Hacker Klaim Miliki Rahasia Memalukan Trump dan Tuntut Rp 624 M

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Senin, 18 Mei 2020 10:45 WIB

Presiden AS Donald Trump berdiri di depan slide pada monitor video presentasi "Fase Satu" dari rencana pemerintahannya untuk "Opening Up America Again" selama pengarahan harian gugus tugas virus Corona di Gedung Putih di Washington, AS, 16 April 2020 [REUTERS / Leah Millis]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kelompok hacker (peretas) terkenal telah mengklaim memiliki rahasia pribadi memalukan (dirty laundry) dari Presiden Trump dan mengancam akan mempublikasikannya segera jika tebusan ratusan miliar tidak dibayar.

Peretas yang sama yang berhasil menyerang selebriti firma hukum New York pekan lalu itu kini mengklaim memiliki "satu ton rahasia pribadi memalukan" tentang Presiden Trump, sebagaimana dilaporkan Forbes, Jumat, 15 Mei 2020.

Seperti yang pertama kali dilaporkan di Page Six, para peretas itu sekarang menuntut uang tebusan US$ 42 juta (Rp 624 miliar) dan mengancam akan mempublikasikan informasi yang mereka miliki jika tidak dibayar dalam pekan ini.

Peretas yang bersangkutan adalah penjahat siber operator ransomware REvil. Kelompok itu, juga dikenal sebagai Sodinokibi, memiliki sejarah serangan panjang dan memalukan, termasuk serangan menghancurkan terhadap Travelex. Yang terbaru adalah serangan ransomware terhadap pengacara New York yang kliennya termasuk Lady Gaga, Madonna dan Bruce Springsteen.

Selain sistem penguncian, grup ini mengoperasikan sistem double-whammy di mana mereka mengeksfiltrasi data sebelum mengenkripsi dan menggunakan ini sebagai leverage untuk memfasilitasi pembayaran tebusan. Jika tidak membayar, para peretas mempublikasikan dokumen dari hasil curian.

Advertising
Advertising

Setelah mencuri 756 gigabyte data yang dilaporkan dari firma hukum Grubman, Shire, Meiselas dan Sacks dan memposting dokumen yang berkaitan dengan Lady Gaga dan Madonna di web gelap, para penyerang kini menaikkan taruhan.

Permintaan tebusan awal adalah sebesar US$ 21 juta (Rp 312 juta), tetapi sekarang menjadi dua kali lipat setelah tidak dibayar.

Permintaan berikut kini telah muncul di situs web gelap peretas:

"Orang berikutnya yang akan kami publikasikan adalah Donald Trump. Ada pemilihan umum yang sedang berlangsung, dan kami menemukan satu ton rahasia pribadi memalukan tepat waktu. Tuan Trump, jika Anda ingin tetap menjadi presiden, lebih baik berbuat baik pada orang-orang, kalau tidak, Anda bisa melupakan ambisi ini selamanya. Dan bagi Anda para pemilih, kami dapat memberi tahu Anda bahwa setelah publikasi seperti itu, Anda tentu tidak ingin melihatnya sebagai presiden. Mari kita lupakan detailnya. Batas waktu satu minggu."

FBI sedang menyelidiki insiden tersebut dan diketahui telah menyarankan firma hukum untuk tidak bernegosiasi dengan penyerang atau membayar uang tebusan karena ini akan melanggar hukum pidana federal.

Pernyataan lengkap yang diberikan kepada firma hukum Grubman, Shire, Meiselas dan Sacks menarik, karena menyatakan: "Kami telah diberi tahu oleh para ahli dan FBI bahwa bernegosiasi atau membayar tebusan kepada teroris adalah pelanggaran hukum pidana federal," dan menyimpulkan, "kami berterima kasih kepada klien kami atas dukungan mereka yang luar biasa dan untuk mengakui bahwa tidak ada yang selamat dari terorisme siber saat ini. "

Brett Callow mengatakan ini lebih dari menarik. "Sejauh yang saya tahu, tidak ada serangan ransomware yang pernah digolongkan sebagai tindakan teroris, dan itu termasuk serangan terhadap kota-kota dan rumah sakit AS, sehingga organisasi selalu diizinkan untuk bernegosiasi. Saya hanya bisa berasumsi klasifikasi ini adalah karena ancaman terhadap Trump."

Yang bisa menjadi berita buruk bagi penjahat REvil, begitu disamakan dengan terorisme, perburuan aktor-aktor ancaman tersebut mengambil dimensi yang sama sekali berbeda. "Para penjahat telah menembak diri mereka sendiri dengan menyebut Trump," kata Callow, "Tidak mungkin mereka dapat mengumpulkan uang tebusan, jadi mereka mungkin akan menerbitkan sisa data atau melelangnya."

FORBES | PAGE SIX

Berita terkait

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

16 jam lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

2 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

7 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

8 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

13 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

13 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

14 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

14 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

17 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya