Peregangan Jawa-Sumatera Berdampak ke Anak Krakatau dan Gempa Selat Sunda

Sabtu, 22 Januari 2022 16:54 WIB

Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap di Selat Sunda, Senin, 20 April 2015. Kegiatan vulkanik Gunung Anak Krakatau sejak lahir pada 1930 hingga 2000, telah mengalami erupsi lebih dari 100 kali, baik secara eksplosif maupun efusif. Dari beberapa letusan tersebut, umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya. Dok.TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung, Irwan Meilano, mengungkapkan dampak tektonik dan vulkanik dari peregangan Pulau Sumatera dan Jawa. Selain membuat kedua pulau itu bergerak menjauh, peregangan tersebut berimplikasi pada kegempaan di Selat Sunda dan aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Menurut Irwan, kajian risetnya soal peregangan Sumatera dan Jawa membuktikan tiga hal. Pertama soal Sesar Sumatera yang menerus ke Selat Sunda seperti penelitian sebelumnya. Kedua, berhubungan dengan proses tektonik dan vulkanisme. “Yang ketiga potensi gempa di seismic gap,” katanya kepada Tempo, Sabtu 22 Januari 2022.

Sebelumnya memang ada dua publikasi riset tentang peregangan Sumatera–Jawa itu. Apa yang dikerjakan Irwan Meilano dan timnya adalah membuktikan dengan pengamatan lewat alat global positioning system (GPS) yang dipasang sejak 2012 di daratan Banten dan Lampung sekitar Selat Sunda. Riset itu juga dibantu jaringan pengamatan menerus dari 55 titik stasiun GPS kelolaan Badan Informasi Geospasial di Pulau Jawa.

Dari kurun sebelum 2006 hingga 2019, terlihat pola pergerakan Pulau Jawa. “Bergerak dominan ke arah timur dengan kecepatan kira-kira 2 sentimeter per tahun,” ujar Irwan.

Data pengamatan itu membuktikan pola regangan Sumatera dan Jawa yang bergerak saling menjauh. Penyebab regangan itu adalah pergerakan lempeng Indo-Australia yang menyelusup ke lempeng Eurasia. Peregangan itu setelah 2012 lebih signifikan daripada sebelumnya.

Advertising
Advertising

Regangan tektonik yang tinggi, menurut Irwan, berdampak ke aktivitas gunung api di Selat Sunda. “Mempercepat intrusi magmatik yang meningkatkan potensi letusan gunung,” katanya.

Dugaan itu dilengkapi citra satelit Sentinel-1A antara Januari 2018 hingga Januari 2020. Dari olahan data itu diketahui Gunung Anak Krakatau mengalami inflasi sejak lama dan berlangsung sampai sekarang.

Biasanya gunung api yang telah meletus, kata Irwan menambahkan, mengalami deflasi. Sedangkan inflasi terjadi sebelum meletus. “Di Gunung Anak Krakatau setelah meletus bagian yang sekitar meletus masih inflasi, jadi gunungnya masih tumbuh,” katanya.

Peregangan Sumatera dan Jawa juga berdampak pada potensi gempa besar dari konvergensi atau pergerakan lempeng-lempeng bumi yang saling mendekat di wilayah Selat Sunda. “Konvergensi itu terjadi pada bagian yang paling dangkal, sangat dekat dengan trench (palung samudera),” ujar Irwan. Potensi gempa lainnya yaitu Sesar Sumatera dengan mekanisme sesar geser yang masuk ke Selat Sunda.

Baca juga:
BMKG: Hari Ini Adalah Gempa Merusak Kedua 2022


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

BRIN Tutup Jalan di Serpong, Rekrutmen Dosen ITB, dan Sapaan CEO Apple Masuk Top 3 Tekno

48 menit lalu

BRIN Tutup Jalan di Serpong, Rekrutmen Dosen ITB, dan Sapaan CEO Apple Masuk Top 3 Tekno

Penutupan jalan provinsi di Kawasan Sains Terpadu B.J. Habibie menjadi artikel terpopuler Tekno pagi ini, Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

14 jam lalu

Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

Berikut perjalanan karya seniman yang juga Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous.

Baca Selengkapnya

ITB Buka Rekrutmen untuk 73 Dosen Tetap, Ini Formasi dan Syarat serta Seleksinya

16 jam lalu

ITB Buka Rekrutmen untuk 73 Dosen Tetap, Ini Formasi dan Syarat serta Seleksinya

Rekrutmen dosen tetap ITB non PNS sebelumnya pada 2022. Tuntutan perkembangan multikampus serta jumlah mahasiswanya.

Baca Selengkapnya

ITB Gelar Seleksi UTBK Dua Gelombang, Calon Peserta Tes 15.676

23 jam lalu

ITB Gelar Seleksi UTBK Dua Gelombang, Calon Peserta Tes 15.676

Lokasi UTBK akan menggunakan kampus ITB di Jalan Ganesha dan dua sekolah yang berdempetan tempatnya, yaitu SMAN 3 dan SMAN 5.

Baca Selengkapnya

Jejak Karya Seniman AD Pirous dan ITB Kehilangan Guru Besarnya

1 hari lalu

Jejak Karya Seniman AD Pirous dan ITB Kehilangan Guru Besarnya

Ketika mengunjungi pameran besar seni tradisional Islam di Metropolitan Museum of Art, New York, AD Pirous terpana.

Baca Selengkapnya

Seniman AD Pirous Meninggal, Dimakamkam Jam 11 Ini di TPU Cibarunai Bandung

1 hari lalu

Seniman AD Pirous Meninggal, Dimakamkam Jam 11 Ini di TPU Cibarunai Bandung

Upacara pelepasan jenazah AD Pirous akan digelar di Aula Timur ITB pada pukul 10 pagi, untuk selanjutnya dimakamkan di TPU Cibarunai, Bandung.

Baca Selengkapnya

Gempa Bermagnitudo 4,7 dari Laut Guncang Bayah di Banten

1 hari lalu

Gempa Bermagnitudo 4,7 dari Laut Guncang Bayah di Banten

Gempa tektonik bermagnitudo 4,7 mengguncang daerah Bayah Provinsi Banten, Selasa 16 April 2024 pada pukul 10.18 WIB. Getaran gempanya terasa hingga Kabupaten Sukabumi.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5,0 Guncang Laut Banda Pagi Tadi, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Gempa Tektonik M5,0 Guncang Laut Banda Pagi Tadi, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tektonik berkekuatan M5,0 mengguncang dari wilayah Laut Banda pada Selasa pagi, 16 April 2024, sekitar pukul 10.07.15 WIB.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Gunung Awu di Atas Normal Saat Libur Lebaran, Bolak-balik Gempa Vulkanik juga Tektonik

4 hari lalu

Aktivitas Gunung Awu di Atas Normal Saat Libur Lebaran, Bolak-balik Gempa Vulkanik juga Tektonik

Status aktivitas Gunung Awu di Sangihe ditetapkan dalam status Level II atau Waspada sejak 25 Agustus 2022.

Baca Selengkapnya

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

8 hari lalu

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

AppliedHe menempatkan IPB sebagai universitas terbaik ke-3 se-Asia Tenggara. Mengalahkan UI dan ITB di level lokal.

Baca Selengkapnya