Antivirus Corona Wuhan, Pasien Jadi Kelinci Percobaan Obat Ini

Jumat, 7 Februari 2020 16:27 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina telah mengizinkan uji klinis calon obat antivirus Remdesivir terhadap sekelompok pasien infeksi virus corona 2019-nCoV, pada Rabu 5 Februari 2020. Uji klinis sudah bisa langsung dilakukan keesokan harinya, Kamis 6 Februari.

Izin diumumkan dalam konferensi pers bersama Kementerian Ilmu dan Teknologi, Komisi Kesehatan Nasional, dan Lembaga Produk Medik Nasional Cina pada Rabu 5 Februari 2020. "Total 671 pasien telah dipilih untuk menjalani uji ini," kata Cao Bin, kepala program uji klinis tersebut.

Remdesivir adalah jenis bakal obat yang sedang dikembangkan Gilead Sciences, perusahaan farmasi dari Amerika Serikat. Bakal obat--karena belum lolos uji klinis--dipandang efektif melawan virus corona SARS dan MERS dalam uji in vitro di laboratorium. Uji ini dilakukan dalam cawan petri berisi sampel sel korban dan juga pada hewan.

Remdesivir sejatinya ditujukan untuk pengobatan wabah Ebola yang disebabkan virus dari keluarga yang berbeda dari corona. Tapi karena mendesaknya penanganan wabah dari Wuhan saat ini, Gilead mengajukan uji untuk virus corona pula (SARS dan MERS). Hasilnya, remdesivir bersama obat malaria dianggap lebih baik dibandingkan tiga obat antivirus lain yang sudah lebih dulu diproduksi.

Cao mengklaim, antivirus yang sama telah diuji langsung ke sampel sel dengan virus 2019-nCoV dalam riset terpisah di Cina dan menunjukkan kinerja yang sama. Itu menguatkan keputusan untuk uji klinis di Rumah Sakit Persahabatan Cina-Jepang dan Institute of Materia Medica di bawah koordinasi Akademi Ilmu Medis Cina di sejumlah rumah sakit di Wuhan, termasuk RS Jinyintan Wuhan saat ini.

Advertising
Advertising

"Ada harapan yang dibawa remdesivir tapi kita harus menunggu hasil dari uji klinis yang aktual," kata Wang Chen, wakil presiden Akedemi Teknik Cina dan Presiden Akademi Ilmu Medik Cina.

Nick Paul Taylor, kolomnis lepas bidang bioteknologi dan farmasi, juga menilai hanya uji klinis yang bisa membuktikan apakah remdesivir benar efektif hadapi virus corona Wuhan. Belum jelas juga apakah obat akan berkontribusi langsung kepada kesembuhan pasien ataukah itu karena kekebalan tubuh si pasien.

Menurutnya, "Belum cukup bukti untuk merekomendasikannya segera untuk digunakan luas di rumah sakit."

CHINA.ORG

Berita terkait

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

50 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

51 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

56 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

57 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

4 Februari 2024

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

Pasar ekstrem di dunia menawarkan pengalaman berbelanja yang di luar dugaan bagi para pengunjungnya.

Baca Selengkapnya

Waspada Disease X, Lebih Berbahaya dari Covid-19?

25 Januari 2024

Waspada Disease X, Lebih Berbahaya dari Covid-19?

Para pakar di WHO menyebut Disease X berpotensi menjadi pandemi baru. Tingkat fatalitasnya diklaim lebih mematikan dibanding Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

14 Desember 2023

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah memperkuat surveilans untuk merespons peningkatan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya