TEMPO.CO, Jakarta - East Asia Summit atau EAS Hackathon di Jakarta, 13-16 Desember 2022, memilih tim dari Kamoboja sebagai pemenang. Hackathon yang mengangkat tema “Combating Marine Plastic” ini diikuti seluruhnya 13 tim dari negara-negara anggota EAS yaitu: Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Thailand dan Vietnam.

Tim Kamboja yang terdiri dari 2 peserta, Chanrithisak Phok dan Bunnet Phoung, menciptakan aplikasi berbasis customer loyalty yang memungkinkan konsumen untuk mengurangi penggunaan plastik. Aplikasi ini terkoneksi pada ragam merchant mulai dari kuliner hingga barang kebutuhan sehari-hari.

Setiap konsumen yang belanja pada merchant tersebut tanpa menggunakan plastik dapat memindai QR code untuk mendapatkan rewards berupa poin. Poin dapat ditukarkan dengan hadiah menarik yang disediakan dalam aplikasi.

Dalam pernyataannya, Chanrithisak Phok dan Bunnet Phoung bersemangat untuk dapat mempresentasikan ide ke forum-forum dukungan ASEAN Foundation--penyelenggara hackathon. Phoc menambahkan bahwa aplikasi yang mereka buat terinspirasi dari data bisnis makanan dan minuman menyumbang 31 persen pencemaran sampah plastik di laut.

"Program inkubator CSIRO dan network yang kami dapatkan akan membantu mengembangkan aplikasi lebih lanjut sehingga dapat memberikan dampak bagi masyarakat dan lingkungan,” katanya dalam keterangan tertulis.

Sebanyak 13 tim peserta EAS Hackathon di Jakarta, 13-16 Desember 2022. Hackathon mengangkat tema 'Combating Marine Plastic'.(Youtube)

Pemenang utama EAS Hackathon menerima hadiah uang tunai sebesar $7.000 USD. Selain kesempatan presentasi dalam forum penting, dan ikut program inkubator Pusat Inovasi Plastik CSIRO (Lembaga Riset Ilmiah dan Industri diAustralia). Hackathon kelanjutan dari Lokakarya EAS Marine Plastic Debris ini diselenggarakan The Asia Foundation (TAF), ASEAN Foundation, dan CSIRO.