Peneliti Bantah Izin Edar GeNose UGM Ditarik dan Soroti PPKM Darurat

Rabu, 7 Juli 2021 19:48 WIB

Penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) saat mengikuti tes Genose di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Selasa, 18 Mei 2021. Terminal Kampung Rambutan mulai beroperasi lagi pada hari ini Selasa, 18 Mei 2021 setelah sebelumnya ditutup dikarenakan adanya larangan mudik lebaran dari tanggal 6 hingga 17 Mei 2021. Para Pemudik yang baru tiba dan penumpang yang akan berangkat dilakukan tes swab antigen maupun GeNose yang telah disediakan. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim pengembang alat GeNose C-19 Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta membantah adanya informasi bahwa alat itu telah dilarang sebagai syarat perjalanan transportasi bahkan ditarik izin edarnya.

“Banyak berita negatif dan bahkan cenderung tidak benar soal GeNose yang harus diluruskan kepada publik,” ujar Juru Bicara Tim GeNose Saifudin Hakim, Rabu, 7 Juli 2021.

Saifudin yang juga peneliti virus di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM itu mengatakan sebenarnya akar informasi tidak benar soal GeNose pasca kesimpulan sepihak atas kebijakan PPKM Darurat yang berlaku 3-20 Juli 2021.

"Dalam kebijakan PPKM Darurat itu tidak memasukkan GeNose sebagai syarat melakukan perjalanan, tapi izin edar GeNose masih berlaku, sehingga tidak ada alasan melakukan pelarangan penggunaan GeNose di masyarakat," kata dia.

Saifudin mengatakan liburnya penggunaan GeNose di sektor transportasi ini digunakan oleh tim peneliti dan pengembang untuk menambah data varian baru virus Covid-19 ke otak kecerdasan buatannya.

Advertising
Advertising

"Uji validasi eksternal masih dijalani oleh GeNose. Hal itu akan membantu hidung elektronik mengendus terduga Covid-19 dengan lebih akurat pada situasi penggunaan riil di lapangan," kata pakar bakteriologi, virologi, dan mikologi UGM itu.

Akurasi GeNose, ujar Saifudin, juga tak menurun. Sebab uji terakhir akurasinya masih di angka 93-94 persen dan akan terus mereka tingkatkan. Menurutnya, penambahan data varian baru Covid-19 akan semakin memperkuat Artificial Intelligence (AI) dan akurasi GeNose C19.

GeNose menurut tim justru harus semakin terus digunakan pada situasi riil agar semakin cerdas. “GeNose ini ibarat hidung sekaligus otak elektronik. Jika keduanya dilatih terus secara serempak, kita akan memiliki teknologi inovatif yang praktis, simpel, dan tepat,” kata Saifudin.

Saat ini GeNose juga masih tetap dipergunakan sebagai alat skrining di berbagai sektor dan kegiatan, antara lain perkantoran, kampus, pondok pesantren, dan korporasi.

“Operator GeNose ini tidak akan rugi memiliki GeNose. Ke depannya, GeNose bisa kita kembangkan untuk mendeteksi penyakit-penyakit terkait pernapasan lainnya, tidak hanya Covid-19. Hanya dengan mengganti otaknya itu tadi,” ujar Hakim.

Hakim juga menepis keraguan masyarakat terhadap kemampuan GeNose mendeteksi kemungkinan Covid-19 pada pengguna. “Data kami menunjukkan bahwa GeNose mampu mendeteksi terduga pengguna positif Covid-19 pada koridor perjalanan,” tuturnya.

Data itu mencerminkan tingkat persentase positif sebanyak 9 persen (positivity rate) pada populasi calon pejalan yang tanpa gejala atau merasa sehat. Angka tersebut mendekati rata-rata tingkat positif nasional setinggi 14 persen.

Akurasi alat deteksi Covid-19 temuan UGM Yogyakarta belakangan sempat ramai disorot pasca lonjakan kasus meningkat tajam. Salah satu sorotan datang dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang meminta agar penggunaan GeNose sebagai syarat perjalanan seperti kereta api dihapus. Stasiun di Yogyakarta dan daerah lain kini tak menerapkan alat itu untuk syarat perjalanan.

Baca:
Bio Farma: Sensitivitas Alat Tes Covid-19 Sampel Kumur Bio Saliva 95 Persen

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

7 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

7 jam lalu

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

9 jam lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

10 jam lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

10 jam lalu

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

13 jam lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

16 jam lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

17 jam lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

18 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

1 hari lalu

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya