pelaku yang diduga terlibat perdagangan satwa tersebut. Seluruh satwa endemik Afrika tersebut kemudian dititipkan di Kebun Binatang Kasang Kulim, Kabupaten Kampar. Bayi Leopard ditempatkan di kandang terpisah dan diberi minum susu menggunakan botol.

Berita terkait

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

9 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

21 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Sambut Pengunjung pada Libur Lebaran, Taman Margasatwa Ragunan Tambah Kantong Parkir

23 hari lalu

Sambut Pengunjung pada Libur Lebaran, Taman Margasatwa Ragunan Tambah Kantong Parkir

Pengunjung bisa ikut merayakan ulang tahun gorila, salah satu penghuni Taman Margasatwa Ragunan, yang berulang tahun pada hari Lebaran.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

24 hari lalu

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

34 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

38 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

39 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

40 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Bandung Zoo, Pengunjung Diajak Berbuka Puasa Bersama Satwa

44 hari lalu

Ngabuburit di Bandung Zoo, Pengunjung Diajak Berbuka Puasa Bersama Satwa

Paket ngabuburit di Bandung Zoo sudah termasuk tiket masuk, makanan, sampai interaksi dengan beberapa satwa nokturnal.

Baca Selengkapnya

Pengelolaan Buruk Medan Zoo yang Ditutup Bobby Nasution

46 hari lalu

Pengelolaan Buruk Medan Zoo yang Ditutup Bobby Nasution

Karena Pengelolaan yang Buruk, Bobby Nasution Tutup Medan Zoo

Baca Selengkapnya