Siklon Tropis Baru Saat Ini Picu Badai Dahsyat di Perairan Samudra Indonesia

Selasa, 7 Desember 2021 09:16 WIB

Ilustrasi Siklon Tropis. bmkg.go.id

TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian ekstrem siklon tropis di atmosfer pada 6-7 Desember 2021 menimbulkan serangan badai yang dahsyat di lautan (storm surge) barat Indonesia. Kondisi itu disertai hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang persisten sejak Senin pukul 17.00 WIB.

“Dampaknya meluas di sektor barat dari Lampung, Banten, Jabodetabek, dan pesisir utara dan selatan Jawa Barat,” kata Erma Yulihastin, peneliti klimatologi Pusat Riset dan Teknologi Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Selasa 7 Desember 2021.

Fenomena ini, menurutnya, sekaligus menjadi bukti percepatan puncak hujan selama musim hujan di kawasan Jabodetabek yang biasanya baru akan terjadi pada Januari-Februari.

Berdasarkan Kajian Awal Musim Jangka Madya di Pusat Riset dan Teknologi Atmosfer, peningkatan tajam curah hujan di wilayah Jakarta terjadi pada dasarian pertama Desember 2021. “Intensitas tertinggi terjadi di kawasan Jakarta bagian utara,” ujarnya lewat keterangan tertulis.

Dari hasil kajian juga terlihat pola dinamika vorteks atau pusaran angin meluas yang terjadi di atas Laut Jawa sebagai fitur utama pola angin dan hujan rata-rata selama Desember 2021.

Advertising
Advertising

Selain itu dari Satellite-based Disaster Early Warning System (SADEWA) dengan resolusi spasial 5 dan 1 kilometer, kejadian cuaca ekstrem pada 6-7 Desember 2021 berkaitan erat dengan pengaruh badai siklon TC02S yang terbentuk di Samudra Hindia barat daya Jawa. “Lokasinya sangat dekat dengan daratan dan sedang bergerak menuju ke timur,” kata Erma.

Di sisi lain, sistem tekanan rendah di Laut Jawa bagian timur juga masih ada sehingga memperkuat angin baratan di Laut Jawa yang ditimbulkan dari efek siklon barat daya tersebut. Sementara itu, di bagian utara juga masih terdapat vorteks Borneo yang saat ini semakin melemah dengan lokasi di utara Brunei.

Gabungan ketiga fenomena itu menurutnya telah memperkuat angin monsun dari utara dan menciptakan konvergensi kuat dan meluas di barat Indonesia yang memicu cuaca ekstrem. Bentuk dari fenomena ekstrem tersebut adalah maraknya kejadian badai dahsyat di lautan yang dihasilkan dari pola garis-garis badai memanjang (squall-line).

Pembentukan garis badai itu, menurut Erma, sangat intensif dan bergerak cepat dari barat ke timur, di atas daratan maupun Laut Jawa. Di daratan, badai menjalar dari Lampung menuju Selat Sunda, kemudian menuju darat meliputi kawasan Jabodetabek dan sebagian Jawa bagian barat pada sore hingga malam hari.

Menjelang tengah malam hingga dini hari, garis-garis badai menjalar kembali dari darat menuju laut yang dekat dengan pesisir utara Jakarta dan sepanjang pesisir utara Jawa bagian barat. Arah pergerakannya berlanjut ke timur. Sementara itu, pesisir selatan Jawa mendapatkan pengaruh langsung dari radius putaran pertama dan kedua siklon yang bergerak menuju ke timur. “Sehingga juga menimbulkan angin sangat kencang dan hujan badai di kawasan selatan Jawa Barat,” kata Erma.

Mekanisme badai di lautan itu menurutnya faktor dominan yang menyebabkan banjir rob terus meluas di sejumlah kawasan yang berhadapan dengan Laut Jawa dan membahayakan pelayaran.

Meskipun badai siklon berpotensi menjauh dan meluruh selama 2-3 hari mendatang, kata Erma, badai dahsyat di lautan masih berpotensi terus terbentuk karena efek garis-garis badai. “Kini terkonsentrasi di Laut Jawa bagian timur dekat pesisir barat Sulawesi Selatan yang memanjang dari Mamuju hingga Makassar.”

Baca:
7 Tempat Pertumbuhan Siklon Tropis Dunia, Sebagian Dekat Indonesia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

5 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

20 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

2 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

2 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya