Setelah Letusan 2018, Gunung Anak Krakatau Tumbuh Cepat dan Senyap

Sabtu, 22 Mei 2021 10:30 WIB

Erupsi Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 saat berlayar di Selat Sunda, Lampung, Selasa 1 Januari 2019. Gunung Anak Krakatau mulai diketahui tumbuh pada 20 Januari 1930 hasil dari letusan Gunung Krakatau pada Agustus 1883. Anak Krakatau muncul akibat erupsi kompilasi pada 11 Juni 1927 dengan komposisi magma basa muncul di pusat komplek Krakatau. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Bandung - Gunung Anak Krakatau kini tengah dalam proses rekonstruksi atau pembangunan kembali tubuhnya. Berdasarkan riset terbaru, sekitar separuh badan gunung api di Selat Sunda itu hancur saat letusan 22 Desember 2018 yang disusul kejadian tsunami. Pertumbuhannya tergolong cepat dan senyap.

Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Nia Haerani mengatakan, hingga saat ini tidak ada aktivitas erupsi atau letusan dari Gunung api Anak Krakatau. “Aktivitas didominasi oleh pelepasan gas-gas vulkanik berupa hembusan di atas puncak atau kubah lava,” katanya Jumat, 21 Mei 2021.

Gunung yang muncul dari dasar laut itu, menurutnya, sedang membentuk kubah lava seiring proses keluarnya batuan dari titik letusan pada 22 Desember 2018. Batuan dari perut bumi itu menumpuk hingga membentuk morfologi seperti kubah dan bisa semakin tinggi.

Menurut vulkanolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrachman, pertumbuhan Gunung Anak Krakatau tergolong cepat. “Setelah letusan 2018 yang muncul ke permukaan sekarang 150-200 mdpl,” katanya, Rabu, 19 Mei 2021. Sebelum letusan, ketinggiannya 333 meter dari permukaan laut (mdpl).

Berdasarkan risetnya, pertumbuhan Anak Krakatau bisa cepat karena gunung itu punya dua faktor pengisi magma. “Berkaitan dengan subduksi dan lapisan mantel bumi, jadi satu wadah diisi dua sumber,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Mirzam mengatakan terhitung sejak 2010-2018, gunung itu membangun kembali dan meletus hampir setiap dua tahun sekali. Kini polanya agak berbeda, yaitu sudah lebih dari dua tahun atau lebih lama dari biasanya. “Sekarang mau tiga tahun, kita lihat saja perkembangannya sebagai tanda peringatan,” katanya.

Dengan letusannya pada 2018 yang diiringi tsunami ke selatan Sumatera dan barat Jawa dan memakan korban jiwa, aktivitas Gunung Anak Krakatau perlu dipantau bersama oleh peneliti dan lembaga terkait. Pantauan dari citra satelit, menurut Mirzam, bisa diakses secara langsung (real time), selain pantauan dari pos pengamatan gunung api.

Baca:
Erupsi dan Tsunami 2018, Separuh Gunung Anak Krakatau Hancur

Berita terkait

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

6 jam lalu

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

Sebanyak dua desa di Gunung Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, bakal dikosongkan.

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

13 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

2 hari lalu

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

Gunung Ruang kembali meletus dan mengeluarkan kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari atas puncak.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

2 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

7 Tips Ikut Open Trip Naik Gunung Agar Tak Kena Tipu

3 hari lalu

7 Tips Ikut Open Trip Naik Gunung Agar Tak Kena Tipu

Sebelum mendaki, sebaiknya ketahui beberapa tips ikut open trip naik gunung agar tidak kena tipu oknum. Berikut beberapa tipsnya.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

5 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang Tersisa Sepekan, Pendataan Masyarakat Masih Jadi PR

10 hari lalu

Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang Tersisa Sepekan, Pendataan Masyarakat Masih Jadi PR

BNPB mencatat masih ada pekerjaan rumah pada pendataan masyarakat yang terkena dampak bencana erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

10 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Penurunan status tersebut seiring dengan menurunnya aktivitas gempa vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan, Letusan Masih Terjadi

10 hari lalu

Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan, Letusan Masih Terjadi

Erupsi Gunung Ruang masih terjadi secara berkala dan menyemburkan abu vulkanik yang dapat berisiko bagi kesehatan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Profil Gunung Ruang yang Mengalami Erupsi di Sulawesi Utara

13 hari lalu

Profil Gunung Ruang yang Mengalami Erupsi di Sulawesi Utara

Gunung Ruang salah satu gunung berapi aktif di Sulawesi Utara. Gunung ini mengalami letusan eksplosif terbaru dalam kurun waktu 22 tahun terakhir

Baca Selengkapnya