Rontok Setelah Meroket, Aplikasi Zoom Digugat di Pengadilan

Reporter

Antara

Rabu, 8 April 2020 19:40 WIB

Ilustrasi pengguna aplikasi zoom. (ANTARA/Shutterstock)

TEMPO.CO, Jakarta - Zoom Video Communications Inc mendapat gugatan class action terkait kemampuan melindungi pengguna aplikasi zoom. Popularitas aplikasi ini melambung karena pandemi COVID-19 yang memaksa orang-orang bekerja dari rumah. Namun popularitas itu kemudian terganggu oleh mudahnya penjahat siber meretas aplikasi konferensi video tersebut.

Gugatan dilayangkan oleh salah satu pemegang saham Zoom Video Communications, Michael Drieu, pada Selasa 7 April 2020. Alasannya, aplikasi zoom telah "melebih-lebihkan standar privasi" dan gagal mengungkapkan bahwa layanannya tidak dienkripsi ujung-ke-ujung (end-to-end encryption) alias tidak aman.

Dilaporkan Reuters, Drieu mengklaim di pengadilan bahwa serangkaian laporan media baru-baru ini yang menyoroti kelemahan privasi dalam aplikasi Zoom telah menyebabkan saham perusahaan itu anjlok. Media menyebut serangan ramai ke aplikasi zoom sebagai zoombombing.

Nilai saham perusahaan ditutup turun sekitar 7,5 persen pada 113,75 dolar AS pada Selasa karenanya. Itu setara dengan kehilangan hampir sepertiga nilai pasar sejak mereka menyentuh rekor tertinggi pada akhir Maret.

CEO Zoom, Eric Yuan, telah meminta maaf kepada pengguna pada pekan lalu. Dia mengatakan perusahaan itu telah gagal memenuhi harapan privasi dan keamanan komunitas, dan sedang mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki masalah tersebut.

Popularitas Zoom tiba-tiba meroket menyusul banyaknya jutaan pengguna baru dari seluruh dunia karena orang-orang dipaksa untuk bekerja dari rumah. Fenomena terjadi sebagai upaya karantina mandiri guna memperlambat penyebaran virus corona COVID-19.

Namun, Zoom menghadapi serangan balik dari pengguna yang khawatir tentang kurangnya enkripsi sesi rapat dan "zoombombing", di mana para tamu yang tidak diundang ikut rapat.

Perusahaan roket Elon Musk, SpaceX baru-baru ini melarang karyawannya menggunakan Zoom, dengan alasan "masalah privasi dan keamanan yang signifikan" tersebut. Kabinet di Taiwan juga mengatakan kepada lembaga pemerintah untuk berhenti menggunakan aplikasi tersebut.

Badan Intelijen Amerika Serikat (FBI) juga memperingatkan peretas atau hacker telah membajak pengguna yang melakukan konferensi video dan ruang online dengan aplikasi Zoom. “FBI telah menerima banyak laporan tentang konferensi yang diganggu oleh gambar-gambar porno dan/atau ujaran kebencian dan bahasa yang mengancam," bunyi peringatan dari divisi agensi itu di Boston, seperti dikutip dari laman New York Post, Selasa, 31 Maret 2020

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

29 menit lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

8 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

13 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

20 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya