Mengapa Peta Jerman Tidak Tampak di Google Maps? Berikut Alasannya

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Sabtu, 28 Agustus 2021 18:31 WIB

Google Maps akan segera meluncurkan fitur baru yang dapat memberi informasi pada pengguna mengenai kasus Covid-19 di suatu area. Kredit: Google

TEMPO.CO, Jakarta - Google Maps yang dilengkapi dengan fitur Google Street View telah membantu banyak orang untuk menemukan jalan yang benar. Masalah klasik yang sering ditemukan saat bepergian, seperti tersesat dan tidak tahu jalan pulang, dapat diatasi dengan Google Maps. Namun, teknologi tersebut ternyata tidak bisa diterima begitu saja oleh semua orang.

Banyak negara yang melarang kehadiran teknologi peta Google. Salah satunya adalah Jerman. Negara yang terkenal memiliki segudang inovasi di bidang teknik ini ternyata tidak bisa menerima Google Maps hadir di negaranya begitu saja. Apabila peta Jerman ditelusuri di Google Maps, sebuah penanda yang menyatakan bahwa wilayah tersebut tidak dijangkau oleh Google Maps akan muncul di beberapa wilayahnya. Dengan kata lain, beberapa wilayah Jerman di Google Maps tidak bisa dilihat.

Hal itu berimplikasi pada penggunaan Google Street View di Jerman. Apabila Google Street View diarahkan di beberapa jalan di Jerman, banyak gambar buram akan ditemui. Dilansir dari bbc.com, sekitar 250.000 orang di Jerman memilih untuk memburamkan gambar rumahnya di Google Street View.

Beberapa hal menjadi alasan orang-orang Jerman untuk menolak beberapa fitur Google di negaranya. Salah satu alasan tersebut adalah privasi. Dilansir dari inverse.com, Jerman memang memiliki budaya privasi yang sangat tinggi. Budaya tersebut diperkirakan muncul akibat dari sejarah pemerintahan fasis Adolf Hitler dan tentara Nazinya di Jerman.

Pada periode sejarah tersebut, Nazi memiliki satuan polisi bernama Gestapo. Satuan polisi tersebut bertugas menangkap paksa orang-orang yang memiliki garis politik yang tidak sejalan dengan Pemerintahan Nazi. Guna menemukan orang-orang tersebut, Gestapo biasanya mengorek-orek informasi pribadi atau privasi orang tersebut dari berbagai tempat. Karena itu, orang-orang Jerman dahulu sangat peduli terhadap privasi mereka. Kepedulian tersebut terbawa hingga masa kini.

Advertising
Advertising

Kekhawatiran orang-orang Jerman terhadap privasi tersebut tidaklah main-main. Dilansir dari bigthink.com, sebuah riset yang dipublikasikan di jurnal Harvard Business Review mengungkapkan bahwa orang-orang Jerman bahkan rela merogoh kocek sedalam 184 dolar AS untuk melindungi informasi kesehatan pribadi mereka. Padahal, bagi orang-orang Inggris, perlindungan bagi informasi tersebut hanyalah memiliki harga sebanyak 59 dolar AS. Bahkan, orang-orang Cina dan Amerika Serikat hanya sudi mengeluarkan uang senilai satu digit untuk melindungi informasi tersebut.

Dilansir dari inverse.com, kekhawatiran orang Jerman terhadap privasi juga dibuktikan dengan kemarahan sebagian besar orang Jerman terhadap peluncuran Google Maps dan Google Street View pada 2010 di Jerman. Hingga 2017, masih banyak jalanan dan daerah Jerman yang belum tersorot oleh aplikasi besutan Google tersebut.

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca juga: Ganggu Privasi, Begini Cara Memburamkan Rumah Anda di Google Street View

Berita terkait

Cara Buat Google Form yang Mudah untuk Berbagai Kegiatan

6 jam lalu

Cara Buat Google Form yang Mudah untuk Berbagai Kegiatan

Google Form jadi aplikasi Google yang sering digunakan. Ini cara buat Google Form yang mudah untuk berbagai kegiatan seperti survey hingga kuesioner.

Baca Selengkapnya

Cara Melihat Google Maps Tahun Lama di HP Secara Mudah

10 jam lalu

Cara Melihat Google Maps Tahun Lama di HP Secara Mudah

Ketahui cara melihat kondisi lokasi dari waktu ke waktu melalui Google Maps dan Google Earth. Anda bisa bernostalgia dengan melihat masa lalu.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

11 jam lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

1 hari lalu

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

Bernama lengkap Eva Anna Paula Braun, Braun adalah simpanan yang lalu menjadi istri Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Cara Mencari Lokasi Tanpa Nama di Google Maps

1 hari lalu

Cara Mencari Lokasi Tanpa Nama di Google Maps

Salah satu langkah yang bisa dilakukan mencar lokasi tanpa nama di Google Maps dengan menggunakan titik koordinat.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

1 hari lalu

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menghilangkan Iklan di HP Android Secara Aman

3 hari lalu

5 Cara Menghilangkan Iklan di HP Android Secara Aman

Berikut ini tata cara menghentikan iklan pop-up di ponsel Android melalui mode aman, notifikasi aplikasi, layar beranda, hingga pusat iklan Google.

Baca Selengkapnya

2 Cara Blur WhatsApp Web di Chrome untuk Menjaga Privasi Chat

7 hari lalu

2 Cara Blur WhatsApp Web di Chrome untuk Menjaga Privasi Chat

Ada beberapa cara blur WhatsApp Web di Chrome agar chat rahasia Anda tidak dibaca orang lain. Berikut ini beberapa tata caranya.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

7 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

7 hari lalu

Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud senilai hampir Rp 20 triliun.

Baca Selengkapnya