Aturan Anti Deforestasi Ditunda, Walhi: Tak Mengubah Tata Kelola Komoditas di Indonesia

Reporter

M. Faiz Zaki

Selasa, 8 Oktober 2024 18:13 WIB

Deforestasi di Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menganggap pengajuan penundaan European Union Deforestation Regulation (EUDR) selama 12 bulan tidak akan memperbaiki tata kelola komoditas di Indonesia. Manajer Kampanye Hutan dan Kebun Walhi Nasional, Uli Arta Siagian, mengatakan rencana baru tersebut tidak menimbulkan dorongan terhadap Pemerintah Indonesia.

"Tidak ada jaminan (pemerintah) memperbaiki semua tata kelola di (negara) kita," kata Manajer Kampanye Hutan dan Kebun Walhi Nasional, Uli Arta Siagian, dalam sebuah diskusi di Jakarta Selatan, Senin, 7 Oktober 2024.

Komisi Uni Eropa mengajukan penundaan kebijakan EUDR yang mulanya akan diterapkan pada 30 Desember 2024. Regulasi anti-deforestasi itu berhubungan dengan perdagangan komoditas legal yang ditujukan untuk meminimalisir deforestasi.

Menurut Uli, penegakan hukum terhadap korporasi yang merugikan lingkungan di Indonesia masih minim. Alih-alih semakin tegas, regulator justru memberi kelonggaran, misalnya berupa kebijakan pemutihan lahan perusahaan kelapa sawit. Padahal, kata dia, EUDR seharusnya menjadi momentum perbaikan tata kelola komoditas Indonesia.

"Tidak mungkin kita ngomong bebas deforestasi, (sedangkan) di satu sisi wilayah masyarakat adat selalu,” kata Uli.

Advertising
Advertising

Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia yang terdiri dari 45 organisasi di bidang lingkungan juga mendesak pemerintah untuk memperbaiki tata kelola komoditas. Pemerintah Indonesia yang memiliki berbagai komitmen internasional ihwal lingkungan juga dianggap tak seharusnya ikut mengajukan penundaan EUDR.

"Penolakan pemerintah Indonesia terhadap pemberlakuan EUDR itu tidak relevan dengan semangat perbaikan tata kelola komoditas apapun," ucapnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sebelumnya mengungkapkan sejumlah kekhawatiran mengenai EUDE, salah satunya soal pemintaan geo-location. Uni Eropa tetap meminta informasi geo-location yang merinci meski Indonesia sudah menawarkan dashboard nasional untuk mengecek komoditas.

“Kalau negara kita diakses secara koordinat oleh orang luar, ini masalah keamanan,” ujar Airlangga, dikutip dari Antara pada 3 Oktober lalu. Menurut dia, Uni Eropa juga masih keberatan dengan pola tata kelola komoditas yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia.

Ada juga kekhawatiran soal standardisasi. Sejauh ini, EUDR tidak mau mengakui standar lain. Padahal, Indonesia memiliki standar keberlanjutan yang disebut Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Standar ini mirip Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) di Malaysia, atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di kawasan Tetapi, EUDR tidak mau mengakui standar lain.

Pilihan Editor: Spesifikasi Fadi-1, Rudal yang Ditembakkan Hizbullah ke Pangkalan Militer Haifa Israel

Berita terkait

EUDR Ditunda, Satya Bumi: Indonesia Hadapi Risiko Deforestasi Tanpa Kendali

2 jam lalu

EUDR Ditunda, Satya Bumi: Indonesia Hadapi Risiko Deforestasi Tanpa Kendali

Penundaan implementasi EUDR dinilai merupakan langkah mundur dalam upaya menekan laju deforestasi di tingkat global.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Tips dan Fitur Baru WhatsApp, Watak Jokowi menurut Walhi

15 jam lalu

Top 3 Tekno: Tips dan Fitur Baru WhatsApp, Watak Jokowi menurut Walhi

Top 3 Tekno Berita Terkini dipuncaki artikel tips tentang 6 langkah yang bisa diambil untuk mengatasi panggilan WhatsApp dari nomor tak dikenal.

Baca Selengkapnya

Walhi Sebut Pencemaran Udara Hingga Penurunan Air Tanah Seharusnya Menjadi Isu Sentral di Pilkada Jakarta

1 hari lalu

Walhi Sebut Pencemaran Udara Hingga Penurunan Air Tanah Seharusnya Menjadi Isu Sentral di Pilkada Jakarta

Data sangat sering menunjukkan bahwa Jakarta secara kualitas udara menjadi wilayah paling kotor.

Baca Selengkapnya

Walhi: Daerah Kaya Sumber Daya Alam Rawan Politik Transaksional pada Pilkada 2024

1 hari lalu

Walhi: Daerah Kaya Sumber Daya Alam Rawan Politik Transaksional pada Pilkada 2024

Wilayah yang kaya dengan sumber daya alam itu, misalnya hutan di Papua dan Sumatera.

Baca Selengkapnya

Target Ridwan Kamil-Suswono Menanam 3 Juta Pohon di Jakarta, Walhi: Mau Tanam di Mana?

1 hari lalu

Target Ridwan Kamil-Suswono Menanam 3 Juta Pohon di Jakarta, Walhi: Mau Tanam di Mana?

Dalam acara debat pertama kemarin, Suswono kembali menyampaikan program penanaman tiga juta pohon di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Walhi Bicara Watak Jokowi dan 2 Teori Sedimentasi Pasir Laut

1 hari lalu

Walhi Bicara Watak Jokowi dan 2 Teori Sedimentasi Pasir Laut

Walhi jelaskan 2 teori sedimentasi dan asal usul pasir laut di Indonesia untuk Jokowi.

Baca Selengkapnya

Begini Walhi Curiga Izin Ekspor Pasir Laut Terhubung ke Gelaran Pilkada 2024

1 hari lalu

Begini Walhi Curiga Izin Ekspor Pasir Laut Terhubung ke Gelaran Pilkada 2024

Walhi peringatkan kerugian akibat tambang dan ekspor pasir laut lima kali lipat dari pendapatan yang dijanjikan.

Baca Selengkapnya

Kata Walhi tentang Pemutihan Sawit Kawasan Hutan yang Diduga Sebabkan Kejagung Geledah KLHK

2 hari lalu

Kata Walhi tentang Pemutihan Sawit Kawasan Hutan yang Diduga Sebabkan Kejagung Geledah KLHK

Menurut Walhi, kurun waktu 2016-2024 terdapat dua kebijakan yang dikeluarkan terkait dengan pemutihan sawit dalam kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

Walhi Sindir Yusril Ihza Mahendra yang Ikut Menambang Pasir Laut untuk Ekspor ke Singapura

3 hari lalu

Walhi Sindir Yusril Ihza Mahendra yang Ikut Menambang Pasir Laut untuk Ekspor ke Singapura

Walhi sindir sikap Yusril Ihza Mahendra yang ikut menambang pasir laut untuk ekspor ke Singapura. Yusril dianggap utamakan kepentingan negara lain

Baca Selengkapnya

WALHI Desak Kejaksaan Agung Usut Dugaan Korupsi Proyek Pemutihan Sawit

3 hari lalu

WALHI Desak Kejaksaan Agung Usut Dugaan Korupsi Proyek Pemutihan Sawit

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mendesak Kejaksaan Agung mengusut tuntas dugaan korupsi tata kelola Proyek Pemutihan Sawit dalam Kawasan Hutan.

Baca Selengkapnya