Temuan Kasus Lokal Pertama, Cina Memulai Perang Melawan Omicron

Senin, 10 Januari 2022 09:33 WIB

Sejumlah tenaga kesehatan yang mengenakan pakaian pelindung medis berpendingin udara yang dikembangkan oleh Tuoren Group mengumpulkan sampel usap (swab) untuk tes asam nukleat COVID-19 di Kota Changyuan di Xinxiang, Provinsi Henan, Cina, 19 Agustus 2021. Pakaian itu tidak hanya aman dan efektif, tetapi juga membuat proses bekerja pada musim panas terasa lebih nyaman. Xinhua/Yan Songhao

TEMPO.CO, Jakarta - Tianjin, kota berpenduduk 15 juta jiwa di Cina sebelah utara dan juga gerbang utama ke luar-masuk Beijing, memulai uji asam nukleat secara massif pada Minggu pagi, 9 Januari 2022. Tes massal yang rencananya tuntas dalam dua hari itu menjadi respons cepat terhadap temuan 20 kasus Covid-19 dalam sehari, di mana dua di antaranya telah dipastikan terkonfirmasi kasus Omicron.

Seorang ahli imunologi yang berbasis di Beijing mengatakan kalau dua kasus itu menandai dimulainya perang sesungguhnya Cina melawan Omicron karena keduanya diduga berasal dari penularan lokal. Kemunculan dua kasus dengan sumbernya yang masih belum jelas itu juga langsung memicu kewaspadaan tinggi di Beijing.

Meski begitu para epidemiolog meyakinkan bahwa sepanjang tracing dilakukan dengan cepat dan protokol kesehatan masih diterapkan dengan efektif, ledakan kasus baru bakal teredam. Seperti diketahui, Cina menerapkan zero Covid-19 sebelum hajatan besar Festival Musim Semi dan ajang Olimpiade Musim Dingin 2022 di Cina digelar beberapa minggu lagi.

Tianjin melaporkan kalau seluruh 20 kasus Covid-19 terbaru yang dideteksi berasal dari Distrik Jinnan. Sebanyak dua kasus Omicron teridentifikasi pada seorang bocah perempuan usia 10 tahun dan perempuan dewasa 29 tahun yang sukarela memeriksakan dirinya untuk dites pada Sabtu lalu.

Sedang 18 lainnya ditemukan kemudian dalam tracing kontak dekat keduanya. Belum diketahui apakah mereka juga positif terinfeksi varian Omicron.

Advertising
Advertising

Pemerintahan setempat mengumumkan, dua kasus Omicron berasal dari rantai penularan yang sama, tapi dipastikan bukan dari kasus impor yang pernah ditemukan di kota itu pada Desember lalu. Keduanya tak memiliki riwayat perjalanan ke luar dari Tianjin.

Tianjin pada Minggu malam telah memberlakukan larangan warganya ke luar kota. Mereka yang memiliki urusan mendesak diharuskan mengantongi hasil negatif tes asam nukleat dalam rentang 48 jam sebelum pergi. Pos-pos pemeriksaan juga didirikan di akses yang menuju Beijing.

Zhang Ying, Wakil Direktur Komisi Kesehatan Kota Tianjin, memprediksi kasus baru masih mungkin ditemukan lagi. Alasannya, kasus-kasus yang sudah ditemukan berasal dari rentang usia yang lebar, hingga tiga generasi, yang menandai virus telah menyebar dalam komunitas cukup lama.

Dampaknya, sebagian jalur subway di kota itu telah ditutup sejak Minggu. Bandara internasional di Tianjin juga membatalkan jadwal 144 penerbangan.
Masyarakat Tianjin juga sudah bersiap untuk potensi lockdown kota. Sejumlah supermarket diserbu pengunjung yang memborong bahan makanan. Antreannya bahkan ada yang mengular sampai 200 meter.

GLOBAL TIMES, ABC

Baca juga:
Korban Kematian Covid-19 Inggris Tembus 150 Ribu, Kematian Akibat Omicron Rendah?


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

11 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

13 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

15 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

15 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

16 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya