Kubah Lava Baru Tumbuh di Puncak Gunung Merapi, Badan Geologi: Potensi Bahaya

Senin, 13 Maret 2023 09:23 WIB

Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, Ahad, 12 Maret 2023. Menurut data BPPTKG pengamatan 12 Maret 2023 pukul 06:00 - 12:00 WIB telah terjadi 6 awan panas guguran dengan jarak luncur antara 1500 meter hingga 2500 meter ke arah barat daya. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Bandung - Intensitas luncuran awan panas guguran Gunung Merapi telah langsung menurun pada Minggu, atau sehari setelah terjadi erupsi berupa luncuran awan panas masif pada Sabtu 11 Maret 2023. Meski begitu suplai magma dangkal maupun dalam masih terjadi sehingga masih ada kemungkinan akan terjadi rentetan awan panas berikutnya.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Badan Geologi Agus Budi Santoso mengungkap itu dalam keterangan yang dibagikannya, Minggu sore, 12 Maret 2023. “Intensitas awan panas yang terjadi Sabtu memang yang paling tinggi, dan saat ini meskipun masih terjadi, tapi intensitasnya menurun,” kata dia.

Agus mengingatkan potensi bahaya pascaerupsi Sabtu adalah banjir lahar. Pemicunya, hujan. Dia menyebut potensi itu dari hulu-hulu sungai di sekitar Merapi karena endapan awan panas yang baru maupun yang lama. Ditambah lagi dengan hujan abu yang terjadi.

Potensi bahaya yang kedua datang dari pergerakan baru kubah lava di puncak Gunung Merapi. Selain dua kubah lava yang sudah ada saat ini, yakni kubah lava barat daya dan kubah lava bagian tengah, ternyata pada sektor barat laut terjadi inflasi. "Tetap kami ingatkan kepada masyarakat terutama di wilayah barat laut untuk meningkatkan kesiapsiagaannya."

Meski saat ini diperhitungkan masih relatif stabil, potensi bahaya dari pergerakan baru kubah lava itu dianggap signifikan. Deformasi yang telah terukur sebesar 15 meter dalam kurun 2 tahun tersebut menyimpan bahaya jika longsor.

Advertising
Advertising

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Kalitengah, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Jumat 10 April 2020. Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada tanggal 27 Maret - 2 April 2020, analisis morfologi area kawah menggunakan foto udara menunjukan volume kubah lava telah mencapai 291 ribu meter kubik dan sedikit mengalami perubahan bentuk. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

"Pergerakan 15 meter ini cukup besar," katanya sambil menambahkan, "Kami coba bandingkan erupsi 2006 dan 2010, gerakan yang terjadi di puncak tidak mencapai 4 meter tapi memang terjadi dalam waktu yang cepat.”

Agus mengaku belum bisa menjelaskan lebih lanjut dampak bahaya longsoran kubah lava di arah Barat Laut tersebut. “Yang bisa kami sampaikan ada potensi bahaya di situ namun memang belum nyata untuk saat ini sehingga masyarakat punya waktu untuk melakukan kesiapsiagaan yaitu simulasi-simulasi untuk mempercepat waktu penyelamatan,” tuturnya.

Data Luncuran Awan Panas Merapi

Berikut ini data erupsi Gunung Merapi pada Sabtu-Minggu, 11-12 Maret 2023, yang dicatat Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Badan Geologi,

- Akibat awan panas guguran Gunung Merapi terjadi hujan abu di sejumlah wilayah dalam dua hari terakhir. Sebaran dominan ke arah Barat-Barat Laut dan yang paling jauh terjadi hujan abu tipis di Kalibening Banjarnegara sekitar 96 kilometer jauhnya.

- Pengamatan luncuran awan panas guguran dengan peralatan drone menunjukkan jarak maksimal yang terjadi menembus 3,7 kilometer, atau lebih pendek dari perkiraan 4 kilometer.

- Dari analisis parameter data kegempaan serta deformasi Gunung Merapi diperoleh kejadian rentetan awan panas guguran dalam dua hari terakhir dari sisi energi memang besar, namun dari jumlah kejadian tidak terlalu besar. Rentetan awan panas guguran yang terjadi masih lebih besar yang terjadi pada 9 Maret 2022 dengan luncuran awan panas menembus 5 kilometer mencapai hulu Kali Gendol (arah barat daya).

- Badan Geologi masih belum mengubah status aktivitas dan rekomendasi pada Gunung Merapi. Badan Geologi saat ini masih menetapkan status aktivitas Siaga atau Level III untuk Gunung Merapi.

Adapun rekomendasi yang diberikan agar masyarakat tidak beraktivitas di sekitar puncak Gunung Merapi dalam jarak 7 kilometer arah Barat Daya ke arah Kali Krasak, serta jarak 5 kilometer di sektor Tenggara.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

2 hari lalu

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

Erupsi Gunung Ruang kembali menyebabkan alat pemantau gunung api rusak. Badan Geologi memanfaatkan pemantauan dengan alat di stasiun sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

2 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

Batu-batuan material erupsi Gunung Ruang mencapai daerah yang cukup jauh radiusnya.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

2 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

2 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

4 hari lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

10 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Penurunan status tersebut seiring dengan menurunnya aktivitas gempa vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

12 hari lalu

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

Satu warga meninggal akibat tertimbun material longsor dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin Gunung Semeru

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

12 hari lalu

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

Badan Geologi merekomendasikan warga Pulau Tagulandang yang bermukim di radius bahaya Gunung Ruang dievakuasi.

Baca Selengkapnya

Usai Banjir Lahar Dingin, Warga Gunung Marapi Dibayangi Bencana Hidrometeorologi Akibat Curah Hujan Tinggi

13 hari lalu

Usai Banjir Lahar Dingin, Warga Gunung Marapi Dibayangi Bencana Hidrometeorologi Akibat Curah Hujan Tinggi

Jika curah hujan untuk sepekan ke depan meningkat, maka potensi bencana susulan serupa bisa saja terjadi.

Baca Selengkapnya