Gen Penyebab Kebotakan Ditemukan

Reporter

Editor

Senin, 1 Juni 2009 12:58 WIB

TEMPO Interaktif, Hong Kong: Resah karena rambut di kepala Anda terus menipis karena rontok? Kini harapan baru untuk menemukan obat yang dapat menyembuhkan kebotakan atau kerontokan rambut semakin besar setelah para ilmuwan Jepang mengidentifikasi gen yang berkaitan dengan kerontokan rambut.
Gen itu tampaknya menentukan siklus kerontokan rambut pada tikus, tapi para ilmuwan yakin gen itu mungkin juga bertanggung jawab atas kerontokan atau alopecia pada manusia. Dalam sebuah laporan yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences, para peneliti menjelaskan bagaimana mereka merekayasa tikus yang tak punya gen Sox21.
Selama ini gen Sox21 telah diketahui terlibat dalam pembentukan sel saraf, tapi studi baru inilah yang pertama kali mengindikasikan fungsi gen itu dalam memastikan rambut tetap bertahan di kulit. "Mungkin saja gen ini juga penyebab menipisnya rambut," kata Profesor Yumiko Saga dari Divisi Pengembangan Mamalia di National Institute of Genetics di Mishima, Jepang.
Dalam riset tersebut, para ilmuwan sengaja menonaktifkan gen Sox21. Tikus itu mulai kehilangan rambutnya sejak berusia 11 hari, dimulai pada bagian kepala dan diikuti ke sekujur tubuh sampai ke arah ekor. Antara hari ke-20 dan hari ke-25, akhirnya tikus tersebut kehilangan seluruh rambut tubuhnya, termasuk kumisnya. "Yang mengherankan, pertumbuhan kembali rambut baru terjadi beberapa hari kemudian, tetapi diikuti kembali oleh kerontokan rambut baru," kata Saga. "Normalnya, rambut baru tumbuh segera setelah rambut lama rontok, tetapi rambut tikus mutan ini rontok lebih awal sehingga membuat periode botak lebih lama."
Siklus alopecia ini terus berlangsung selama lebih dari dua tahun dan para ilmuwan mengamati bahwa kelenjar sebaceous penghasil minyak yang berada di sekitar folikel rambut tikus mutan tersebut mengalami pembesaran dan lapisan sel kulitnya pun menebal selama periode rontoknya rambut. "Gen itu kemungkinan terlibat pada diferensiasi sel punca yang membentuk lapisan terluar helai rambut," kata Saga yang memimpin tim periset itu.
Dari penemuan tersebut, para ilmuwan melanjutkan riset mereka dengan memeriksa contoh kulit manusia. Ternyata mereka menemukan bukti adanya gen yang sama pada kulit manusia. "Kami mengkonfirmasi bahwa gen Sox21 itu juga diekspresikan dalam kutikula helai rambut manusia. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa gen Sox21 mungkin bertanggung jawab atas beberapa kondisi kerontokan pada manusia," kata para peneliti itu dalam kesimpulannya.
Terobosan ini diharapkan dapat membantu para ilmuwan mengembangkan cara pengobatan baru sekaligus menunjukkan sejak dini pria mana yang kemungkinan akan kehilangan rambutnya.
Rambut memiliki fase tumbuh yang lama, dua tahun atau lebih, dan diikuti fase istirahat singkat selama dua atau tiga bulan. Namun ketika sejumlah pria bertambah tua, pola itu secara bertahap mulai berlaku sebaliknya sampai akhirnya periode rehat begitu panjang. Hal itu menyebabkan tak ada rambut baru yang tumbuh untuk menggantikan 100-150 helai rambut yang rontok secara alamiah setiap hari.
TJANDRA DEWI| REUTERS

Berita terkait

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

17 hari lalu

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?

Baca Selengkapnya

Mengenal Kuda Nil Kerdil, Satwa Langka yang Hanya Tersisa Dua Ribu Ekor di Alam

37 hari lalu

Mengenal Kuda Nil Kerdil, Satwa Langka yang Hanya Tersisa Dua Ribu Ekor di Alam

Kelahiran bayi kuda nil kerdil di Yunani mendatangkan harapan bagi spesies langka tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Anoreksia, Begini Gejala dan Penyebabnya

11 Januari 2024

Mengenal Anoreksia, Begini Gejala dan Penyebabnya

Anda mungkin sudah familiar dengan istilah penyakit Anoreksia, gangguan makan dan kondisi kesehatan mental yang serius. Ini gejala dan penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Benarkah Golongan Darah Memiliki Peran dalam Risiko Penyakit Autoimun?

25 November 2023

Benarkah Golongan Darah Memiliki Peran dalam Risiko Penyakit Autoimun?

Beberapa penelitian mendukung korelasi antara golongan darah dan penyakit autoimun tertentu.

Baca Selengkapnya

Selain Genetika, Kesejahteraan Emosional Mempengaruhi Pertumbuhan Tubuh Anak

3 November 2023

Selain Genetika, Kesejahteraan Emosional Mempengaruhi Pertumbuhan Tubuh Anak

Kesejahteraan emosional anak sangat penting untuk mencegah terhambatnya pertumbuhan tubuh anak.

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala dan Penyebab Akalasia, Penyakit Sulit Menelan

22 September 2023

Mengenal Gejala dan Penyebab Akalasia, Penyakit Sulit Menelan

Akalasia adalah kondisi ketika otot kerongkongan tidak mampu mendorong makanan atau minuman untuk masuk ke lambung.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Penumpukan Lemak

4 September 2023

5 Penyebab Penumpukan Lemak

Setidaknya ada beberapa penyebab utama lemak menumpuk. Di antaranya pola makan tidak sehat, kurang tindur, hingga genetika.

Baca Selengkapnya

Inilah Gejala Umum Kanker Payudara yang Perlu Diketahui

25 Mei 2023

Inilah Gejala Umum Kanker Payudara yang Perlu Diketahui

Kanker payudara adalah jenis kanker yang terjadi ketika sel-sel di dalam payudara mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali.

Baca Selengkapnya

Bayi-bayi Lahir dengan DNA 3 Orang Tua, Bagaimana Bisa Terjadi?

15 Mei 2023

Bayi-bayi Lahir dengan DNA 3 Orang Tua, Bagaimana Bisa Terjadi?

Diperkenalkan pertama di Inggris, teknik tiga-bagian DNA ini diterapkan pertama oleh tim dokter Amerika di Meksiko.

Baca Selengkapnya

Mengapa Perempuan Berisiko Terkena Penyakit Lupus, Apa Pemicunya?

13 Mei 2023

Mengapa Perempuan Berisiko Terkena Penyakit Lupus, Apa Pemicunya?

Salah satu penyebab penyakit lupus adalah penggunaan sejumlah obat yang tidak sesuai. Lalu siapa saja yang berisiko terjangkit penyakit tersebut?

Baca Selengkapnya