Terumbu Karang di Perairan Raja Ampat Rusak Akibat Perlintasan Kapal

Reporter

Tempo.co

Rabu, 17 Maret 2021 16:06 WIB

Pemandagan gugusan bukit kars Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 19 November 2016. Dari pelabuhan Waisai yang merupakan pusat Administrasi Kabupaten Raja Ampat, perjalanan ke Pianemo bisa ditempuh sekitar 23 jam tergantung keadaan cuaca dengan speedboat atau kapal. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Jakarta - Kepulauan Raja Ampat yang terletak di Provinsi Papua Barat ini menjadi salah satu destinasi unggulan bagi pariwisata Indonesia. Salah satu yang menarik dari tempat ini adalah pemandangan bawah lautnya yang menyimpan berbagai macam terumbu karang dan biota laut lainnya.

Keindahan bawah laut Pulau Raja Ampat sangat berpengaruh besar pada kehidupan masyarakat sekitarnya, kehidupan bawah laut, hingga sektor pariwisata disana. Tidak heran hal ini membuat Greenpeace pernah melaukan kampanye untuk menjaga keindahan bawah laut Raja Ampat pada 2018 lalu.

Total keseluruahan luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hectare, namun sekitar 35,15 persen terumbu karang di Indonesia rusak. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2017 lalu.

Untuk kerusakan terumbu karang di Raja Ampat, banyak disebabkan oleh kapal-kapal yang melempar jangkar sembarangan sehingga menyebabkan kerusakan ekosistem dibawah laut. Tidak hanya itu banyaknya kapal-kapal kandas yang melintasi perairan Raja Ampat turut menjadi penyebab hancurnya terumbu karang.

Baca: Kapal Kandas Di Raja Ampat KKP Kumpulkan Bukti Kerusakan Ekosistem

Pada 2017 lalu, kapal pesiar MV Caledonian Sky yang sedang melakukan perjalanan wisata menuju Bitung, Sulawesi kandas di perairan Raja Ampat. Kapal yang dinahkodai Kapten Keith Michael Taylor ini dikendarai dengan kecepatan 9,5 knot lalu kandas dan merusak 8 genus karang secara berkeping-keping. Oleh karena itu pemulihan terumbu karang ini membutuhkan waktu 10 tahun.

Advertising
Advertising

Dengan kejadian tersebut, pemerintah meminta ganti rugi kepada pihak Noble Caledonia sebesar Rp. 6 triliun. Hal ini dihitung dari luas kerusakan, adapun luas kerusakannya; 18.882 meter persegi dengan rincian 13.270 meter persegi rusak total serta 5.612 meter persegi rusak akibat empasan pasir dan patahan terumbu.

Februari lalu kembali ditemukan kapal kandas yang melewati perairan Raja Ampat. Letak kandas kapal tersebut berada di Pulau Yefmo, Kampung Meosmanggara, Distrik Waigeo Barat Kepulauan, Kab. Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.

Kapal ini merupakan kapal miliki Kementerian Perhubungan yang dioperasikan PT Pelayaran Berkat Abadi Jaya Makmur (Surabaya). Kapal ini digunakan untuk mengangkut barang dan penumpang.

“Kejadian kapal kandas seperti ini sangat disayangkan karena berpotensi besar merusak ekosistem laut terutama terumbu karang,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) Tb. Haeru Rahayu.

Dengan kandasnya kapal tersebut mengakibatkan kerusakan pada terumbu karang. Luas terumpu karang yang rusak mencapai 230 meter persegi. Sedangkan patahan ataupun rusak karang sepanjang 46 meter dengan lebar 1 sampai 5 meter dan ketinggian 1 sampai 2 meter.

GERIN RIO PRANATA

Berita terkait

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

13 jam lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

14 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

2 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

2 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

2 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

3 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

3 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

6 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

6 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya