J&J Mulai Uji Calon Vaksin Covid-19 Satu Suntikan pada 60 Ribu Relawan

Kamis, 24 September 2020 13:51 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Johnson & Johnson (J&J) memulai uji coba terakhir dari kandidat vaksin Covid-19 pada 60 ribu orang pada Rabu, 23 September 2020. Dalam uji coba, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat itu melakukan suntikan tunggal yang berpotensi menyederhanakan distribusi jutaan dosis dibandingkan dengan pesaing utama yang menggunakan dua dosis.

"Kami berharap hasil uji coba Tahap III selesai pada akhir tahun atau awal tahun depan," ujar Paul Stoffels, kepala petugas ilmiah J&J, dalam konferensi pers bersama dengan pejabat dari National Institutes of Health dan Administrasi Presiden Amerika Donald Trump.

Dikutip Reuters, Rabu, 23 September 2020, semua pesaingnya seperti Moderna, Pfizer dan AstraZeneca, memerlukan dua suntikan yang dipisahkan beberapa minggu, yang membuatnya jauh lebih sulit untuk diberikan.

Menurut peneliti vaksin Harvard yang membantu merancang vaksin Covid-19 J&J, Dan Barouch, manfaat vaksin sekali pakai berpotensi besar dalam hal kampanye imunisasi massal dan pengendalian pandemi global.

J&J menerbitkan protokol studi terperinci untuk uji coba fase 3 pada Rabu di situs web perusahaan. Bergabung dengan tiga pembuat vaksin lain yang telah membuat rencana studi ini tersedia dalam beberapa pekan terakhir setelah seruan untuk peningkatan transparansi dalam uji coba.

Stoffels mengatakan J&J memulai uji coba fase 3 setelah melihat hasil positif dalam uji coba fase 1/2 di Amerika Serikat dan Belgia. Perusahaan berencana untuk merilis hasil tersebut dalam waktu dekat.

"Keamanan dan tingkat perlindungan dalam penelitian tersebut setara dengan apa yang terlihat dalam penelitian hewan perusahaan, dan hasil menunjukkan bahwa dosis tunggal dapat menawarkan perlindungan yang cukup untuk waktu yang lama," tutur Stoffels.

Uji coba tahap akhir J&J akan dilakukan di 215 situs di Amerika Serikat, Afrika Selatan, Argentina, Brasil, Chili, Kolombia, Meksiko, dan Peru. Perusahaan berencana untuk memproduksi sebanyak satu miliar dosis pada 2021, dan lebih banyak lagi setelahnya.

Tujuan dari uji coba ini adalah untuk menguji apakah vaksin dapat mencegah Covid-19 pada pasien sedang hingga parah setelah satu dosis. Selain itu, juga akan melihat apakah vaksin dapat mencegah penyakit serius yang memerlukan intervensi medis dan apakah bisa mencegah kasus yang lebih ringan dari virus itu.

"Ini diperkirakan akan memakan waktu enam minggu hingga dua bulan untuk mendaftarkan uji coba, dan kami berharap mendapatkan jawaban tentang apakah vaksin itu bekerja sekitar akhir tahun atau awal tahun depan," kata Stoffels menambahkan.

Tidak jelas seberapa cepat perusahaan dapat memperoleh persetujuan regulasi, tapi J&J berencana memproduksi dosis sebelum persetujuan, sehingga dapat memulai distribusi dengan cepat. Uji coba ini akan diawasi oleh Badan Pemantau Keamanan dan Data (DSMB) independen yang akan meninjau keamanan dan efektivitas vaksin.

Sementara, menanggapi kabar tersebut Trump melalui akun Twitter-nya mengatakan bahwa itu berita besar. "Banyak perusahaan hebat memperlihatkan hasil yang luar biasa. Badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA) harus bergerak cepat," cuit di media sosialnya.

REUTERS | JOHNSON & JOHNSON | BLOOMBERG


Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

8 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

12 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

21 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

24 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

28 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

28 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

33 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

34 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya