AS Anggap Nikel Indonesia Dibuat dengan Kerja Paksa, Kemnaker: Masih Indikasi

Kamis, 26 September 2024 16:06 WIB

Kegiatan pekerja di Indonesia Morowali Industrial Park pada Senin-Selasa, 6-7 Agustus 2018, Morowali, Sulawesi Tengah. TEMPO/Kartika Anggraeni

TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Tenaga Kerja AS memasukkan nikel dari Indonesia ke dalam daftar produk yang dibuat dengan kerja paksa berdasarkan laporan Asia Times pada 10 September lalu.

Laporan ini juga dipandang sebagai pukulan telak bagi upaya Indonesia menjadi pemasok utama bahan baterai global perusahaan Barat dan Tiongkok, termasuk untuk kendaraan listrik.

Direktur Bina Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan Yuli Adiratna mengatakan laporan Departemen Tenaga Kerja AS itu masih bersifat indikasi.

"Walaupun indikasi, itu tetap menjadi perhatian penting pemerintah untuk memastikan bahwa kejadian kerja paksa itu memang benar-benar tidak ada. Pemerintah selalu memberikan pembinaan sosialisasi bahkan juga pada pemeriksaan kerja," kata Yuli usai diskusi yang diadakan Nickel Institute di Hotel Kempinski Indonesia, Jakarta, Kamis, 26 September 2024.

Yuli mengatakan akan segera menurunkan tim untuk menginvestigasi laporan adanya kerja paksa di smelter nikel. "Kami juga belum tahu di smelter mana, itu hanya indikasi dari Amerika Serikat," ucapnya.

Advertising
Advertising

Menurut Yuli, pemerintah akan segera mencari tahu kebenaran dari laporan ada kerja paksa tersebut. "Ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah untuk menjaga semuanya, menjaga investasi, menjaga perlindungan terhadap tenaga kerja, menjaga ekonomi kita semua," ungkap Yuli yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengawas Ketenagakerjaan Indonesia.

Laporan Asia Times itu mengutip liputan pers dan berbagai laporan oleh LSM tentang kondisi kerja di pabrik peleburan nikel yang terkonsentrasi di pulau Sulawesi dan Maluku di Indonesia timur.

Dimiliki dan dioperasikan dalam kemitraan oleh perusahaan-perusahaan Cina dan Indonesia, para pekerja dari kedua negara tersebut bekerja di kawasan industri tempat mereka diduga menghadapi pemotongan upah yang sewenang-wenang, kekerasan, lembur paksa, dan pengawasan terus-menerus. Pekerja Cina juga menghadapi penyitaan paspor dan pembatasan pergerakan mereka.

Di Morowali, sebuah wilayah di Sulawesi Tengah yang telah muncul sebagai pusat industri nikel, para pekerja yang berbicara kepada Asia Times mengulangi tuduhan serupa sambil juga menyoroti kondisi kerja yang tidak aman.

Pilihan Editor: Prediksi Cuaca BMKG: Jabodetabek Bakal Hujan Lagi Hari Ini, Cek Sebarannya

Berita terkait

Diprotes Zionis, Jurnalis Palestina Raih Emmy Awards Berkat Liputan di Tengah Konflik Gaza

11 jam lalu

Diprotes Zionis, Jurnalis Palestina Raih Emmy Awards Berkat Liputan di Tengah Konflik Gaza

Jurnalis Palestina Bisan Atef Owda memenangkan penghargaan Emmy Awards atas proyeknya, "It's Bisan From Gaza and I'm Still Alive"

Baca Selengkapnya

Netanyahu Bantah Terima Proposal Gencatan Senjata Lebanon

11 jam lalu

Netanyahu Bantah Terima Proposal Gencatan Senjata Lebanon

PM Israel Benjamin Netanyahu mengklaim memerintahkan tentara untuk terus menyerang Lebanon dengan kekuatan penuh

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi Timah, Eks Dirut PT Timah Beberkan Alasan Lakukan Kerja Sama dengan 5 Smelter Swasta

11 jam lalu

Sidang Korupsi Timah, Eks Dirut PT Timah Beberkan Alasan Lakukan Kerja Sama dengan 5 Smelter Swasta

Eks Dirut PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabran mengungkap alasan memilih bekerja sama dengan lima smelter swasta.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmikan Smelter Tembaga di NTB, Berikut Proses Pengolahan Tembaga

14 jam lalu

Presiden Jokowi Resmikan Smelter Tembaga di NTB, Berikut Proses Pengolahan Tembaga

Pengolahan tembaga di smelter adalah proses rumit yang dimulai dengan penambangan bijih kurang dari 1 persen tembaga.

Baca Selengkapnya

Menteri Ekstremis Israel Tolak Gencatan Senjata di Lebanon: Hancurkan Hizbullah!

15 jam lalu

Menteri Ekstremis Israel Tolak Gencatan Senjata di Lebanon: Hancurkan Hizbullah!

Menteri Keuangan yang juga tokoh ekstremis sayap kanan Israel Bezalel Smotrich tolak gencatan 21 hari di Lebanon

Baca Selengkapnya

UKI Buka Mata Kuliah Artificial Intelligence, Materi Kuliah Bisa Diakses Gratis

16 jam lalu

UKI Buka Mata Kuliah Artificial Intelligence, Materi Kuliah Bisa Diakses Gratis

UKI bekerja sama dengan University of Southern Calif membuka mata kuliah daring "Introduction to AI". Materi kuliah bisa diunduh secara gratis.

Baca Selengkapnya

Bantuan Asing untuk Pembangunan IKN, Ada Pemerintah dan Perusahaan Amerika

18 jam lalu

Bantuan Asing untuk Pembangunan IKN, Ada Pemerintah dan Perusahaan Amerika

IKN Terima Dana Hibah dari Amerika, Ini Tujuan dan Nilainya

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut Pemerintah Dorong Pengurangan Emisi Industri Lewat Pemanfaatan EBT untuk Smelter

21 jam lalu

Bahlil Sebut Pemerintah Dorong Pengurangan Emisi Industri Lewat Pemanfaatan EBT untuk Smelter

Bahlil mengaku sudah berdiskusi dengan pemilik smelter Weda Bay mulai 2025 pengolahan nikel disana akan menggunakan PLTS di lahan bekas tambang

Baca Selengkapnya

Trump Bersumpah Hancurkan Iran Berkeping-keping Jika Sakiti Dia

21 jam lalu

Trump Bersumpah Hancurkan Iran Berkeping-keping Jika Sakiti Dia

Calon presiden AS Donald Trump menuding Iran berada di balik upaya pembunuhan dirinya.

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi Timah, Saksi Mengaku Diminta Bikin Kajian dengan Tanggal Mundur

22 jam lalu

Sidang Korupsi Timah, Saksi Mengaku Diminta Bikin Kajian dengan Tanggal Mundur

Pegawai PT Timah mengaku pernah diminta membuat kajian tentang kerja sama dengan perusahaan smelter swasta, tapi dengan tanggal mundur

Baca Selengkapnya