Fenomena Astronomi Saat Ini: Komet yang Cerlang Cemerlang dan Bulan Ada Dua sampai November

Minggu, 29 September 2024 23:17 WIB

Komet Tsuchinshan-ATLAS, atau Komet A3. Instagram/Adrianksb/Boscha

TEMPO.CO, Bandung - Dua fenomena astronomi tengah menjadi perhatian sepanjang akhir pekan ini. Yang pertama adalah komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS) yang penampakannya bisa disaksikan siapapun di Bumi, termasuk di Indonesia.

“Kecerlangan komet itu harusnya bisa terlihat langsung oleh mata (tanpa alat),” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan di Bandung, Ahad malam, 29 September 2024.

Komet C/2023 A3 ditemukan pada 9 Januari 2023, hasil pengamatan di Purple Mountain Observatory alias Tsuchinshan Chinese Observatory di Nanjing, Cina. Komet itu diketahui berasal dari awan Oort, selubung berbentuk bola raksasa yang mengelilingi tata surya kita, yang dikenal pula sebagai rumah dari komet-komet berperiode panjang yang butuh ratusan tahun atau bahkan lebih untuk sekali mengorbit matahari.

Dari keterangan Observatorium Bosscha di akun Instagram resminya, Komet C/2023 A3 memiliki periode orbit sekitar 80.660 tahun. Artinya, komet baru akan terlihat lagi oleh penduduk bumi 80.660 tahun lagi. Informasi lain menyebutkan, Tsuchinshan-ATLAS punya masa orbit jutaan tahun dan baru kali ini akan menyambangi matahari.

Bintang berekor itu pada 27 September lalu tengah menuju jarak terdekatnya dengan matahari atau perihelion dengan kisaran jarak 58,6 juta kilometer. Sedangkan dengan Bumi, jarak terdekatnya pada 14 Oktober, sejauh 70,8 juta kilometer.

Advertising
Advertising

Berdasarkan estimasi astronom, komet itu bakal seterang 20 bintang paling terang di langit sehingga dapat diamati langsung dengan mata di langit yang cerah tanpa awan. Arah patokannya yaitu Rasi Bintang Sextant yang menjadi posisi penampakan komet. “Di arah timur, sebelum waktu fajar,” ujar Avivah.

Seorang penggemar astrofotografi di Lembang, Bandung, termasuk yang berhasil melihatnya pada Ahad dinihari, 29 september 2024, antara pukul 04.15-04.45 WIB. Dia kemudian mengunggah hasil pengamatan dan foto komet C/2023 A3 itu di akun Instagram miliknya. Terlihat komet itu dengan ekornya yang panjang seakan bergerak menukik ke horison.

Menurut Avivah, posisi komet akan tetap sampai 29 September, kemudian bergeser ke perbatasan dengan Rasi Bintang Leo lalu ke Virgo. Komet ini bisa diamati lagi di ufuk barat setelah matahari terbenam mulai 11 Oktober nanti hingga pekan ketiga ketika bintang berekor itu makin meredup seiring arahnya yang menjauh dari matahari.

Baca halaman berikutnya: fenomena astronomi bulan mini dan penjelasan kenapa Bumi punya bulan

<!--more-->

Asteroid Mini Jadi Bulan Kedua Bumi dan Penjelasannya

Fenomena astronomi kedua adalah sebuah asteroid yang dinamakan 2024 PT5 yang akan menjadi bulan mini bagi Bumi mulai hari ini untuk beberapa waktu ke depan. Hal itu terjadi karena asteroid berukuran lebar 11 meter itu terjerat gravitasi Bumi. “Jaraknya aman sekitar 1,5 juta kilometer, jadi bukan ancaman buat Bumi,” kata Avivah tentang fenomena astronomi yang ini.

Asteroid itu diketahui posisinya pada 7 Agustus 2024 dari pengamatan via teleskop survei Atlas di Sutherland, Afrika Selatan. Akibat tarikan gravitasi Bumi itu, Avivah menerangkan, asteroid itu sementara waktu akan mengorbit matahari bareng Bumi sambil juga mengelilingi Bumi. “Seperti bulan, tapi ukurannya lebih kecil,” ujarnya.

Kalangan astronom memperkirakan asteroid itu akan bergabung selama dua bulan mulai hari ini hingga 25 November 2024. Setelah itu, asteroid 2024 PT5 diperkirakan akan kembali lagi ke orbitnya semula untuk mengitari matahari.

Sebagai benda langit, menurut Avivah, asteroid juga ikut mengelilingi matahari. Jika jaraknya cukup dekat dari Bumi, asteroid yang tertarik gravitasi bisa masuk dan jatuh ke Bumi. Namun begitu, ada pengaruh gravitasi matahari juga sehingga asteroid gagal tersedot ke Bumi dan terlepas.

Selama ini, baru diketahui benda langit yang seperti itu, mengorbit terus bersama Bumi, adalah bulan. Sebelumnya, pada 2006 dan 2020, diketahui ada asteroid yang ikut mengelilingi Bumi selama beberapa tahun. Asteroid lain hanya bertahan selama beberapa hari atau bulan seperti pada 1991 dan 2022.

Avivah menjelaskan, tidak ada periode khusus asteroid mengelilingi Bumi dan mengorbit matahari bersama-sama. Dengan ukuran yang tergolong kecil, jalur orbit asteroid disebutnya mudah terganggu sehingga bisa melenceng.

Pilihan Editor: California Gugat ExxonMobil, Tuduh Daur Ulang Plastik sebagai Kebohongan

Berita terkait

Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

2 hari lalu

Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

Kalangan astronom tengah mengamati asteroid 2024 PT5 berukuran 11 meter yang akan terkena tarikan gravitasi bumi.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

4 hari lalu

Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

Para astronom sedang bersiap arahkan pengamatan ke fenomena yang disebut sebagian kalangan sebagai bulan kembar.

Baca Selengkapnya

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

10 hari lalu

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

Supermoon terbesar 2024 terjadi pada Rabu malam sampai Kamis pagi ini, 18-19 September 2024.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta dari Bola Api Asteroid yang Melesat di Langit Filipina

16 hari lalu

Fakta-fakta dari Bola Api Asteroid yang Melesat di Langit Filipina

Jaringan teleskop survei di Bumi kini sudah cukup baik untuk melihat kedatangan obyek semungil asteroid ini dan memberikan peringatan dini.

Baca Selengkapnya

Kunjungan Malam ke Observatorium Bosscha Berakhir Agustus, Ini Alternatifnya

39 hari lalu

Kunjungan Malam ke Observatorium Bosscha Berakhir Agustus, Ini Alternatifnya

Publik masih berkesempatan datang ke Observatorium Bosscha lewat Kunjungan Sekolah dan Kunjungan Siang Berpemandu setelah mendaftar secara daring.

Baca Selengkapnya

ITB Pasang Teleskop Radio Seharga Rp 90 Miliar di Observatorium Bosscha

26 Juli 2024

ITB Pasang Teleskop Radio Seharga Rp 90 Miliar di Observatorium Bosscha

Teleskop radio hibah dari Cina itu berdiameter 13 meter. ITB akan alihkan teleskop radio yang lama diameter 6 meter untuk praktikum dan riset.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Penemuan Berlian Raksasa di Merkurius, Bisa Jadi Perhiasan?

25 Juli 2024

5 Fakta Penemuan Berlian Raksasa di Merkurius, Bisa Jadi Perhiasan?

Berlian raksasa itu tercipta dari hantaman asteroid dengan kecepatan puluhan kilometer per detik di permukaan Merkurius

Baca Selengkapnya

11 Fakta Merkurius yang Disebut Mengandung Berlian Berdiameter 15 Kilometer

25 Juli 2024

11 Fakta Merkurius yang Disebut Mengandung Berlian Berdiameter 15 Kilometer

Merkurius disebut-sebut mengandung berlian, ukurannya sangat besar, diameternya mencapai 15 km.

Baca Selengkapnya

Cerita Astronom Observatorium Bosscha yang Terdampak Polusi Cahaya dari Lampu Sorot Selama Sebulan

20 Juli 2024

Cerita Astronom Observatorium Bosscha yang Terdampak Polusi Cahaya dari Lampu Sorot Selama Sebulan

Polusi cahaya dari lampu sorot yang mengarah ke langit membuyarkan program pengamatan langit lewat teleskop di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Baca Selengkapnya

Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

20 Juli 2024

Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

Penelitian astronomi di Observatorium Bosscha, Lembang, terganggu oleh lampu-lampu sorot seperti senter besar yang mengarah ke langit.

Baca Selengkapnya