Predator C Avenger, Generasi Baru Pesawat Pengintai Yang Lebih Mematikan

Reporter

Editor

Selasa, 19 Mei 2009 21:10 WIB

TEMPO Interaktif, San Diego: Ketangguhan pesawat tak berawak Predator memang tak perlu diragukan lagi. Pesawat pengintai yang dilengkapi dengan rudal pemburu tank berpresisi tinggi itu telah membuktikan kemampuannya di medan tempur.
Predator A dipercaya terlibat dalam tewasnya tokoh Al Qaidah, Abu Hamza Rabia, di Pakistan pada 2005. Pesawat itu juga berhasil mendeteksi keberadaan Usamah bin Ladin di Afganistan pada 2000. "Adiknya", Predator B atau MQ-9 Reaper, juga berhasil membantu militer Amerika Serikat dalam pertempuran di Afganistan.
Kini General Atomics Aeronautical Systems melahirkan seri terbaru pesawat mata-mata itu, yaitu Predator C Avenger. Predator generasi baru ini mempunyai sejumlah kelebihan yang tak terdapat pada dua Predator terdahulu. "Pesawat ini lebih survive dalam lingkungan berisiko tinggi dengan kecepatan dan operasional yang jauh lebih tinggi ketimbang pesawat seri Predator lainnya, yang membuatnya mampu bereaksi cepat dan melakukan reposisi dalam waktu singkat," kata perusahaan itu dalam situsnya.
Selain bermesin jet, bodi Predator C Avenger didesain untuk menangkal pantauan radar dan menutupi jejak inframerah mesinnya. Fitur ini tak ada pada dua seri sebelumnya. General Atomics Aeronautical Systems perlu tiga setengah tahun untuk merancang prototipe unmanned aerial vehicle (UAV) anyar itu.
Sirip ekor berbentuk V yang berorientasi vertikal berfungsi ganda, yaitu menangkis pantauan radar sekaligus menutupi jejak inframerah dari semburan mesin exhaust Pratt & Whitney PW54B. Kompartemen mesin berdesain punggung bungkuk menawarkan ruang leluasa bagi exhaust yang berliku yang mengeliminasi observasi radar terhadap mesinnya.
Pratt & Whitney telah mengembangkan exhaust berbentuk S yang memberi perlindungan dari observasi radar dan pendinginan untuk mengurangi jejak inframerah dari mesinnya. Mesin itu diperkirakan mampu menyuplai tenaga yang cukup besar sehingga UAV itu mampu terbang dengan kecepatan 740 kilometer per jam.
Sayap yang terentang sepanjang 20 meter dengan kemiringan 17 derajat dan tepi ekornya dibuat paralel. Hal ini sama dengan prinsip bentuk yang digunakan pada desain stealth klasik yang diterapkan pada pesawat B-22 dan B-2. Bagian tepi yang berlekuk memberikan manfaat, baik dari segi aerodinamika maupun strukural, dari sayap yang meruncing dan membantu melindungi celah mesin dari radar.
Eksterior baru UAV itu menawarkan sejumlah petunjuk soal bagaimana kemampuan pesawat itu di medan tempur kelak. Sebuah anjungan senjata internal memungkinkan pesawat itu mengangkut bom seberat lebih dari 225 kilogram yang dilengkapi dengan pemandu laser dan GBU -38 JDAM tail kit. Pintu anjungan senjata ini juga bisa dicopot untuk pemasangan bilik wide area surveillance.
Seperti Predator varian B, Avenger juga didesain untuk membawa persenjataan dan sensor seberat 1360 kilogram. Dalam misi yang tidak membutuhkan kamuflase, persenjataan bisa dipasang secara eksternal pada badan dan sayap pesawat.
Pesawat ini mampu terbang nonstop selama 20 jam, tapi waktu penerbangan bisa ditambah dua jam lagi dengan menginstal tangki bahan bakar di anjungan senjata. Bagian bawah pesawat yang panjang dan polos menghasilkan desan berdistorsi rendah untuk membawa sensor wide-area surveillance seperti radar pemindai aktif secara elektronik (AESA) yang tahan segala cuaca.
Dalam penerbangan perdananya di Gray Butte Flight Operations Facility di Palmdale, California, pada 4 April lalu, pesawat itu mendarat dengan mulus dan siap terbang kembali begitu bahan bakarnya selesai diisi ulang. Penerbangan berikutnya yang digelar 13 dan 14 April juga berlangsung sukses. "Mengikuti langkah Predator B yang telah terbukti di medan tempur, kehadiran Avenger melengkapi seri Predator dengan kemampuan multi misi dan fleksibilitas lain," kata Thomas J. Cassidy, Jr., presiden Aircraft Systems Group, General Atomics Aeronautical Systems.
Perusahaan pembuat dan perancang pesawat tanpa awak itu menyatakan bahwa berbagai fitur baru itu melengkapi fleksibilitas operasi dua varian Predator sebelumnya. Predator/MQ-1, misalnya, difokuskan pada misi tertentu yang mengharuskan pesawat itu terbang tinggi dalam jangka waktu panjang. Sedangkan Predator B/MQ-9 dapat mengangkut persenjataan lebih banyak dan mampu terbang nonstop dalam jangka waktu panjang sehingga bisa digunakan untuk melakukan pengawasan dan pemantauan maritim. "Kini Predator C menggenapi fleksibilitas sistem pesawat UAV dengan pengintaian reaksi cepat," kata perusahaan itu dalam situsnya.
Selain kemampuan terbang bak siluman, General Atomics Aeronautical Systems juga memikirkan penyimpanan pesawat yang hampir empat meter lebih panjang daripada Predator seri awal itu. Untuk mempermudah pesawat dengan rentang sayap 20 meter itu memasuki hanggar atau dibawa dalam operasi maritim, sayap Predator C Avenger ini juga dapat dilipat.
Cassidy, seorang purnawirawan laksamana memang telah lama memimpikan Predator bisa berperan dalam misi di laut. Angkatan laut Amerika Serikat memang berminat dengan kemampuan Reaper, namun enggan membawa pesawat bermesin baling-baling di atas deknya. Khusus untuk operasi di laut, Predator C juga dilengkapi dengan tailhook agar mempermudah pesawat itu mendarat di atas kapal.
TJANDRA DEWI | THEREGISTER | GA-ASI | AVIATION

Berita terkait

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

11 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Berburu Tiket Murah dengan Teknik Skiplagging, Apa Itu?

30 hari lalu

Berburu Tiket Murah dengan Teknik Skiplagging, Apa Itu?

Apakah sudah pernah mendengar istilah skiplagging sebelumnya?

Baca Selengkapnya

Alasan Wisatawan Disarankan Menggunakan Hand Luggage Saat Bepergian

31 hari lalu

Alasan Wisatawan Disarankan Menggunakan Hand Luggage Saat Bepergian

Jika ingin menghemat waktu selama penerbangan wisatawan disarankan menggunakan hand luggage

Baca Selengkapnya

Tertarik Menjadi Pramugari? Ini 5 Hal yang Sering Disalahpahami Banyak Orang

32 hari lalu

Tertarik Menjadi Pramugari? Ini 5 Hal yang Sering Disalahpahami Banyak Orang

Seorang pramugari mengatakan banyak kesalahpaman tentang profesi pramugari

Baca Selengkapnya

5 Hal Penting untuk Memudahkan Mudik Menggunakan Pesawat Terbang

36 hari lalu

5 Hal Penting untuk Memudahkan Mudik Menggunakan Pesawat Terbang

Memesan tiket jauh hari sebelum mudik bisa menghindari naiknya harga tiket.

Baca Selengkapnya

Posisi Kursi Pesawat yang Lebih Luas untuk Kaki Ini Disertai Tanggung Jawab Besar

37 hari lalu

Posisi Kursi Pesawat yang Lebih Luas untuk Kaki Ini Disertai Tanggung Jawab Besar

Barisan kursi pesawat ini memiliki ruang yang cukup lega untuk kaki tapi menurut pramugari tidak semua orang bisa duduk di situ

Baca Selengkapnya

Mengenang Wafatnya Bapak Dirgantara Indonesia, Nurtanio Pringgoadisuryo

41 hari lalu

Mengenang Wafatnya Bapak Dirgantara Indonesia, Nurtanio Pringgoadisuryo

Sayangnya saat Nurtanio memasuki sekolah penerbangan di era kolonial Jepang itu dirinya hanya disuruh untuk mendorong dan membersihkan pesawat terbang

Baca Selengkapnya

Tips Mengatasi Anak Menangis di Pesawat Terbang

24 Februari 2024

Tips Mengatasi Anak Menangis di Pesawat Terbang

Momen anak menangis di pesawat terbang bisa menggangu wisatawan lain. Cara ini dapat membantu para orang tua menenangkan anak menangis

Baca Selengkapnya

5 Makanan yang Dilarang Masuk Kabin Pesawat Terbang

11 Februari 2024

5 Makanan yang Dilarang Masuk Kabin Pesawat Terbang

Bberapa negara melarang makanan tertentu dimasukkan ke dalam tas jinjing di kabin pesawat terbang

Baca Selengkapnya

5 Tips Menjaga Kebersihan Berpergian dengan Pesawat Terbang

11 Februari 2024

5 Tips Menjaga Kebersihan Berpergian dengan Pesawat Terbang

Beberapa tips ini dapat membantu penumpang yang tetap ingin menjaga kebersihan selama di pesawat terbang

Baca Selengkapnya