Alasan BRIN Siap Rekrut 500 PhD dari Dalam dan Luar Negeri

Sabtu, 10 Desember 2022 12:39 WIB

Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 pada Selasa 10 Agustus 2021. ANTARA/HO-Humas BRIN/am. (ANTARA/HO-Humas BRIN)

TEMPO.CO, Jakarta - BRIN buka lowongan untuk 500 PhD atau doktor setiap tahunnya, mulai dari tahun ini. Lowongan ditujukan untuk mereka sudah mencapai pendidikan S3 di dalam maupun luar negeri, dengan atau tanpa beasiswa.

"Ini sekaligus memastikan kalau negara menyediakan pilihan untuk generasi muda kita," kata Kepala BRIN L.T. Handoko dalam pengukuhan empat profesor riset terbaru BRIN pada Kamis 8 Desember 2022 yang disiarkan daring.

Handoko berharap tidak akan ada lagi jawaban seorang warga Indonesia berpendidikan tinggi menolak pulang karena tidak ada pekerjaan di Tanah Air. Menurut Handoko, dibukanya rekrutmen oleh BRIN membuat tak ada alasan lagi jawaban yang sama dilontarkan.

"Ga bisa lagi bilang begitu, karena kami sudah buka 500 posisi semua bidang ilmu tanpa kecuali," katanya sambil menambahkan, "Rekrutmen dengan mekanisme dan prosedur yang lebih modern daripada yang biasa dilakukan kementerian dan lembaga."

Advertising
Advertising

Baca juga: ASN di BRIN Akan Diredistribusi ke Kampus-kampus

Handoko menuturkan bahwa rekrutmen tersebut beriringan dengan investasi BRIN memperkuat infrastruktur pendukung riset dan inovasi. Dia menyebut contoh investasi di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno di Cibinong saja yang mencapai Rp 4,7 triliun hingga 2023.

Di dalamnya termasuk berbagai peralatan dan instrumen, seperti yang seharga hampir Rp 200 miliar untuk riset struktur protein. "Diadakan untuk kita bisa naik ke level yang lebih tinggi, karena infrastruktur adalah enabler utama yang harus ada," katanya lagi.

Masalahnya, infrastruktur tak cukup hanya dimiliki, tapi juga harus dipakai, dikuasai, dan dimanfaatkan. Itu sebabnya, Handoko menjelaskan, BRIN juga melakukan upaya-upaya konkret untuk menciptakan kolaborasi, khususnya dengan eksternal dan global.

Baca juga: Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Dipindah BRIN ke Fasilitas Baru di Cibinong

Di sinilah dia berharap peran dari para profesor riset, termasuk empat terbaru yang dikukuhkan Kamis itu. Keempatnya terdiri dari dua srikandi di bidang mikrobiologi dan dua lainnya ada di bidang teknologi nuklir. "Profesor-profesor riset bisa jadi bagian terdepan dari semua proses ini," kata Handoko.

Berikut adalah empat profesor riset terbaru dikukuhkan BRIN tersebut,

1. Atit Kanti di bidang Mikrobiologi

Judul orasi ilmiah: Diversitas Khamir Indonesia untuk pengembangan Biofuel dan Bioindustri.

Memperoleh gelar Sarjana (S1) Bidang Biologi dari Universitas Padjadjaran Bandung 1993, gelar Master of Science (MSc) bidang Taksonomi khamir dari Tokyo University of Agriculture, Tokyo-Jepang, 2000, dan gelar doktor di bidang Mikrobiologi dari Institut Pertanian Bogor 2014.

Menurut Atit, ke depan perlu dikembangkan teknologi bioprospeksi khamir untuk pengembangan biofuel dan bioindustri melalui penggunaan mikroorganisme terpilih yang telah divalidasi oleh taksonom. Tujuannya, kegiatan bioprospeksi dapat dilakukan lebih cepat dan efisien.

2. Puspita Lisdiyanti di bidang Mikrobiologi

Judul orasi ilmiah: Biodiversitas Bakteri dan Arkea untuk Kemajuan Riset dan Inovasi Bidang Kesehatan, Pangan, dan Lingkungan

Memperoleh gelar Bachelor of Agriculture Chemistry, Master of Agriculture Chemistry, dan Doctor of Philosophy seluruhnya dari Tokyo University of Agriculture and Technology, Jepang, sepanjang 1992 hingga 2002. Penerima Habibie Prize 2020 Bidang Bioteknologi dan Young Scientist Award 2014 Bidang Mikrobiologi dari Japan Society for Culture Collection.

Puspita memaparkan biodiversitas dan pengelolaan mikroorganisme Indonesia khususnya dari Domain Bakteri dan Arkea; beberapa contoh potensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam bidang kesehatan, pangan fungsional, dan lingkungan; perkembangan riset biodiversitas bakteri dan arkea; serta strategi untuk kemajuan riset dan inovasi di bidang kesehatan, pangan, dan lingkungan menuju Indonesia Emas 2045.

Pengukuhan empat profesor riset BRIN (tengah, di barisan terdepan) pada Kamis 8 Desember 2022. Dari kiri ke kanan: Atit Kanti, Puspita Lisdiyanti, Edy Giri Rachman Putradi, dan Susilo Widodo. (BRIN)

3. Edy Giri Rachman Putradi di bidang Kimia Fisika Makromolekul

Judul orasi ilmiah: Aplikasi Hamburan Neutron untuk Karakterisasi Nanostruktur Biomakromolekul

Memperoleh gelar Sarjana Sains dari Kimia MIPA, Institut Teknologi Bandung (ITB) 1993, gelar Magister Teknik di bidang Ilmu dan Teknik Bahan dari ITB 1999, dan gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.) di bidang Engineering Materials dari The University of Sheffield, Inggris pada 2004.

Menurut Edy, pemahaman terhadap mekanisme dan kinetika self-assembly makromolekul maupun biomakromolekul terhadap pembentukan struktur material pada skala nanometer, salah satunya dapat mendukung penelitian pengembangan obat dan vaksin. Pengembangan obat dan vaksin di Indonesia merupakan salah satu sasaran bidang fokus kesehatan dan bahan maju di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019 maupun 2020–2024.

4. Susilo Widodo di bidang Fisika Radiasi

Judul orasi ilmiah: Sistem Deteksi Radionuklida untuk Mendukung Traktat Pelarangan Uji Coba Nuklir

Memperoleh gelar bachelor of science (sarjana muda) pada 1980, dan doctorandus pada 1982 dari Jurusan Fisika, Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Universitas Indonesia. Gelar master of engineering bidang kompetensi energy conversion engineering pada 1990 dari Graduate School of Engineering Sciences dan doctor of engineering bidang kompetensi applied nuclear physics pada 1993 dari Faculty of Engineering, keduanya di Kyushu University, Fukuoka, Jepang.

Susilo menyampaikan capaian penelitian dan pengembangan sistem deteksi radiasi dan radionuklida, antara lain sistem deteksi radionuklida untuk laboratorium metrologi radiasi, sistem deteksi radiasi untuk litbang fisika inti, dan sistem deteksi radionuklida untuk mendukung traktat larangan uji nuklir komprehensif (CTBT).


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

11 jam lalu

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Universitas Jember, Kamis 2 Mei 2024, diwarnai dengan pencapaian satu mahasiswanya yang lulus nilai sempurna.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

19 jam lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

23 jam lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

23 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

2 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

2 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

2 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

2 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

2 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya