Cokelat, 1.000 Tahun yang Lalu  

Reporter

Editor

Rabu, 4 Februari 2009 18:17 WIB

foto: Tempo/Amatul Rayani

TEMPO Interaktif, Albuquerque: Hari Kasih Sayang sudah dekat. Berbatang-batang cokelat pun mulai disiapkan. Tapi tahukah Anda asal-muasal pemanfaatan cokelat yang aslinya pahit itu sebagai cemilan ataupun minuman?

Patricia Crown dari University of New Mexico dan Jeffrey Hurst dari Hershey Center for Health and Nutrition melaporkan temuannya berupa theobromine, indikator biji cokelat, yang mengendap dalam pecahan gerabah berusia sekitar 1.000 tahun. Pecahan gerabah itu digali dari Pueblo Besar (disebut Pueblo Bonito) di Chaco Canyon--sekarang perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko. Temuan itu telah dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Science edisi pekan ini.

Para ilmuwan selama ini mengenal bahwa awal pemanfaatan cokelat berasal dari Mesoamerika, sebuah kawasan yang terbentang dari Meksiko tengah sampai Honduras dan Nikaragua. Di sana mereka menemukan bukti adanya praktek-praktek ritual yang melibatkan cairan minuman dari biji cokelat sejak 1500 Sebelum Masehi. Masalahnya, sumber perkebunan cokelat kuno di kawasan itu atau yang terdekat dengan situs Chaco berjarak 2.000 kilometer. Itu sebabnya Crown dan Hurst belum yakin terhadap kegunaan cokelat di Chaco.

Temuan terbaru sebatas mengindikasikan bahwa perdagangan sudah terjadi antara pemukim di Chaco Canyon dan penanam cokelat di Amerika Tengah. Lintas perdagangan yang cukup jauh juga mengindikasikan bahwa cokelat saat itu adalah barang eksklusif. "Cokelat mungkin adalah sesuatu yang tidak sering dikonsumsi," kata Crown.

Rasa cokelat pada masa itu boleh jadi lebih pahit jika dibandingkan dengan cokelat hari ini. Yang jelas, Masyarakat di Amerika Tengah tidak pernah menambah gula ke dalam ramuan cokelatnya. Kadang malah dicampur dengan lada pedas. "Madu mungkin sudah ada di Meksiko, tapi saya tidak yakin apakah sudah digunakan (sebagai campuran)," tuturnya.

Advertising
Advertising

Crown dan Hurst mulai berduet setelah berdiskusi tentang gerabah silinder yang disebut-sebut digunakan oleh suku Indian Maya untuk meminum cokelat. Crown memiliki pecahannya. Ia lalu menguji dan mendapati residu theobromine di sana. "Ini mengilustrasi kan pentingnya koleksi dalam dunia arkeologi," ujar Crown. "Bahwa kita bisa kembali kepadanya dengan teknik yang baru dan mendapati hal-hal yang baru." Crown juga menegaskan bahwa setiap artefak memiliki legendanya sendiri-sendiri.

WURAGIL | AP | LIVESCIENCE

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

46 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

46 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

47 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya