TEMPO.CO, Jakarta - Paguyuban Daksinapati Universitas Indonesia (PDUI) menggelar reuni untuk para alumni asrama itu sekaligus kongres kedua pemilihan ketua baru pada Sabtu, 17 September 2022. Bertempat di Wisma Makara UI, Depok, dalam acara tersebut turut dilaksanakan penerbitan buku dengan judul 'Asramaku Indonesiaku'.

Des Alwi, ketua panitia acara, menceritakan proses pembuatan sampai penerbitan buku yang sempat mandek dan menemui beberapa kendala hingga akhirnya memakan waktu sekitar 3 tahun. "Sangat lama," katanya.

Meski begitu, buku tersebut tetap berusaha dirampungkan. Alasannya, pentingnya gagasan dan semangat kebangsaan para alumni yang pernah tinggal di Asrama Daksinapati UI Rawamangun tersebut. Alwi mengungkapkan syukurnya karena akhirnya buku tersebut bisa diterbitkan.

“Kita berhasil menjual hampir sekitar 200 ribu buku dan ini merupakan sumbangan yang cukup besar,” kata Alwi, seorang sejarawan, di hadapan peserta reuni.

Lebih jauh dari itu, menurut Alwi, para alumni PDUI ingin meninggalkan sesuatu yang lebih daripada sekadar merajut nostalgia. "Alumni Daksinapati di usia senjanya ingin mewariskan sesuatu,” dikutip dari buku 'Asramaku Indonesiaku'.

Buku setebal 645 halaman itu berhasil ditulis menjadi enam bagian. Buku tersebut memuat romantisme pengalaman alumni selama menjadi penghuni Asrama Daksinapati UI--satu dari tiga asrama mahasiswa UI di masa lalu. Diawali dengan ikhtisar sejarah dan dialektika arsitektur, hingga diakhiri dengan upaya yang ingin ditinggalkan PDUI untuk negeri tercinta.

Bedah buku menghadirkan beberapa tokoh dari alumni UI dan alumni asrama Daksinapati yang juga membantu dalam proses pembuatan hingga penerbitan buku. Mereka adalah Hassan Wirajuda (Menteri Luar Negeri periode 2001-2009), Dipo Alam (Sekretaris Kabinet RI 2010-2014), Wahidin Halim (Gubernur Banten 2017-2022), dan Andrinof Chaniago (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional 2014-2015).

ZAHRANI JATI HIDAYAH

Baca juga:
Dikukuhkan, Pengurus Ikatan Alumni ITB Dukung Jakarta Smart City