Awan Panas Gunung Merapi Terus Berubah Arah, BPPTKG Beri Peringatan

Minggu, 12 Maret 2023 18:36 WIB

Sejumlah kendaraan melintas di jalan utama kota Magelang yang diselimuti abu vulkanis gunung Merapi di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 11 Maret 2023. Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas guguran (APG) pada pukul 12.12 WIB yang mengakibatkan hujan abu yang mengarah ke barat laut dan utara, hujan abu dengan intensitas tinggi terjadi di Kota Magelang. ANTARA FOTO/Anis Efizudin

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta membeberkan sejumlah fakta dan potensi bahaya baru yang harus diketahui masyarakat menyusul rentetan awan panas Gunung Merapi yang terjadi sejak Sabtu siang hingga Minggu sore, 11-12 Maret 2023.

Sejak Sabtu hingga Minggu sore 17.00 WB, setidaknya Merapi sudah menyemburkan 55 kali awan panas guguran. Sebanyak 41 kali pada hari Sabtu dan 14 kali pada hari Minggu.

Luncuran terjauh awan panas terukur oleh drone selama dua hari terakhir pada jarak peta maksimum 3,7 kilometer ke arah barat daya atau Kali Krasak atau pada 4 kilometer pada pengukuran daratan.

"Rentetan awan panas guguran kali ini sebenarnya pernah terjadi sejak erupsi tahun 2021 dan 2022," kata Agus Budi dalam konferensi pers secara daring Minggu.

Melalui gambar grafik rentetan awan panas Merapi sejak 2021, Agus menjelaskan awan panas 2023 ini merupakan erupsi dengan energi terbesar yang dikeluarkan Merapi dua tahun terakhir. Meski secara jumlah intensitasnya lebih sedikit dibanding 2021 dan 2022.

Advertising
Advertising

Agus menuturkan, jarak maksimum luncuran awan panas Maret 2023 ini yang mengarah Kali Krasak sejauh 4 kilometer, lebih pendek dibanding luncuran Maret 2022 silam yang meluncur ke Kali Gendol sejauh maksimal 5 kilometer.

Namun awan panas kali ini masih sedikit lebih jauh jarak luncurannya dibanding Januari 2021 silam ke arah Kali Boyong yang saat itu mencapai 3,5 kilometer.

"Jadi awan panas guguran ini arahnya terus berubah ubah, yang awalnya (2021) ke Kali Boyong, lalu (2022) ke Kali Krasak dan Kali Gendol, kemudian (2023) ini kembali ke arah Kali Krasak-Bebeng lagi," kata Agus.

Walaupun terukur grafik, sejak 2021-2023 ini arah awan panas tetap dominan ke arah barat daya atau Kali Krasak.

Agus membeberkan, munculnya rentetan awan panas 2023 yang mencapai 4 kilometer ini, menunjukkan masih intensnya suplai atau ekstruksi magma dalam perut Merapi sejak statusnya naik menjadi Siaga atau Level III medio November 2020 silam.

Persoalanya, dengan sistem vulkanik terbuka erupsi Merapi saat ini, membuatnya sulit untuk diprediksikan, kapan ekstruksi magma secara masif akan terjadi lagi hingga bisa memicu munculnya awan panas yang kuat luncurannya.

"Berbeda dengan erupsi 2010 silam ketika sistem vulkanik tertutup (sehingga waktu ekstruksi magma masih cenderung bisa diprediksikan)," kata Agus.

Dari kejadian erupsi Maret 2023 ini, BPPTKG Yogyakarta belum mencabut potensi daerah rawan bahaya awan panas melihat intensitasnya yang kian menurun dalam dua tahun terakhir.

Hanya saja, BPPTKG kali ini turut meminta masyarakat di dusun-dusun di kawasan rawan bencana (KRB) III terutama di sektor barat laut dari Merapi turut dipersiapkan mitigasinya.

Jadi area potensi rawan bahaya kini tak terbatas lagi pada sektor selatan - barat daya dan sektor tenggara Merapi seperti sekitaran Kali Boyong, Bedog, Krasak, Woro dan Gendol.

"Dusun dusun di sektor barat laut kami minta mulai perlu dipersiapkan mitigasinya juga karena dari kejadian kali ini ternyata juga terjadi pergerakan atau inflasi di sisi barat laut Merapi itu," kata dia.

Agus menjelaskan potensi bahaya di arah sektor barat laut, dipicu dinamika dua kubah Merapi yang ada di sisi barat daya dan tengah kawah. Merapi kini mengalami deformasi hingga 15 meter mengarah barat laut. Deformasi atau perubahan bentuk Merapi ini membuat tebing tebing di arah barat laut menjadi tidak stabil dan rawan longsor.

"Deformasi 15 meter Merapi ini lebih besar dibanding saat erupsi besar 2006 dan 2010, saat itu deformasinya di puncak hanya empat meter," kata Agus.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

10 hari lalu

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

10 hari lalu

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

Iringan kesenian lokal itu sebagai harapan sorgum yang baru pertama kali dibudidayakan di lereng Merapi itu bisa memberikan manfaat.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

16 hari lalu

Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga dengan penambahan rekomendasi.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

18 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

33 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Begini Penampakan Gunung Semeru Pagi Ini Setelah Erupsi dan Luncurkan Awan Panas Guguran

34 hari lalu

Begini Penampakan Gunung Semeru Pagi Ini Setelah Erupsi dan Luncurkan Awan Panas Guguran

Gunung Semeru menampakkan tubuh utuhnya yang berwarna perak kebiru-biruan pada Sabtu pagi.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

35 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

35 hari lalu

Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru melaporkan adanya erupsi disertai gempa awan panas guguran selama 27 menit, Kamis sore, 28 Maret 2024,

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

44 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya