HIV Berhasil Disembuhkan dengan Cangkok Sumsum Tulang

Reporter

Editor

Kamis, 12 Februari 2009 14:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Sekelompok dokter berhasil menyembuhkan seorang penderita HIV dengan melakukan transplatasi sumsum tulang. Metode penyembuhan ini memberi harapan karena obat HIV yang sekarang hanya sekedar menjaga penyakit itu tidak berubah menjadi AIDS.

Dilaporkan New England Journal of Medicine, yang dirilis pada Kamis (12/2), bahwa seorang dari Amerika Serikat berusia 42 tahun, sudah terinveksi HIV selama 10 tahun.

Ia dirawat dengan obat antiretroviral di Berlin, tempatnya tinggal, selama empat tahun ini. Obat retroviral ini hanya mencegah HIV-nya tidak berubah menjadi AIDS yag mematikan. Belakangan, ia menderita leukemia.

Dua tahun silam, orang ini manjalani cangkok sumsung tulang sebagai upaya mematikan virus HIV yang ada di tubuhnya. Sejak itu, pengobatan retroviral dihentikan.

Biasanya, jika pengobatan retroviral dihentikan, pasien mengalami sakit yang dalam dua pekan. Tapi, dalam dua tahun ini, tidak tampak ada perubahan kondisi pasien yang mendapat transplatasi sumsum tulang.

Cangkok sumsum tulang dilakukan dengan persiapan panjang. Pertama, para dokter di Rumah Sakit Charite, Berlin, mencari donor sumsum tulang dari mereka yang kebal HIV.

Salah satu yang unik dari HIV, ada sekelompok orang yang kebal HIV. Di Barat, jumlahnya sekitar satu sampai tiga persen populasi. Kekebalan ini pertamakali diketahui 20 tahun silam saat beberapa pelacur di Nairobi, Kenya, tetap kebal HIV meski pelanggannya banyak yang tertular. Setelah diteliti, mereka yang kebal ini ternyata memiliki perlindungan anti-HIV dalam gen CCR5.

Dr Gero Hutter dan rekan-rekannya dari rumah sakit itu menguji 61 orang dengan gen seperti ini. Mereka memilih salah satunya yang setuju mendonorkan sumsum tulangnya untuk si pasien.

Sejak sumsum tulang dicangkok, tingkat virus HIV pasien menurun sehingga tidak mendapat pengobatan retroviral. "Sepanjang virus itu tidak terdeteksi, pasien ini tidak membutuhkan terapi retroviral," tulis mereka.

Dr. Hutter mengatakan saat ini transplatasi sumsum tulang paling terlalu berisiko. Selain itu, terlalu sulit mencari donor dengan gen anti-HIV yang sesuai. "Tapi modifikasi cara ini dengan menggunakan terapi gen untuk membuat pasien menjadi tahan HIV mungkin bisa digunakan," katanya.

Biaya cangkok sumsum tulang ini sekarang 20-30 ribu euro (Rp 300-450 juta) di Eropa. Jauh lebih murah daripada obat retroviral yang mencapai Rp 1-1,2 miliar.

TELEGRAPH/NURKHOIRI

Berita terkait

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

10 Desember 2023

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

Orang dengan HIV diharapkan tidak menutup status kesehatannya. Tenaga kesehatan dan komunitas bisa mendampingi mereka demi kualitas hidup yang baik.

Baca Selengkapnya

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

23 November 2023

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

Satu pasien cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) dalam kondisi kritis meninggal di RSCM. Punya riwayat penyakit HIV.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

19 November 2023

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

Buah matoa banyak terdapat di Papua. Buah itu masih satu keluarga dengan kelengkeng dan rambutan.

Baca Selengkapnya

AJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy

8 Maret 2023

AJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy

AJI Indonesia mendesak media mematuhi kode etik jurnalistik dalam memberitakan kekasih tersangka kasus penganiayaan, Mario Dandy Satriyo.

Baca Selengkapnya

Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!

2 Desember 2022

Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!

Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.

Baca Selengkapnya

Rent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta

18 November 2022

Rent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta

Drama musikal Rent berkisah tentang sekelompok seniman muda yang bertahan hidup dari kondisi kemiskinan dan bayang-bayang penyakit HIV/AIDS.

Baca Selengkapnya

Romantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS

25 September 2022

Romantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS

Merawat anak dengan HIV / AIDS menjadi tantangan besar bagi orang tua.

Baca Selengkapnya

Kasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun

30 Agustus 2022

Kasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun

Berdasarkan pola penyebarannya, mayoritas kasus HIV di Kota Bandung pada kalangan heteroseksual, kemudian pengguna narkoba dengan cara suntik.

Baca Selengkapnya

World AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi

1 Desember 2021

World AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi

Dunia akan memasuki tahun ketiga pandemi Covid 19, demikian juga epidemi HIV/AIDS akan memasuki dekade kelima.

Baca Selengkapnya

Kasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan

7 September 2021

Kasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan

Meningkatnya angka kasus penderita HIV / AIDS di Merauke, Januari-Juni 2021 terdapat 53 kasus baru yang muncul, setengah dari akumulatif tahun 2020.

Baca Selengkapnya