Bagaimana Cara Kerja Alat EWS UGM Bisa Prediksi Gempa Tiga Hari Sebelum Kejadian

Reporter

Tempo.co

Minggu, 6 Juni 2021 11:52 WIB

Alat early warning system karya tim peneliti UGM . Foto Humas UGM

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Peneliti Sistem Peringatan Dini (EWS) Gempa Universitas Gadjah Mada atau UGM, Prof Sunarno, mengklaim alat yang mereka kembangkan berhasil mendeteksi gempa tiga hari sebelum kejadian. Namun, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, meragukan kemampuan alat deteksi gempa buatan tim peneliti UGM tersebut, pasalnya, tanpa diprediksi pun, gempa-gempa kecil sering terjadi hingga belasan kali setiap hari di wilayah Indonesia.

Terlepas dari kontroversi tersebut, lalu bagaimana cara kerja alat Sistem Peringatan Dini atau disebut juga dengan EWS buatan tim peneliti UGM ini? Berikut ulasannya dilansir dari laman UGM.

Menurut Sunarno, alat deteksi gempa yang dikembangkan timnya sejak 2018 ini beroperasi dengan teknologi triangulasi yang dapat memberikan prediksi titik pusat gempa atau episentrum secara lebih presisi. Adapun komponen EWS buatan UGM yaitu terdiri dari detektor untuk mendeteksi perubahan lever air tanah dan gas radon, pengkondisi sinyal, kontroler, serta sumber daya listrik dan penyimpan data. Alat EWS buatan UGM ini memanfaatkan teknologi Internet of Thing atau IoT.

Sunarno menjelaskan, alat tersebut beroperasi mendeteksi perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah. Saat akan terjadi gempa tektonik atau lempengan, akan muncul fenomena anomali alam dengan meningkatnya paparan gas radon alam dari dalam tanah dan naik turunnya permukaan air tanah secara signifikan.

“Dua informasi ini dideteksi oleh alat EWS dan akan segera mengirim informasi ke handphone saya dan tim. Selama ini informasi sudah bisa didapat dua atau tiga hari sebelum terjadi gempa di antara Aceh hingga NTT,” ungkap Sunarno, yang juga merupakan Ketua tim riset Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM.

Advertising
Advertising

Sejauh ini, menurut Sunarno, telah ada lima stasiun pantau EWS yang tersebar di DIY, sistem peringatan dini gempa tersebut telah digunakan untuk memprediksi gempa, dan hanya membutuhkan waktu 5 detik untuk mengirim data ke server melalui IoT. Kelima stasiun pantau tersebut berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY dan belum terpasang di daerah lain.

“Jika seandainya terpasang di antara Aceh hingga NTT kita dapat memperkirakan secara lebih baik, yakni dapat memprediksi lokasi lebih tepat,” kata Sunarno, dilansir dari www.ugm.ac.id.

Dengan latar belakang Indonesia sebagai negara yang tepat berada di tiga lempeng tektonik dunia yang rentan terjadi gempa bumi, Sunarno mengatakan alat deteksi untuk peringatan dini gempa ini dikembangkan sebagai mekanisme kesiapsiagaan masyarakat, aparat, dan akademisi untuk mengurangi risiko akibat bencana gempa bumi.

Sunarno mengklaim alat pendeteksi gempa buatan UGM tersebut mampu mendeteksi tiga sampai tujuh hari sebelum gempa terjadi. Untuk lokasi antara Aceh dan NTT, Sunarno mengatakan alat tersebut mampu memprediksi gempa tiga hari sebelum kejadian, sementara untuk wilayah Daerah Istimewa atau DI Yogyakarta, lokasi di mana alat tersebut dipasang, EWS Gempa UGM dapat memprediksi kejadian gempa tujuh hari sebelumnya.

“Algoritma awal kami hanya mendeteksi dini 3-7 hari sebelum gempa khusus untuk DIY. Mengingat stasiun pemantau kami hanya ada di DIY,” katanya.

Saat ini Tim Peneliti Sistem Peringatan Dini (EWS) Gempa UGM akan terus mengembangkan alat tersebut hingga mampu memprediksi waktu, lokasi koordinat episentrum, dan magnitudo gempa secara tepat. Selain itu, diharapkan dengan dikembangkannya alat deteksi gempa ini dapat membantu aparat dan masyarakat untuk mengevaluasi penyelamatan diri lebih cepat.

Alat ini juga diharapkan dapat direkomendasikan sebagai instrumen peringatan dini gempa bumi dan memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai prediksi gempa bumi sehingga selalu siap dan waspada terhadap bencana gempa bumi.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Alat EWS UGM Berhasil Deteksi Gempa Tiga Hari Sebelum Kejadian

Berita terkait

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

1 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

5 jam lalu

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

8 jam lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

8 jam lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

9 jam lalu

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

14 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

14 jam lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

19 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya