Ahli Harvard: Social Distancing Cegah COVID-19 Perlu Sampai 2022

Kamis, 16 April 2020 13:54 WIB

Sejumlah penumpang mengantre dengan menerapkan social distancing saat menunggu bus Transjakarta di halte Kalideres, Jakarta, 16 April 2020. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Sekolompok ahli penyakit dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menjelaskan, pembatasan aktivitas sosial (social distancing) mungkin masih diperlukan di Amerika Serikat hingga 2022 untuk mencegah wabah virus corona COVID-19. Kelompok ini melihat berbagai model komputer untuk mensimulasikan bagaimana virus dapat menyebar selama lima tahun ke depan.

Model mempertimbangkan apakah virus itu musiman, berapa lama kekebalan akan bertahan pada pasien yang pulih, dan intensitas dan waktu tindakan pengendalian. "Berdasarkan pada meningkatnya jumlah kasus di seluruh dunia, virus tidak mungkin segera dieliminasi," bunyi laporan yang diterbitkan dalam jurnal Science.

Menurut mereka, jarak sosial juga mungkin diperlukan dari waktu ke waktu untuk mengurangi beban rumah sakit jika virus tetap ada. "Di bawah kapasitas perawatan kritis saat ini, durasi keseluruhan epidemi SARS-CoV-2 dapat bertahan hingga 2022, yang membutuhkan langkah-langkah jarak sosial antara 25 persen dan 75 persen dari waktu itu," kata para peneliti.

Kelompok ilmuwan itu menemukan bahwa jarak sosial yang terlalu dekat sebenarnya bisa memperlambat pembentukan kekebalan di dalam kawanan.

Dalam satu skenario yang mengasumsikan 20 minggu langkah-langkah kontrol yang ketat dan jarak sosial yang luas, pencabutan langkah-langkah kontrol hampir sama buruknya dengan puncak epidemi yang tidak terkendali.

Menurut mereka, ada kasus infeksi bisa bangkit kembali ketika langkah-langkah kontrol dicabut di bawah masing-masing model. "Kami tidak mengambil posisi pada kelayakan skenario ini mengingat beban ekonomi yang mungkin ditimbulkan oleh pembatasan yang berkelanjutan."

"Namun, kami mencatat potensi beban bencana pada sistem perawatan kesehatan yang diprediksi jika pembatasan tersebut kurang efektif dan atau tidak dipertahankan cukup lama," tulis para peneliti.

SCIENCE | NEW YORK POST

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

7 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

18 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

8 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya