Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Jawaban Chatbot AI Google Bard Keliru di Demo Pertama
Reporter
Maria Fransisca Lahur
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 10 Februari 2023 12:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mesin pencari menggunakan chatbot tengah menjadi buah bibir. Segera setelah kemunculan ChatGPT, Google pun langsung bereaksi dengan mengumumkan uji terbuka chatbot miliknya, Bard, pada Senin, 6 Februari 2023.
Bard diharapkan bisa mengukuhkan Google tetap sebagai raksasa mesin pencari terbesar dibandingkan ChatGPT milik OpenAI dan Bing dari Microsoft. Google menjanjikan Bard bisa digunakan lebih luas beberapa minggu mendatang.
Sebagai promosinya, Google membagikan pertanyaan untuk kemudian dijawab oleh Bard. Antara lain adalah pertanyaan ini: Penemuan baru apa dari Teleskop Luar Angkasa James Webb yang dapat saya ceritakan kepada anak saya yang berusia 9 tahun?
Bard memberikan tiga poin jawaban, termasuk yang menyatakan bahwa teleskop generasi setelah Hubble itu adalah yang mengambil gambar pertama dari sebuah planet di luar tata surya. Sayangnya, jawaban itu dinilai tidak tepat oleh sejumlah astronom.
Seperti bunyi informasi yang ada dalam situs web NASA, gambar pertama dari sebuah planet ekstrasurya diambil pada 2004, atau 14 tahun sebelum Teleskop James Webb diluncurkan ke antariksa.
“JWST tidak mengambil 'gambar pertama dari sebuah planet di luar tata surya kita'," kata ahli astrofisika Grant Tremblay dalam cuitan di media sosial Twitter. Dia menyatakan kecewa dengan jawaban Google Bard.
Direktur University of California Observatories di UC Santa Cruz, Bruce Macintosh, juga menunjukkan kesalahan tersebut. “Berbicara sebagai seseorang yang mencitrakan exoplanet 14 tahun sebelum JWST diluncurkan, sepertinya Anda harus menemukan contoh yang lebih baik?” kata dia.
Dalam tweet lanjutannya, Tremblay menyatkan gembira bahwa yang menjadi contoh pertanyaan pada promosi chatbot berasal dari bidang yang ia tekuni. Namun, menurutnya, chatbot sering kali ‘sangat percaya diri’ dan keliru.
"Akan menarik untuk melihat masa depan di mana alat dapat memeriksa kesalahan sendiri,” katanya lagi.
Seperti yang dicatat Tremblay, kecenderungan untuk dengan percaya diri menyatakan informasi yang salah sebagai fakta menjad masalah utama chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) selama ini. Sistem dianggap sering kali "berhalusinasi" — yaitu, mengarang informasi — karena pada dasarnya mereka adalah sistem pelengkap otomatis.
Alih-alih menanyakan basisdata fakta yang sudah terbukti untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, chatbot dilatih tentang kumpulan teks yang sangat besar dan menganalisis pola untuk menentukan kata mana yang mengikuti kata berikutnya dalam kalimat tertentu.
Dengan kata lain, mereka probabilistik, bukan deterministik--suatu sifat yang membuat seorang profesor di bidang AI memberi label mereka "generator omong kosong". Dikhawatirkan, chatbot Google dan lainnya akan memperparah internet saat ini yang sudah penuh dengan informasi yang salah dan menyesatkan.
Microsoft, yang juga mendemonstrasikan mesin pencari Bing bertenaga AI baru miliknya kemarin, telah mencoba mengatasi masalah ini dengan menempatkan tanggung jawab pada pengguna. “Bing ditenagai oleh AI, jadi kejutan dan kesalahan mungkin terjadi,” bunyi disclaimer yang dibuat Microsoft dalam promosi awal dari perusahaan. “Pastikan untuk memeriksa faktanya, dan bagikan umpan balik agar kita dapat belajar dan berkembang!”
Juru bicara Google, Jane Park, tentu saja tetap membanggakan Bard. Apa yang terjadi terkini justru, menurutnya, telah menyoroti pentingnya proses pengujian yang ketat. "Sesuatu yang kami mulai minggu ini dengan program Penguji Tepercaya kami," katanya.
Google, kata Park, akan menggabungkan umpan balik eksternal dengan pengujian internal untuk memastikan respons Bard memenuhi standar kualitas, keamanan, dan landasan yang tinggi dalam informasi dunia nyata.
THE VERGE
Baca Pilihan Editor: Mesin Pencari Baidu Cina Juga Siap Luncurkan Chatbot