WHO: 2 Lagi Subvarian Omicron sedang Dilacak di Dunia

Kamis, 14 April 2022 01:24 WIB

ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca mengandung sel molekul virus corona Covid-19 asal Inggris yang telah mengalami mutasi RNA menjadi varian baru. (ANTARA/Shutterstock/pri.)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) melacak dua subvarian baru lagi dari virus corona Covid-19 Omicron untuk mencari tahu daya tular, tingkat infeksi dan resistensinya melawan imun tubuh. Disebut BA.4 dan BA.5, hanya beberapa belas kasus infeksinya yang sudah ditemukan dan dilaporkan di dunia.

Meski begitu WHO tetap melacak mereka, "berkenaan dengan mutasi tambahan yang butuh dipelajari lebih jauh untuk memahami pengaruhnya kepada potensi resistensi terhadap imun tubuh."

WHO mengumumkan pelacakan itu pada Senin, 11 April 2022. Adapun BA.4 dan BA.5 menambah panjang daftar SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, yang diawasinya selama ini.

Khusus untuk varian Omicron, WHO sudah lebih dulu memantau ketat variannya yang orisinal (BA.1) dan BA.2 yang kini dominan di dunia, seperti halnya juga BA.1.1 dan BA.3. Ini di luar kasus infeksi virus rekombinasi antar subvarian Omicron seperti Omicron XE yang, berdasarkan hasil studi awal, menunjukkan daya tular sekitar 10 persen lebih tinggi daripada BA.2.

Menurut Health Security Agency, Inggris, Omicron subvarian BA.4 telah diidentifikasi di Afrika Selatan, Denmark, Botswana, Skotlandia dan Inggris per 10 Januari hingga 30 Maret 2022. Sedangkan BA.5 sempat diungkap hanya menyebar di Afrika Selatan sebelum belakangan Kementerian Kesehatan Botswana melaporkan empat temuan kasus BA.4 dan BA.5 di negaranya pada Senin lalu.

Advertising
Advertising

Di Botswana, kasus ditemukan pada orang berusia 30-50 tahun, sudah divaksin dosis penuh dan hanya mengalami gejala infeksi yang tergolong ringan.

Tak lagi khawatir Covid-19

Terpisah, masyarakat di Inggris menyatakan lebih mencemaskan kondisi keuangannya ketimbang risiko terinfeksi Covid-19, meski perkiraannya saat ini ada satu dari 13 orang di negara itu yang telah terinfeksi. Tim dari Departemen Ilmu dan Kesehatan Perilaku, University College London, Inggris, menemukan itu setelah bertanya kepada 28.495 orang antara 21 dan 27 Maret lalu.

Sebanyak sepertiga partisipan yang mencemaskan terinfeksi Covid-19, atau turun dari 40 persen pada Januari lalu. Sebaliknya untuk mereka yang lebih mengkhawatirkan krisis biaya hidup atau kondisi keuangannya, jumlahnya naik dari 32 persen pada Januari lalu menjadi 38 persen kini.

Survei itu juga mendapati 49 persen partisipan yang mengaku kesehatan mentalnya masih terkontrol. Ini turun dari 54 persen pada enam bulan lalu. Sedang proporsi partisipan yang merasakan gejala depresi mencapai yang tertinggi dalam 11 bulan ke belakang.

"Dari temuan ini bisa diduga kalau kembalinya kita ke kehidupan yang lebih normal belum membawa seluruh manfaat kesehatan mental yang diperlukan orang-orang," kata Daisy Fancourt, anggota tim survei dari University College London.

NEW SCIENTIST, REUTERS, UCL

Baca juga:
Reinfeksi Sesama Varian Omicron Bisa Terjadi, Simak Temuan Studinya


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

16 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya