5 Fakta Pengobatan Covid-19 Trump: Dexamethasone, Remdesivir
Reporter
Terjemahan
Editor
Erwin Prima
Senin, 5 Oktober 2020 10:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Para dokter muncul di hadapan wartawan di luar Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed pada Minggu pagi, 4 Oktober 2020, untuk menginformasikan kepada publik tentang status kesehatan Presiden Donald Trump setelah dinyatakan positif Covid-19.
Dokter Gedung Putih Sean Conley mengatakan presiden membaik dan, setelah itu Trump menunjukkan kemajuannya dengan melambaikan tangan kepada pendukung dari kursi belakang sebuah SUV saat melewati pendukungnya.
Meski dokter mengatakan Trump mungkin akan dipulangkan paling cepat pada hari Senin, beberapa pakar kesehatan merasa terusik dengan rincian kondisi dan perawatannya.
Berikut 5 fakta terapi yang dijalani Trump, sebagaimana dilaporkan USA Today, 4 Oktober 2020.
1. Obat dexamethasone
Dalam konferensi pers itu, Dr. Brian Garibaldi, mengatakan, “Kami telah memulai terapi dexamethasone dan dia menerima dosis pertamanya kemarin ... Jika dia terus terlihat dan merasa sebaik yang dia lakukan hari ini, harapan kami adalah kami dapat merencanakan pelepasan sedini mungkin (Senin) ke Gedung Putih di mana dia dapat melanjutkan langkah pengobatannya."
Dexamethasone diketahui hanya terbukti bermanfaat bagi pasien Covid-19 yang sakit parah. Russell Buhr, seorang profesor kedokteran paru dan perawatan kritis di University of California-Los Angeles, mengatakan pasien direkomendasikan steroid itu jika mereka membutuhkan oksigen tambahan atau memerlukan ventilasi mekanis. "Itu tidak diberikan sebagai profilaksis pre-emptive," katanya.
Dexamethasone juga biasanya tidak disarankan untuk pasien dengan gejala ringan, karena steroid kadang-kadang dapat “menghalangi kemampuan tubuh Anda untuk melawan virus,” kata Dr. Onyema Ogbuagu dari Yale Medicine kepada USA TODAY pada bulan Juni.
Sementara para peneliti menemukan bahwa dexamethasone dapat mengganggu manfaat remesdivir, obat lain yang sedang dipakai Trump. "Dokter perlu berhati-hati tentang interaksi ini," tulis mereka dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Agustus di jurnal SN Comprehensive Clinical Medicine.
2. Obat remdesivir...
<!--more-->
2. Obat remdesivir
Menurut Dr. Brian Garibaldi, Presiden Sabtu malam menyelesaikan dosis kedua remdesivir. “Dia mentolerir infus itu sementara kami telah memantau potensi efek samping dan dia tidak mengalami sesuatu yang dapat kami sampaikan.”
Remdesivir dipakai secara intravena selama lima hari. Biasanya diberikan kepada pasien yang membutuhkan oksigen tetapi tidak memerlukan ventilasi. Pada bulan Agustus, FDA menyetujui obat tersebut untuk digunakan secara luas - meski mendapat beberapa perhatian dari para ahli.
Efek samping remdesivir, menurut Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular Universitas Minnesota, termasuk mual, kemungkinan kerusakan hati, dan memburuknya kegagalan pernapasan.
3. Penurunan saturasi oksigen (hipoksemia)...
<!--more-->
3. Penurunan saturasi oksigen (hipoksemia)
Terkait penurunan sementara dalam saturasi oksigen Donald Trump, Dr. Sean Conley mengatakan ada episode demam tinggi sesaat dan penurunan sementara pada kejenuhan, yang mendorong dokter untuk bertindak tepat untuk memindahkan Trump ke rumah sakit.
“Untungnya, itu benar-benar episode terbatas yang sangat sementara ... Kemarin ada episode lain di mana dia turun sekitar 93 persen. Dia (tidak) pernah merasa sesak, kami mengawasinya dan itu kembali lagi.”
Penurunan sementara pada saturasi oksigen - atau kadar oksigen dalam darah pasien - dikenal sebagai hipoksemia. “Oksigen tambahan biasanya diberikan kepada pasien yang tingkat saturasi oksigennya berkurang menjadi sekitar 92 persen,” kata Buhr.
Ada kemungkinan Trump mungkin mengalami silent hypoxemia, yang terjadi saat pasien tidak mengalami sesak napas, meskipun kadar oksigen darah sangat rendah.
Pasien yang kembali menggunakan oksigen setelah sebelumnya diambil darinya, jelas profesor pulmonologi Universitas Washington, Dr. J Randall Curtis, mungkin "menjadi sedikit lebih buruk."
4. Hasil Sinar-X dan CT Scan...
<!--more-->
4. Hasil Sinar-X dan CT Scan
Menjawab pertanyaan soal hasil sinar-X dan CT scan, kemungkinan tanda-tanda pneumonia, dan adanya kerusakan paru, Dr. Sean Conley mengatakan: “Ya, jadi kami melacak semua itu. Ada beberapa temuan, tetapi tidak ada masalah klinis yang utama.”
Curtis mengatakan pneumonia Covid-19 biasanya dapat dilihat sebagai kelainan pada rontgen dada. Kelainan muncul sebagai "pola ground-glass", mengacu pada area putih berkabut pada sinar-X atau CT scan paru yang menunjukkan infeksi atau pembengkakan. Jaringan paru-paru khas muncul sebagai abu-abu.
Dalam pengalaman Curtis merawat lebih dari 100 pasien Covid-19 di Seattle, orang yang membutuhkan oksigen dan mendapatkan dexamethasone biasanya menunjukkan bukti kerusakan paru-paru.
Pneumonia adalah infeksi di paru-paru yang menyebabkan peradangan di alveoli, kantung udara kecil di paru-paru yang mentransfer oksigen dari paru-paru ke aliran darah. Ini dapat berkisar dari ringan hingga sangat parah.
5. Perlu Beraktivitas...
<!--more-->
5. Perlu Beraktivitas
Menjawab alasan pentingnya bagi Donald Trump untuk 'bangun dari tempat tidur sebanyak mungkin', Dr. Brian Garibaldi, mengatakan, “Rencana kami hari ini adalah membuatnya makan dan minum, bangun dari tempat tidur sebanyak mungkin untuk bergerak.”
Dokter merekomendasikan pasien Covid-19 untuk berjalan selama pemulihan. Berjalan meningkatkan aliran darah oksigen ke seluruh tubuh sambil mempertahankan fungsi pernapasan normal, menurut OakBend Medical Center, dekat Houston. Ini juga dapat membantu menghentikan perkembangan penggumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke.
Namun, para ahli mengatakan pasien tidak boleh memaksakan diri. Noah Greenspan, ahli terapi fisik kardiopulmoner dan pendiri Pulmonary Wellness Foundation di New York City merekomendasikan pasien secara bertahap meningkatkan olahraga mulai dari dua menit berjalan kaki sehari.
Sumber: USA TODAY