Kecanduan Game Online di Masa Pandemi, Waspada Gaming Disorder

Reporter

Tempo.co

Selasa, 13 Oktober 2020 22:47 WIB

Pengunjung berkonsentrasi saat bermain game online di warung Game Online Freedom di kawasan Sekar Pace, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu, 8 Juli 2020. Semenjak diberlakukannya tahapan New Normal, pemilik warung game online memasang sekat plastik di antara tempat duduk dan membatasi jam bermain untuk anak yang belum mempunyai kartu tanda penduduk. Tempo/Bram Selo Agung Mardika

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah memaksa sebagian besar masyarakat beraktivitas dari rumah. Rasa bosan lalu menjadi musuh utama mereka dan kerap diatasi dengan berselancar di dunia maya dan media sosial via smartphone, termasuk bermain game online.

Hyper-Casual Gaming dari Adjust melaporkan pengunduhan aplikasi game seluler pada akhir Maret 2020 saja--beberapa pekan setelah status pandemi ditetapkan--sudah mengalami peningkatan sebesar 75 persen dibanding akhir Maret 2019. Selain itu, waktu bermain para pengguna game online juga mengalami peningkatan sebesar 47 persen.

Di tanah air, pemandangan anak-anak yang terpaku dengan gawainya juga jamak terlihat dan bikin resah orang tua. Tapi mereka kerap tak punya pilihan karena butuh 'teman' pengganti untuk membunuh waktu--di luar jam belajar yang juga online.

Para orang tua pantas resah karena di balik meningkatnya aktivitas game online itu, ada ancaman yang mengintai bernama Gaming Disorder yang bisa mempengaruhi kesehatan psikis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendaftarkan kondisi ini ke dalam daftar klasifikasi penyakit internasional (ICD) edisi ke-11 sejak pertengahan 2018 lalu.

Beberapa kasus kematian yang berhubungan dengan game online bahkan telah beberapa kali dilaporkan. Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di India, misalnya, mengakhiri hidupnya sendiri setelah sang ayah memintanya berhenti bermain game berjenis Battle Royale pada Juli lalu.

Advertising
Advertising

Kasus game online maut juga dicatat di negara yang merupakan pasar smartphone kedua terbesar di dunia itu pada Januari lalu. Seorang pria berusia 25 tahun meninggal akibat stroke otak setelah bermain game berhari-hari.

Baca juga:
Game Fortnite Akibatkan Ratusan Perceraian di Inggris

Meskipun demikian, tidak mudah mendiagnosis seseorang mengidap Gaming Disorder. Menurut WHO, seseorang harus menunjukkan beberapa gejala yeng mempengaruhi fungsi pribadi, sosial, pendidikan, pekerjaan, dan hal lainnya. Gangguan tersebut juga harus terlihat sekurang-kurangnya selama 12 bulan.

<!--more-->

Selain itu, Kepala Pusat Nasional untuk Gangguan Permainan (NCGD), Henrietta Bowden-Jones, mengatakan gejala biasanya sudah ada sebelum orang itu kecanduan bermain game. Menurutnya, beberapa pasien adalah orang-orang yang secara pribadi memiliki kehidupan yang kurang sempurna.

"Mereka mungkin dirundung di sekolah, atau memiliki hubungan yang rumit, jadi satu-satunya cara mereka untuk berhubungan dengan orang lain adalah secara online,” kata Bowden.

Gaming Disorder sendiri merupakan pola perilaku bermain game yang tidak terkendali sehingga mengganggu minat dan aktivitas lain. Ada banyak alasan yang membuat para gamers kecanduan dan tidak bisa berhenti begitu saja.

Bowden mengatakan beberapa jenis game menuntut permainan secara berkelompok. Situasi tersebut akan membuat seseorang merasa bersalah ketika harus keluar dari permainan dan berisiko tidak dilibatkan dalam permainan selanjutnya.

Selain itu, psikolog klinis NCGD, Rebecca Lockwood, mengatakan pelarian dan identitas yang ditawarkan beberapa game online dapat membuat para pemainnya kecanduan. “Game adalah tempat yang aman, Anda dapat membuat identitas baru untuk diri anda sendiri,” kata Rebecca, dikutip dari National Geographic.

Baca juga:
Diteliti, Kemampuan Virus Corona Covid-19 Tinggal di Layar Kaca Smartphone

Lebih lanjut, Bowden menyebutkan ada tiga jenis game utama yang berdampak pada pasiennya di NCGD. Mereka adalah multi-player online battle arena Games (MOBA), massively multi-player online role-playing games (MMORPG), dan permainan Battle Royale.

MUHAMMAD AMINULLAH | ZW | BERBAGAI SUMBER

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

13 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

22 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

23 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

1 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

1 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

3 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya