Docquity, Platform untuk Rekrut dan Latih Dokter Relawan Covid-19

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Sabtu, 27 Juni 2020 23:51 WIB

Docquity, platform baru untuk rekrut dan latih dokter relawan Covid-19. Kredit: ANTARA/HO

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah platform digital, Docquity, hadir untuk mewadahi dokter yang telah terverifikasi, menyediakan layanan rekrutmen dokter relawan serta pelatihannya secara daring, yang kemudian dikerahkan untuk menangani pasien Covid-19.

"Sebagai mitra pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Docquity menyambut baik kerja sama dengan Kemenkes dalam perekrutan dan memberikan pelatihan bagi para dokter relawan sesuai standar WHO untuk menangani pasien wabah Covid-19 melalui platform kami," kata Co-Founder Docquity, Amit Vithal dalam siaran persnya, Sabtu, 27 Juni 2020.

Pelatihan bagi para dokter relawan dilakukan secara rutin, yakni tiga hingga empat kali secara live setiap harinya dengan membahas topik dari cabang ilmu yang berbeda-beda.

Setelah menyelesaikan pelatihan, para dokter akan disalurkan ke beberapa lokasi titik tempat pasien Covid-19 yaitu di Wisma Atlet Kemayoran dan rumah sakit daerah lainnya di Indonesia, dengan semua akomodasi ditanggung oleh pemerintah.

Data pada 22 Juni lalu, menunjukkan sebanyak 981 dokter telah mendaftar yang terdiri dari 763 dokter umum dan sisanya dokter spesialis.

Advertising
Advertising

Kemudian, sebagian besar dokter relawan yang tergabung berasal dari pulau Jawa dengan anggota terbanyak dari DKI Jakarta, Tangerang dan Bandung. Sejumlah 40 persen berasal dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi hingga Flores.

Salah satu pemateri, Prof. Syafri Kamsul Arif dari Perhimpunan Dokter Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) mengatakan, materi pelatihan yang diberikan salah satunya penanganan pasien Covid-19 yang berpusat pada upaya pencegahan perburukan penyakit, khususnya teknik penanganan pasien kritis.

"Hal ini dikarenakan para dokter yang sudah direkrut akan lebih banyak bertemu pasien dalam tahap lanjut dari penyakit Covid-19 dan bukan yang baru memiliki gejala awal ataupun pasien dalam pengawasan (PDP)," kata Syafri.

Selain pelatihan, Docquity juga memungkinkan para dokter saling berbagi informasi kesehatan, informasi obat dan pelayanan yang cepat bagi pasien.

Mereka juga dapat berdiskusi dan bertukar pengalaman medis kepada para tenaga kesehatan lainnya serta membagikan dan mempelajari artikel dan jurnal dunia kesehatan dari seluruh penjuru Asia yang diperbaharui setiap minggu.

Amit berharap hal ini bisa berdampak sangat besar tidak hanya untuk kesembuhan pasien, tapi juga keamanan pasien dan petugas medis yang terlibat di dalam pelayanan sesuai standarisasi WHO.

ANTARA

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

13 menit lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

9 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

15 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya