LIPI Cari Antibiotik Baru dari Biota Laut, Sangat Potensial tapi ...

Selasa, 27 April 2021 11:21 WIB

Ilustrasi antibiotik (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berupaya mendapatkan senyawa untuk antibiotik baru dari biota laut. Menurut anggota tim peneliti, Anggia Prasetyoputri, ada beberapa kelebihan potensi antibiotik dari hewan laut dibandingkan dengan yang di darat.

“Di laut itu kondisi lingkungannya lebih keras dan tantangannya tinggi, ada tekanan air, ketersediaan makanan juga lebih terbatas,” kata periset dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI itu.

Dia mencontohkan spons laut yang hidupnya hanya di satu tempat. Ketika habitatnya bergeser, maka tantangan hidupnya lebih berat. Dia harus bisa melawan predator, berkompetisi dengan makhluk lain, dan menghadapi bakteri lain. “Agar bisa bertahan hidup dia menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang berpotensi menjadi antibiotik,” ujarnya yang dihubungi Senin, 26 April 2021.

Anggia menerangkan, riset dilakukan sejak awal 2020. Sejauh ini prosesnya masih menyaring beberapa kandidat biota laut yang telah dikoleksi LIPI apakah menghasilkan antibiotik. "Masih screening apakah senyawa kimianya bisa menghambat bakteri patogen, sekaligus mengidentifikasi bakteri mana saja yang telah resisten terhadap antibiotik,” katanya.

Menurut doktor lulusan Institute of Molecular Bioscience, University of Queensland, Australia, itu, antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri. Asal muasalnya dulu secara tidak sengaja ditemukan oleh Alexander Fleming yang menemukan penisilin dalam cawan petri percobaannya.

Advertising
Advertising

Sekarang antibiotik cukup bervariasi dan dibedakan berdasarkan cara kerjanya atau targetnya. Namun beberapa dekade belakangan tidak ada antibiotik baru yang ditemukan.

Antibiotik yang ada sekarang, Anggia menjelaskan, dibuat berdasarkan struktur antibiotik yang sudah ada. “Sehingga kemungkinan resistensi berkembang masih ada,” ujar Anggia.

Dari beberapa riset LIPI sebelumnya, beberapa biota laut juga berpotensi menghasilnya senyawa kimia untuk antikanker. Namun begitu, tim peneliti memerlukan waktu yang lama untuk memastikan senyawa biota laut dapat berguna untuk dunia kedokteran. Selain biaya penelitian yang mahal, risetnya bisa belasan tahun hingga lebih.

Proses yang bisa dipercepat seperti menyaring senyawa kandidat untuk antibiotik dengan metode algoritma. Ribuan senyawa bisa disaring tanpa harus menjajalnya satu per satu langsung di laboratorium. Tapi untuk uji aktivitas, toksisitas dan pra klinis, tetap memakan waktu panjang.

“Senyawa antibiotik harus dipastikan aman untuk manusia, itu butuh banyak sekali pengujian agar efektif dan aman,” kata Anggia.

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

18 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

18 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

31 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

36 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

36 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

6 Kegiatan Seru di Jakarta Aquarium untuk Liburan Akhir Pekan

2 Maret 2024

6 Kegiatan Seru di Jakarta Aquarium untuk Liburan Akhir Pekan

Salah satu kegiatan seru di akhir pekan yang bisa Anda coba adalah dengan mengunjungi Jakarta Aquarium. Berikut harga tiket, lokasi, dan jam bukanya.

Baca Selengkapnya

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

27 Februari 2024

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

Membekukan celana jins di dalam freezer diklaim bisa membuatnya segar dan bebas bau tak sedap tanpa perlu dicuci. Bagaimana faktanya?

Baca Selengkapnya

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

25 Februari 2024

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

Penyakit Whipple mengganggu pencernaan normal dengan mengganggu pemecahan makanan dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

21 Februari 2024

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.

Baca Selengkapnya