Asal-usul Perkembangan Homeschooling atau Sekolah Rumah

Sabtu, 3 September 2022 11:09 WIB

Ilustrasi homeschooling. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pendidikan homeschooling atau sekolah di rumah telah berkembang di Indonesia. Pendidikan ini berlangsung dalam lingkungan keluarga bukan di tempat formal sekolah.

Mengutip dari Perkumpulan Homeschooler Indonesia, pada abad ke-16 di Jerman, pihak gereja mengeluarkan kebijakan wajib bagi semua anak untuk bersekolah. Kebijakan ini diambil akibat dorongan tokoh Protestan, Martin Luther yang bertujuan untuk menyeragamkan sudut pandang warga negara soal agama.

Adanya kebijakan itu, orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya akan dihukum atau denda. Sistem sekolah pun semakin ketat hingga diklasifikasikan setiap jenjang dan kelas. Saat negara-negara Eropa mulai menjelajah seluruh dunia sambil menyebarkan sistem pendidikan ini di negara-negara jajahannya.

Asal-usul homeschooling

Mengutip dari publikasi Homeschooling dalam jurnal terbitan Sekolah Tinggi Theologia Nazarene Indonesia (STTNI) menjelaskan, perkembangan homeschooling muncul di Amerika Serikat. Sistem pendidikan ini telah dikenal sejak seorang pendidik dan penulis, John Caldwell Holt mengajukan kritik. Ia mengkritik sistem pendidikan formal yang berjalan di Amerika Serikat saat itu dalam bukunya yang berjudul How Children Fail (1964).

Advertising
Advertising

Holt tidak secara langsung mendorong untuk membentuk sistem pendidikan alternatif. Tapi pemikiran ini telah memicu banyak kalangan untuk memikirkan ulang mengenai pendidikan di sekolah formal.

Merujuk Perkumpulan Homeschooler Indonesia, sejalan dengan pemikiran Holt, seorang guru bernama Raymond Moore melihat pentingnya peran orang tua sebagai otoritas pendidik pertama dan utama dari anak-anak mereka. Moore mendapati, bergaul secara intens dengan teman sebaya rentan merusak anak karena adanya tekanan sosial rekan sejawat atau peer pressure

Di Indonesia, homeschooling dikenal ketika diselenggarakan deklarasi Asosiasi Sekolah Rumah dan Sekolah Alternatif atau Asah Pena pada 4 Mei 2006 di Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Adanya lembaga ini bertujuan untuk mengoordinasi berbagai kegiatan persekolahan di rumah dan pendidikan alternatif. Itu termasuk memberikan pelatihan dan informasi mengenai cara penyelenggaraan homeschooling dan memfasilitasi peserta didik atau homeschooler untuk ikut dalam ujian kesetaraan.

Konteks itu dinilai sejalan dengan Pasal 29 C Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Isinya, setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya. Homeschooling telah memiliki dasar hukum di Indonesia.

Baca: Sebelum Putuskan Anak Ikut Homeschooling, Cari Tahu Kelebihan dan Kekurangannya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

15 jam lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

16 jam lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

17 jam lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

18 jam lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

22 jam lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

1 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

1 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

1 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 dan Syaratnya

1 hari lalu

Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 dan Syaratnya

Kapan jadwal pendaftaran sekolah kedinasan pada 2024? Ini penjelasan Kemenpan RB serta syarat yang harus dipenuhi ketika mendaftar.

Baca Selengkapnya