Roket Cina Jatuh Tak Terkendali ke Bumi, Ini yang Bisa Dilakukan Pentagon

Kamis, 6 Mei 2021 10:02 WIB

Suasana peluncuran roket Long March-5B dari Wenchang, Pulau Hainan, Cina, Selasa, 5 Mei 2020. Roket dengan panjang sekitar 53,7 meter dan massa lepas landas sekitar 849 ton, juga membawa modul pengembalian kargo. Xinhua/Tu Haichao

TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Pertahanan Amerika Serikat sedang melacak roket Cina Long March 5B. Roket itu akan jatuh dan diperkirakan memasuki atmosfer Bumi di luar kendali pada akhir pekan ini.

Dalam pernyataan resminya, Pentagon mengatakan telah mengetahui dan melacak lokasi Long March 5B di luar angkasa. Tapi, Pentagon mengaku tidak dapat menentukan titik masuknya ke atmosfer Bumi. Mereka baru bisa mengetahuinya sampai beberapa jam setelah re-entry roket itu terjadi.

“Diperkirakan (jatuh) pada 8 Mei," ujar Komando Luar Angkasa Amerika Serikat atau USSF, seperti dikutip Gadget NDTV, Rabu, 5 Mei 2021.

Hingga tenggat 8 Mei mendatang, Skuadron Kontrol Luar Angkasa ke-18 akan menawarkan pembaruan harian lokasi roket itu di Space-track.org. Pentagon menyatakan sudah melakukan itu sejak 4 Mei. “USSPACECOM akan memberikan informasi tambahan saat tersedia," kata komando itu.

Saat ini objek roket sepanjang sekitar 30,5 meter tersebut masih mengorbit Bumi setiap 90 menit. Roket melewati utara New York, Beijing dan sampai sejauh selatan Selandia Baru. Meskipun ada ancaman dari proses jatuhnya ke Bumi, kemungkinan besar roket akan tercebur di satu lautan atau di daerah terpencil.

Advertising
Advertising

Jonathan McDowell, astrofisikawan dari Pusat Astrofisika, Harvard University, AS, menjelaskan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan puing-puing roket tersebut. Menurutnya, risiko bahwa akan ada kerusakan atau akan menimpa seseorang cukup kecil.

“Tidak dapat diabaikan karena itu bisa terjadi tetapi risiko bahwa hal itu akan jatuh di atas Anda sangat kecil,” tutur dia.

Alih-alih roket jatuh tak terkendali, kekhawatiran justru disuarakan atas misi dari roket Cina itu yang disebut sebagai ambisi klandestin di balik pembangunan stasiun antariksa. Sebuah laporan intelijen yang baru-baru ini dirilis oleh Kantor Direktorat Intelijen Nasional Amerika mengatakan bahwa Cina akan terus mengintegrasikan layanan seperti pengintaian dan penentuan posisi satelit, navigasi, dan waktu, termasuk komunikasi satelit ke dalam senjatanya.

CNN | FOX NEWS | GADGET NDTV

Baca juga:
Foto Detil Batu Hajar Aswad, Ini Penjelasa dari Arab Saudi

Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

4 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

7 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

9 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

10 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

10 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

10 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

11 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

12 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

12 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

17 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya