Bahaya Radiasi Ultraviolet

Reporter

Editor

Minggu, 21 September 2008 21:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Tak ada kulit cokelat yang aman bila disebabkan oleh radiasi ultraviolet (UV). Begitulah kesimpulan serangkaian paper yang dipublikasikan dalam Pigment Cell & Melanoma Research edisi Oktober, jurnal resmi International Federation of Pigment Cell Societies (IFPCS) dan Society for Melanoma Research.
Para peneliti terkemuka dalam bidang biologi sel, dermatologi, dan epidemiologi yang menulis laporan tersebut telah memeriksa efek radiasi UV pada kulit, termasuk radiasi dari bilik-bilik pencokelat kulit dalam ruangan. Selain menekankan perlunya riset lebih dalam tentang radiasi UV, mereka meminta agar penggunaan bilik pencokelat kulit terlarang bagi orang di bawah 18 tahun, termasuk melarang semua publikasi yang mengklaim tanning bed aman.
Paparan radiasi UV, misalnya dari aktivitas berjemur di bawah teriknya matahari atau memakai bilik tidur yang diberi lampu-lampu UV, mempengaruhi kulit dalam sejumlah cara, termasuk menyebabkan kerusakan DNA, photoaging (kerusakan kulit karena paparan sinar matahari yang kronis) dan kanker kulit. Radiasi UV adalah karsinogen atau agen penyebab kanker yang paling sering ditemukan pada manusia, dan kulit adalah organ yang paling umum terserang kanker.
Meski penelitian lebih lanjut masih diperlukan, data menunjukkan bahwa bilik pencokelat kulit, yang paling banyak digunakan oleh perempuan muda, terkait dengan peningkatan risiko melanoma, bentuk kanker kulit terganas. Hal ini tentu bertentangan dengan gagasan bahwa tanning bed aman.
David E. Fisher, dermatologis dan Presiden Society of Melanoma Research, yang menulis salah satu makalah itu, telah mengeksplorasi isu sosial dan mekanisme molekuler yang berhubungan dengan pencokelatan kulit memakai paparan UV. Dalam riset yang dibantu sejumlah ilmuwan dari Massachusetts General Hospital, Boston, Fisher melaporkan bahwa pencokelatan kulit dan kanker kulit tampaknya diawali kejadian yang sama, yaitu kerusakan DNA yang disebabkan oleh paparan UV. "Sehingga kami berpendapat bahwa kulit cokelat yang aman dengan UV mustahil secara fisik," kata Fisher.
Fisher menyatakan paparan radiasi UV adalah salah satu penyebab risiko kanker dan kematian yang tak dapat dihindari. "Meski genetik dan faktor lain tidak diragukan juga berkontribusi pada risiko kanker kulit, peran UV tidak dapat diperdebatkan lagi," kata Fisher. "Upaya untuk membingungkan publik, terutama untuk tujuan ekonomi yang dilakukan industri indoor tanning, harus diperangi demi kesehatan masyarakat."
Dua paper lain ditulis oleh Marianne Berwick, epidemiologis dari University of New Mexico Cancer Research and Treatment Center, dan Dorothy C Bennett, dermatologis dari Division of Basic Medical Sciences, St George's, University of London, Inggris.

SCIENCEDAILY | TJANDRA

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

15 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

46 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

46 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

46 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya