"Kami memang memilih tidak ikut di pasar netbook karena hasil survei pelanggan kami menyatakan bahwa mayoritas mereka menginginkan performa daripada sekadar harga yang murah," kata Tan See Ghee, Direktur Teknologi AMD Asia Selatan, di Jakarta pada Senin lalu.
Netbook adalah kategorisasi terbaru dalam industri komputer yang muncul pada 2008. Netbook adalah komputer jinjing yang performanya berada di bawah laptop umumnya. Saat ini, prosesor netbook yang umum adalah Intel Atom.
Di segmen ini, Intel seperti melenggang sendiri meski ada hadangan dari VIA, vendor asal Taiwan, dan Nvidia. Malah, pada Mei lalu Intel meluncurkan penerus Atom, yaitu Pine Trail, dengan performa yang lebih baik.
Sedangkan AMD memilih untuk menyodorkan platform laptop ringkas dan ringan, tapi dengan performa yang sama dengan komputer kebanyakan. Masalahnya, Intel tak tinggal diam sehingga persaingan pun tak terhindarkan.
Konsep AMD tertuang pada platform Yukon yang diluncurkan pada awal 2009. Konsepnya adalah laptop berukuran layar mulai 13 inci dengan tubuh dan bobot yang ringan dan ringkas.
"Segmen ini kami yang pelopori pada awal tahun ini," kata See Ghee.
Yukon merupakan kombinasi Chipset M690 dan prosesor Athlon Neo 15 W serta prosesor grafis ATI Radeon 1200. Salah satu produk yang sudah memakai platform ini adalah Hewlett-Packard Pavillion Pavilion DV2. Produk lain adalah notebook Joybook Lite T131 dari BenQ.
Setelah itu, pada kuartal ketiga tahun ini, AMD akan meluncurkan penerusnya, platform Congo. Platform ini terdiri atas prosesor Athlon Neo 18 W, Chipset M780G, dan prosesor grafis ATI Radeon HD3200. Jelas lebih bertenaga daripada pendahulunya.
Di pasar komputer ultra-portabel ini Intel menyodorkan jagoannya, yaitu platform Montevina Plus. Platform ini terdiri atas prosesor terbaru berteknologi Ultra Low Voltage (ULV), teknologi lawas dari generasi Pentium yang telah diperbarui.
Soal faktor bentuk dan bobot, Montevina dan Yukon memang menawarkan produk yang lebih ramping serta lebih ringan. Tapi, keduanya berselisih jalan pada urusan daya hidup baterai.
Sebagai contoh, prosesor ULV pada notebook Acer Aspire Timeline yang diluncurkan baru-baru ini di Jakarta mampu menghasilkan tenaga hidup sampai 8 jam. Sedangkan platform Yukon sekitar empat sampai lima jam saja.
Untuk hal ini, AMD memiliki jawabannya sendiri. "Soal daya hidup baterai ini masih menimbulkan perdebatan," kata See Ghee.
Menurut See, tawaran soal daya hidup baterai yang panjang sah-sah saja diajukan kepada konsumen. Namun, menurut dia, konsumen belum banyak diberi tahu bahwa daya hidup baterai itu juga bergantung pada pemakaian.
"Tidak pernah disebutkan di brosur delapan jam itu apakah dengan pemakaian penuh atau idle?" kata See Ghee. Meski begitu, See Ghee mengakui bahwa urusan daya tahan baterai tetap menjadi perhatian mereka dan akan terus ditingkatkan.
DEDDY SINAGA