Skenario Gempa Kuat dari Sesar Lembang di Fase Akhir Siklus

Jumat, 24 Juni 2022 05:00 WIB

Pengunjung berfoto dekat rambu dan panel informasi Sesar Lembang di Tebing Keraton, Bandung, Jawa Barat, Jumat, 26 April 2019. (ANWAR SISWADI)

TEMPO.CO, Bandung - Sesar Lembang kini telah berada di masa akhir siklus gempanya. Dua kejadian gempa bumi mikro dari kedalaman dangkal di kedua ujung Sesar Lembang mengindikasikan dimulainya pelepasan energi tekanan yang tersimpan.

“Dalam artian (gempanya) bisa terjadi besok, bisa terjadi 100 tahun yang akan datang,” kata peneliti gempa Sesar Lembang dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mudrik Rahmawan Daryono, Kamis 23 Juni 2022.

Dua gempa kecil di ujung-ujung Sesar Lembang yang dimaksud yaitu di Muril dan Palintang pada Juli dan Agustus 2011. Menurut Mudrik, Sesar Lembang yang telah diteliti sepanjang 29 kilometer dari timur ke barat dengan potensi gempa bermagnitudo 6,5 hingga 7,0. Kecepatan pergeseran sesar atau sliprate berkisar 1,95 hingga 3,45 milimeter per tahun.

Siklus atau ulang tahun gempa kuatnya adalah antara 170 sampai 670 tahun. Gempa terakhir dicatat terjadi pada abad ke-15 dan 60 Sebelum Masehi. Akumulasi stres geologi dari terakhir kejadian gempa bumi yaitu sekitar 560 tahun.

Mudrik menegaskan siklus Sesar Lembang itu dalam Diseminasi Inovasi dan Teknologi yang diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Jawa Barat dan BRIN daring, Kamis. Siklus itu, disebutkannya, merupakan proses dari penghimpunan hingga pelepasan energi gempa lalu berulang lagi.

Advertising
Advertising

Berdasarkan skenario BMKG soal gempa Sesar Lembang dengan kekuatan magnitudo 6,8, guncangan kuat menyebar di Bandung Raya. Wilayahnya meliputi Kota dan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat.

“Tidak cuma di Lembang, tapi sampai Purwakarta, Kota Bandung, Soreang, dan Sumedang,” ujarnya. Seluruh wilayah itu menurutnya harus bersiap siaga menghadapi gempa dari pergerakan Sesar Lembang.

Dari skenario itu, tingkat intensitas gempanya berkisar VIII hingga X MMI atau sudah melebihi kriteria guncangan yang merusak. Pada skala VIII MMI, bangunan yang berkonstruksi kuat, bisa terjadi kerusakan ringan. Sementara pada bangunan yang konstruksinya kurang baik, muncul retak-retak, dinding bisa copot dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen runtuh, serta membuat air menjadi keruh.

Sementara pada skala IX MMI, gempa bisa membuat kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi bengkok dan banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari fondasinya serta memutuskan pipa-pipa di dalam rumah. Adapun skala X MMI sanggup merusak bangunan dari kayu yang kuat, melepaskan rumah dari fondasinya, tanah terbelah, rel kereta api melengkung, dan tanah longsor di sungai juga lereng curam.

Berita terkait

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

6 jam lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

9 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

10 jam lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

11 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

13 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

21 jam lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

1 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya