Covid-19, Dokter Paru FKUI Peringatkan Bahaya Superspreader di Klaster Keluarga
Reporter
Antara
Editor
Zacharias Wuragil
Senin, 28 Desember 2020 09:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Anna Rozaliyani, mengingatkan kewaspadaan terhadap potensi penularan Covid-19 dalam klaster keluarga. Selama ini, masyarakat menganggap lingkup keluarga adalah yang paling aman dari penularan wabah penyakit menular yang sedang menciptakan pandemi tersebut.
Padahal, Anna menjelaskan, lingkungan keluarga juga masih memiliki risiko penularan Covid-19. Risiko dibawa oleh anggota keluarga yang masih bekerja atau berkegiatan di luar rumah dan tidak menerapkan protokol kesehatan dengan benar.
"Ketika orang menganggap keluarga adalah tempat yang paling aman, tapi tetap tidak steril dari kemungkinan virus masuk ke rumah karena masih ada anggota keluarga yang tertular kemudian kembali ke rumah," katanya.
Anna mengungkap itu dalam Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia tentang kesehatan lansia yang dilakukan secara daring, Minggu 27 Desember 2020. Dia mengingatkan setiap anggota keluarga yang berkegiatan di luar rumah untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dengan benar agar tidak pulang dengan membawa virus.
Terlebih lagi ada kemungkinan anggota keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19 namun tidak menimbulkan gejala. Mereka merasa sehat-sehat saja, namun sebenarnya dapat menulari virus kepada anggota keluarga lain di rumah.
"Sebaiknya setelah berkegiatan di luar rumah, sampai rumah tidak melakukan apa-apa dulu tetapi langsung mandi, membersihkan diri," kata Anna yang juga bertugas sebagai dokter yang menangani pasien Covid-19 di RS Darurat Wisma Atlet.
Dia menyebut kemungkinan anggota keluarga bisa menjadi "superspreader". Tak terkecuali anak-anak. Menurut Anna, walaupun 80 persen pasien Covid-19 hanya menimbulkan gejala ringan hingga sedang dan bisa pulih, ada 20 persen kasus yang mengalami gejala berat, yaitu sebanyak 15 persen. Sebanyak 5 persen dari pemilik gejala berat itu pun bisa terdampar di ruang ICU.
Baca juga:
Studi FKUI: Pasien Covid-19 di Indonesia 59 Persen Pria, Usia Rata-rata 44,5 Tahun
Anna meminta masyarakat, khususnya kelompok yang berisiko tinggi ketika tertular, untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin. "Kasus berat dan kematian meningkat pada orang dengan penyakit penyerta, seperti penyakit jantung, diabetes melitus, penyakit paru kronis, hipertensi, kanker, dan usia di atas 60 tahun dan satu lagi kondisi yang memperburuk, yaitu obesitas atau kegemukan," kata dia.