Masih Misteri, Satu Pasien Flu Burung di Amerika Belum Diketahui Asal Penularannya

Kamis, 26 September 2024 18:02 WIB

Ilustrasi flu burung. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Belasan kasus baru infeksi virus H5N1 dilaporkan muncul di Amerika Serikat sepanjang tahun ini. Dari bukti-bukti yang ada diduga virus flu burung ini menyebar ke manusia dari hewan yang terinfeksi seperti sapi dan unggas, bukan antar-manusia.

Namun, satu kasus terbaru di Missouri masih mengundang tanya. Kasus yang dilaporkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada 6 September lalu tersebut belum diketahui jenis hewan yang menjadi sumber penularannya.

Apakah pasien itu tertular dari sesama manusia? CDC menepisnya dengan menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada bukti kalau ada orang yang menularkan virus flu burung ke kontak eratnya. "Risiko H5N1 untuk kesehatan masyarakat masih rendah," bunyi keterangan yang disampaikan.

CDC masih pada kesimpulan itu meski ada dua petugas kesehatan jatuh sakit setelah berinteraksi dengan pasien flu burung. Satu telah dipastikan negatif flu yang sama.

Nahid Bhadelia dari Center on Emerging Infectious Diseases di Boston University setuju dengan penilaian bahwa risiko H5N1 masih tergolong rendah. Namun dia juga mengingatkan kewaspadaan karena adanya kasus di Missouri yang masih misteri.

Advertising
Advertising

Dia menunjuk kasus positif infeksi H5N1 yang sudah menyebar di antara bangsa burung di negara itu sejak 2022, lalu melompat ke berbagai hewan mamalia termasuk sapi. Kasus pasien di Missouri diduganya datang dari sapi yang terinfeksi namun tak terdeteksi. "Missouri telah selama ini mendeteksi 600 ribu kasusnya di antara unggas. Kawanan sapi yang terinfeksi mungkin tak terpantau," katanya.

Seema Lakdawala, associate professor bidang mikrobiologi di Emory University yang meneliti H5N1 mengakui jumlah hewan ternak yang dites untuk mendapatkan ditribusi geografis dari virus ini tak cukup. Per 12 Juli lalu, Departemen Pertanian (USDA) hanya memeriksa 17 dari sekitar 60 ribu sapi perah yang ada. "Tidak ada tes universal yang pernah dilakukan di peternakan sapi perah," katanya.

Kasus Flu Burung di Missouri

Pasien di Missouri dirawat di rumah sakit pada Agustus lalu dan menjadi kasus positif flu burung ke-14 di AS sepanjang tahun ini. Memiliki komplikasi dengan penyakit lain, pasien ini mengalami nyeri pada dada, diare, muntah dan lemas. Namun begitu pasien tak sampai sakit parah saat dirawat dan kini telah pulih.

Dia awalnya terkonfirmasi positif influenza A, kelompok besar virus-virus yang menjadi asal H5N1. Di dalamnya termasuk virus-virus flu musiman seperti H1N1 tapi si pasien sudah dites negatif untuk seluruh subtipe itu. Pengujian lebih lanjut lalu mengungkap infeksi H5N1.

Dalam updatenya pada 13 September lalu, CDC melaporkan telah mendapatkan analisis parsial dari genom virus flu burung yang menginfeksi pasien itu; tidak tersedia material genetik yang cukup untuk bisa dilakukan pengurutan (sekuens) gen utuh.

Hasilnya menunjukkan kalau virus masih mengandung kesamaan yang tinggi dengan yang bersirkulasi di antara hewan ternak. Dengan kata lain, virus belum cukup bermutasi untuk bisa beradaptasi dengan baik di paru-paru manusia--mutasi yang dapat merintis jalan penularan antarmanusia.

Meski begitu didapati pula adanya dua mutasi berbeda yang tidak ditemui pada kasus virus H5N1 pada manusia sebelumnya. Belum jelas dampak dari perbedaan ini.

Mungkinkah dari Air Susu Sapi?

CDC menyebut salah satu kemungkinan asal muasal penularan virus itu adalah susu sapi yang belum melalui pasteurisasi yang dikonsumsi si pasien. Soal ini, Lakdawala menjelaskan bahwa seekor sapi yang terinfeksi bisa membawa puluhan sampai ratusan juta partikel virus menular dalam setiap mililiter susu, "Dan hewan ini memproduksi bergalon-galon susu."

Belum diketahui apakah seseorang bisa tertular flu burung dari minum susu sapi segar yang belum melalui proses pasteurisasi tersebut, tapi meterial yang sama telah diketahui bisa menyebarkan aneka kuman.

Kemungkinan lainnya adalah penularan antar-manusia, meski selama ini kasusnya belum pernah ditemukan. Untuk kemungkinan ini, kontak keluarga si pasien asal Missouri diketahui mengembangkan gejala serupa pada hari yang sama tapi tidak dites flu burung.

