BioNTech Akan Bangun Pabrik Vaksin Covid-19 di Singapura

Selasa, 11 Mei 2021 06:37 WIB

Petugas medis menunjukan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech COVID-19. Badan Obat Norwegia (NMA) mengatakan hasil otopsi terhadap 13 jenazah menunjukkan bahwa efek samping umum vaksin covid-19 REUTERS/Andreas Gebert

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan bioteknologi Jerman pembuat vaksin Covid-19, BioNTech, mengumumkan akan mendirikan kantor pusat Asia Tenggara di Singapura dan membangun fasilitas manufaktur untuk memproduksi vaksin messenger RNA (mRNA) dan obat-obatan lainnya untuk mengobati penyakit menular dan kanker.

CEO dan Founder BioNTech Ugur Sahin menjelaskan, memiliki banyak jaringan produksi merupakan langkah strategis yang penting dalam membangun jejak dan kapabilitas global.

Dengan fasilitas produksi vaksin berbasis mRNA yang direncanakan itu, pihaknya akan meningkatkan kapasitas jaringan secara keseluruhan. “Dan memperluas kemampuan kami untuk memproduksi dan mengirimkan vaksin dan terapi mRNA kami kepada orang-orang di seluruh dunia,” ujar dia, seperti dikutip CNBC, Senin, 10 Mei 2021.

Pabrik tersebut diperkirakan mampu menghasilkan ratusan juta dosis vaksin berbasis mRNA setiap tahun, tergantung pada vaksin spesifiknya, sehingga akan memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan produksi untuk Asia Tenggara guna mengatasi ancaman pandemi di masa depan.

“Fasilitas itu bisa beroperasi paling cepat 2023,” kata perusahaan bioteknologi yang berbasis di Mainz, Jerman itu.

Advertising
Advertising

Ekspansi BioNTech didukung oleh Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura—badan pemerintah di bawah kementerian perdagangan. Usaha tersebut diharapkan dapat menciptakan hingga 80 pekerjaan tambahan di negara tersebut.

Sebelumnya, tahun lalu BioNTech mendirikan kantor pusatnya di Amerika Serikat, tepatnya di Cambridge, Massachusetts. Perusahaan itu bekerja sama dengan produsen obat Amerika, Pfizer, mengembangkan vaksin untuk Covid-19 menggunakan teknologi mRNA dengan bahan genetik untuk memicu respons kekebalan terhadap virus.

Saat ini, Amerika telah mendistribusikan 170 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech di bawah otorisasi darurat dari badan obat dan makanan Amerika (FDA). Perusahaan tersebut telah memulai proses untuk mendapatkan persetujuan penuh untuk vaksinnya digunakan pada orang berusia 16 tahun ke atas di Amerika.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) diperlukan dua suntikan yang berselang 21 hari. “Vaksin ini 95 persen efektif mencegah penyakit Covid-19 yang dikonfirmasi di laboratorium pada orang tanpa bukti infeksi sebelumnya,” tutur CDC.

Sejak vaksinasi terhadap Covid-19 dimulai, negara-negara telah berjuang untuk mendapatkan akses yang cukup untuk menyuntik populasi mereka. Bulan lalu, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengatakan negara-negara kaya telah menerima sebagian besar suntikan vaksin Covid-19, sementara negara-negara miskin memperoleh kurang dari 1 persen.

CNBC | BIONTECH

Baca:
Di Qatar, Vaksin Pfizer Efektif Jinakkan Virus Covid-19 Paling Berbahaya

Berita terkait

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

1 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

1 hari lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

2 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

2 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

3 hari lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

4 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

5 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

6 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya