Guru Besar UNS Ungkap Soal Eliminasi TB dan Infeksi Latennya

Senin, 20 Maret 2023 01:52 WIB

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

TEMPO.CO, Solo - Biomarker sitokin dan kemokin dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi laten tuberkulosis (ILTB) sehingga dapat segera diberikan pengobatan yang tepat. ILTB adalah keadaan saat sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi tidak mampu mengeliminasi bakteri penyebab TB, Mycobacterium tuberculosis, dari tubuh secara sempurna tetapi mampu mengendalikannya sehingga tidak timbul gejala sakit.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Reviono, dan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi paru Bobby Singh mengungkap itu dalam buku terbaru mereka. Buku berjudul Sitokin dan Kemokin: Biomarker Tuberkulosis Laten itu meluncur di UNS Inn, Minggu, 19 Maret 2023.

"Peluncuran buku Tuberkulosis ini salah satu bentuk produk dari Program S-3 Ilmu Kedokteran UNS, juga dalam rangka memperingati Hari TB Sedunia sekaligus Dies Natalis ke-47 UNS tahun ini," ujar Reviono dalam konferensi pers peluncuran buku, Minggu siang.

Mereka memaparkan sejumlah permasalahan seputar penanganan penderita TB aktif atau ada yang mengenal sebagai TBC. Salah satu penyakit infeksi tertua di peradaban manusia ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia, termasuk di Indonesia.

Penyebab penyakit TB sudah diketahui oleh Robert Koh yaitu Mycobacterium tuberculosis pada 24 Maret 1882 atau 141 tahun yang lalu. Setiap 24 Maret kemudian diperingati sebagai Hari TB Sedunia. Meskipun hampir 1,5 abad penyebab penyakit TB ini sudah diketahui dan obatnya pun juga sudah ditemukan sekitar tahun 1940-an, tetapi sampai saat ini TB masih menjadi masalah di dunia.

Advertising
Advertising

Tema Hari TB Sedunia yang diangkat pada tahun ini pun menjadi relevan, yaitu 'Ayo Bersama Akhiri TB, Indonesia Bisa'. Indonesia saat ini menempati peringkat kedua dunia dengan beban kasus terbanyak setelah India yaitu 312/100.000 penduduk sedangkan angka kematian mencapai 34/100.000 penduduk.

Guru Besar Fakultas Kedokteran UNS Solo, Reviono (kiri), dan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi, Bobby Singh, menunjukkan buku tentang infeksi laten tuberkulosis yang mereka luncurkan, Minggu 19 Maret 2023. (TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE)

"Saat ini WHO telah menetapkan eliminasi TB sampai 2030 dengan menurunkan jumlah kasus 80 persen dan jumlah kematian 90 persen," kata Reviono sambil menambahkan, pada 2015, target program penanggulangan TB nasional adalah eliminasi TB 2035 dan bebas TB pada 2050.

Eliminasi TB yang dimaksud adalah tercapainya cakupan kasus TB sebanyak 1 kasus per 1 juta penduduk. Hambatan yang harus dihadapi untuk target eliminasi itu adalah: resistensi obat antiTB, tidak semua penderita TB mau diobati, kepatuhan minum obat, infeksi TB laten, ataupun ILTB yang akan bermanifes terjadi TB aktif sehingga menjadi sumber penularan.

Baca halaman berikutnya: Infeksi laten TB dan kendala alat diagnostik

<!--more-->

Kejadian TB diawali dengan masuknya kuman patogen TB. Oleh sistem imun pada sebagian besar host akan meresponsnya secara berkecukupan, membatasi pertumbuhan bakteri, dan mencegah terjadinya infeksi. Tidak semua orang yang terpajan patogen TB akan berkembang memberikan gejala alias terinfeksi penyakit TB.

Menurut Bobby, sekitar 30 persen orang yang terpajan kuman TB akan terinfeksi, sementara 70 persen tidak terinfeksi. Dari pasien yang terinfeksi TB, sekitar 5 persennya akan berkembang menjadi TB aktif dalam setahun pertama infeksi dan 95 persen mengalami infeksi TB laten.

"Setelah satu tahun, sekitar 3-5 pesen pasien dengan TB laten akan berkembang menjadi TB aktif dan sisanya akan tetap memiliki TB laten sepanjang hidup," katanya. Beberapa studi menunjukkan bahwa sekitar 5-10 persen orang dengan ILTB akan berkembang menjadi TB aktif dalam 5 tahun pertama sejak pertama kali terinfeksi.

Orang dengan ILTB biasanya memiliki hasil pemeriksaan rontgen thorax normal serta hasil pemeriksaan dahak tes cepat molekuler (TCM) negatif. "Tetapi, apabila dilakukan tuberculin skin test (TST) atau pemeriksaan interferon gamma-release assay (IGRA), hasilnya akan positif."

Diagnosis dan pengobatan ILTB merupakan salah satu strategi WHO untuk mengontrol dan mengeliminasi TB. Hasil pemodelan yang dilakukan Dye et al. pada 2013 menunjukkan target End TB Strategy 2035 hanya dapat tercapai dengan mengkombinasikan upaya pengobatan TB aktif secara efektif dan upaya pencegahan TB dengan pemberian terapi pencegahan TB (TPT) pada kasus ILTB tersebut.

Sebuah review yang dilakukan terhadap panduan pengobatan juga menemukan bahwa pengobatan ILTB dapat mengurangi risiko reaktivasi sekitar 60-90 persen.

Salah satu permasalahan untuk dapat mendeteksi infeksi TB laten adalah tentang alat diagnostik yang akurat tetapi terjangkau oleh masyarakat. Saat ini TST dan IGRA belum memenuhi persyaratan seperti itu.

"TST memang cenderung lebih murah tetapi akurasinya rendah terutama pada kelompok imunokompromi atau orang dengan sistem imun yang terganggu, sedangkan IGRA akurasinya lebih baik tetapi harganya mahal," katanya. Harga yang mahal ini mengakibatkan masyarakat enggan untuk memeriksakan diri, akibatnya banyak masyarakat yang memiliki infeksi TB Laten tidak terobati.

Upaya untuk mendapatkan alat diagnostik yang akurat telah dilakukan yaitu dengan melakukan penelitian guna mendapatkan biomarker infeksi TB laten yang lebih baik daripada IGRA. “Melalui sitokin dan kemokin ini, semoga yang selama ini buat tes mahal, diharapkan bisa lebih murah dan efektif,” tuturnya.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

2 jam lalu

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Universitas Jember, Kamis 2 Mei 2024, diwarnai dengan pencapaian satu mahasiswanya yang lulus nilai sempurna.

Baca Selengkapnya

UNS Ingatkan Peserta UTBK SNBT Tak Tergiur Membayar Uang untuk Bisa Lolos

1 hari lalu

UNS Ingatkan Peserta UTBK SNBT Tak Tergiur Membayar Uang untuk Bisa Lolos

Begini kata Plt Rektor UNS soal iming-iming lolos UTBK.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta UTBK 2024 di UNS Solo, Persiapan Setahun Belajar Hingga Ikut Bimbel Jutaan Rupiah

2 hari lalu

Cerita Peserta UTBK 2024 di UNS Solo, Persiapan Setahun Belajar Hingga Ikut Bimbel Jutaan Rupiah

Masing-masing peserta UTBK 2024 di UNS Solo memiliki cerita berbeda untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

2 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran UTBK Jalur Seleksi Mandiri UNS 2024 Dibuka Esok, Ini Ketentuan dan Cara Mendaftarnya

4 hari lalu

Pendaftaran UTBK Jalur Seleksi Mandiri UNS 2024 Dibuka Esok, Ini Ketentuan dan Cara Mendaftarnya

Sejak adanya peraturan rektor Universitas Sebelas Maret pada 2023, kini kampus di Surakarta ini mulai membuka jalur Seleksi Mandiri khusus UTBK

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

8 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

Pengusaha muda Rudy Salim hari ini berusia 37 tahun. Ia pernah drop ot (DO) dari dua fakultas kedokteran, untuk mendalami bisnis otomotif.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

8 hari lalu

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.

Baca Selengkapnya

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

11 hari lalu

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.

Baca Selengkapnya

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

12 hari lalu

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

Unas membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang diduga melibatkan Kumba Digdowiseiso.

Baca Selengkapnya

Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

12 hari lalu

Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

Koordinator KIKA, Satria Unggul, mengatakan bahwa keputusan yang jadi pilihan Kumba Digdowiseiso harus dihormati.

Baca Selengkapnya