Berdasarkan gejala itu, Lakdawala menduga, si pasien dan keluarganya terpapar secara simultan ke sumber infeksi yang sama ketimbang virus menyebar dari satu oran ke yang lain.

Lakdawala mendesak USDA berupaya lebih jauh memahami bagaimana virus flu burung menyebar di antara sapi ternak. Menurutnya pula, harus ada kerja sama dengan para dokter hewan dan pergi ke peternakan-peternakan untuk memerika setiap milk tanker.

LIVE SCIENCE, NEW SCIENTIST

Pilihan Editor: Jokowi Bilang yang Diekspor Sedimen Bukan Pasir Laut, Ahli Sebut Kalau Dipakai Uruk Pantai Bisa Ambyar Lagi Kena Ombak

Berita terkait

Amerika Serikat dan Kementerian Kesehatan Kolaborasi dalam Pelatihan Petugas Kesehatan di Papua

2 hari lalu

Amerika Serikat dan Kementerian Kesehatan Kolaborasi dalam Pelatihan Petugas Kesehatan di Papua

CDC Amerika Serikat bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI mendukung pelatihan manajemen wabah penyakit pada petugas kesehatan.

Baca Selengkapnya

Susu Ikan: Branding hingga Peluang Usaha UMKM

7 hari lalu

Susu Ikan: Branding hingga Peluang Usaha UMKM

Susu ikan akan disiapkan untuk produk protein dalam program makan bergizi gratis

Baca Selengkapnya

7 Alternatif Susu Hewani Selain Susu Sapi

8 hari lalu

7 Alternatif Susu Hewani Selain Susu Sapi

Berikut susu hewani yang bisa dikonsumsi sebagai alternatif selain susu sapi.

Baca Selengkapnya

Soal Rencana Investasi dari Qatar untuk Produksi 2 Juta Ton Susu Sapi di Indonesia, Asosiasi Peternak: Tidak Semudah Itu

13 hari lalu

Soal Rencana Investasi dari Qatar untuk Produksi 2 Juta Ton Susu Sapi di Indonesia, Asosiasi Peternak: Tidak Semudah Itu

Dewan Pakar Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia atau PPSKI Rochadi Tawaf menilai investasi industri sapi perah di Indonesia tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Penyakit yang Umum Menular di Sekolah dan Cara menghindarinya

16 hari lalu

Penyakit yang Umum Menular di Sekolah dan Cara menghindarinya

Bergulat dengan penyakit seperti pilek, sakit perut, dan flu membuat anak-anak stres. Berikutsaran agar anak tak gampang tertular penyakit di sekolah.

Baca Selengkapnya

Penularan Hepatitis, dari Malas Cuci Tangan sampai Hubungan Seksual

17 hari lalu

Penularan Hepatitis, dari Malas Cuci Tangan sampai Hubungan Seksual

Hepatitis bisa menular melalui makanan dan minuman yang tercemar virus vepatitis, tangan kotor, hingga hubungan seksual.

Baca Selengkapnya

Awas, Makanan Mentah dan Lingkungan Kotor Bisa Sebabkan Hepatitis A

17 hari lalu

Awas, Makanan Mentah dan Lingkungan Kotor Bisa Sebabkan Hepatitis A

Makanan dan minuman yang tidak matang atau jajan di lingkungan yang kotor dapat menyebabkan hepatitis A, jadi waspadalah.

Baca Selengkapnya

Cina Umumkan Temukan Virus Baru akibat Gigitan Kutu, Menyerang Otak!

17 hari lalu

Cina Umumkan Temukan Virus Baru akibat Gigitan Kutu, Menyerang Otak!

Cina mengumumkan telah menemukan virus baru yang resisten terhadap antibiotik dan dapat menyerang otak.

Baca Selengkapnya

Tangkal Virus Japanese Encephalitis, Dinkes Yogyakarta Gelar Imunisasi untuk Ratusan Ribu Anak

22 hari lalu

Tangkal Virus Japanese Encephalitis, Dinkes Yogyakarta Gelar Imunisasi untuk Ratusan Ribu Anak

Dinas Kesehatan DIY menggelar imunisasi Japanese Encephalitis (JE) pada 3 September hingga 31 Oktober 2024. JE bisa memicu peradangan otak.

Baca Selengkapnya

Wabah Listeria Terbaru di Amerika Telah Sebabkan 5 Kematian, 57 Dirawat

28 hari lalu

Wabah Listeria Terbaru di Amerika Telah Sebabkan 5 Kematian, 57 Dirawat

CDC Amerika Serikat telah mengidentifikasi kemunculan wabah Listeria dari daging olahan baru-baru ini.

Baca Selengkapnya