Tim Peneliti BRIN Teliti Fungsi Fitoremediasi Tumbuhan Air di Danau Ledulu

Selasa, 8 Oktober 2024 23:02 WIB

Pekerja merawat tanaman air di pusat budi daya tanaman air Kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa 20 Oktober 2020. Tanaman untuk menghias aquascape tersebut dijual dengan harga Rp15 ribu hingga Rp60 ribu per tanaman. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meneliti tentang fitoremediasi, yaitu suatu metode yang digunakan pada air tawar untuk menghilangkan kontaminasi. Metode ini bekerja dengan cara menyerap karbon secara biologis melibatkan penyerapan polutan oleh akar tanaman air.

Kontaminan tersebut kemudian dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup tanaman air tersebut, seperti fotosintesis. Proses tersebut juga membantu mengembalikan nutrisi yang baik untuk memperbaiki kondisi perairan yang telah rusak atau tercemar.

"Fitoremediasi sangat ramah lingkungan, relatif murah dan dapat diandalkan untuk mengolah air yang terkontaminasi," kata Media Fitri Isma Nugraha, peneliti ahli utama di Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional, BRIN.

Lewat keterangan tertulis, Selasa 8 Oktober 2024, Fitri mengungkap kalau dia dan timnya meneliti fitoremediasi di Danau Ledulu, Nusa Tenggara Timur. Di danau tersebut ditemukan berbagai jenis tumbuhan air seperti Panicum, Ludwigia adscendens, H. Hara, Najas indica, Ipomea aquatica, Pontederia korsakowii, Callitriche, Bocopa monnierii, dan Nymphoea alba.

"Tumbuhan-tumbuhan ini diambil untuk mendeteksi serapan logam berat di danau tersebut," katanya.

Advertising
Advertising

Fitri dan tim juga melakukan autentifikasi tumbuhan perairan untuk menghindari kesalahan identifikasi spesies. Tujuannya, mencegah kesalahan dalam pendeteksian dan memastikan klarifikasi spesies yang tepat.

Autentifikasi penting dilakukan sebab dalam tumbuhan atau tanaman air sering terjadi variasi hibrida, seperti perbedaan warna dan bentuk. Selain itu, habitat dan ekosistem tumbuhan air bisa sangat bervariasi. Beberapa spesies disebut Fitri mungkin hanya dapat ditemukan di habitat tertentu sebagai spesies endemik.

Kemudian dilakukan analisis fitokimia. Fitri menjelaskan, analisis ini penting untuk melihat metabolit sekunder yang dikeluarkan oleh tumbuhan air. Dia menyebut beberapa kandungan antara lain yang bikin serangga tidak jadi memakannya. "Hal ini disebabkan kemungkinan dari aroma atau rasa yang tidak enak yang dikeluarkan dari senyawa metabolit sekundernya."

Fitri menyimpulkan, selain berfungsi sebagai antibakteri melalui proses fitoremediasi, tumbuhan air juga mengandung senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk ikan maupun manusia. Selain itu, keberadaan tumbuhan air dapat mempercantik ekosistem, baik di akuarium maupun di alam, sehingga memberikan nilai estetika yang lebih.

“Oleh karena itu, kita perlu menjaga kelestarian tumbuhan air dan memastikan perairan tetap bersih agar kita bisa mendapatkan manfaat yang lebih besar dari ekosistem perairan kita,” katanya.

Pilihan Editor: KLHK Tagih Peta Jalan Pengurangan Sampah Plastik Ratusan Produsen

Berita terkait

Peneliti BRIN Bagikan Kiat Memilih Pemimpin dalam Pilkada Era Digital, Apa Saja?

10 jam lalu

Peneliti BRIN Bagikan Kiat Memilih Pemimpin dalam Pilkada Era Digital, Apa Saja?

Tiga tip memilih pemimpin dalam Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ungkap 5 Kelompok Keong Darat yang Biasa Jadi Obat Tradisional

1 hari lalu

Peneliti BRIN Ungkap 5 Kelompok Keong Darat yang Biasa Jadi Obat Tradisional

Tak hanya tradisional, global pun telah mengenal dan memanfaatkan keong darat dalam penelitian bidang kuliner, obat, dan kosmetik.

Baca Selengkapnya

5 Kelompok Keong yang Berpotensi Jadi Obat Herbal Menurut Peneliti BRIN

2 hari lalu

5 Kelompok Keong yang Berpotensi Jadi Obat Herbal Menurut Peneliti BRIN

Peneliti BRIN menyebut lima kelompok keong darat di Indonesia yang berpotensi dimanfaatkan menjadi obat herbal. Apa saja manfaatnya?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Perlu Ada Rencana Kontingesi Atasi Benda Antariksa Jatuh ke Indonesia

2 hari lalu

Peneliti BRIN: Perlu Ada Rencana Kontingesi Atasi Benda Antariksa Jatuh ke Indonesia

BRIN perlu koordinasi dengan lembaga seperti BNPB untuk atasi benda antariksa yang jatuh ke wilayah Indonesia.

Baca Selengkapnya

BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

2 hari lalu

BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

Menurut BRIN, teleskop di Observatorium Nasional Timau akan digunakan juga untuk memantau satelit buatan selain obyek astronomi.

Baca Selengkapnya

Profil 7 Panelis Debat di Pilkada Jakarta 2024: Ada Siti Zuhro dan Andhyta Firselly Utami

4 hari lalu

Profil 7 Panelis Debat di Pilkada Jakarta 2024: Ada Siti Zuhro dan Andhyta Firselly Utami

KPU Jakarta sudah mengumumkan 7 panelis debat Pilkada Jakarta 2024. Antara lain Gun Gun Heryanto, Siti Zuhro, dan Andhyta Firselly Utami.

Baca Selengkapnya

Debat Perdana Pilkada Jakarta Digelar pada 6 Oktober, Ini Harapan Peneliti BRIN

5 hari lalu

Debat Perdana Pilkada Jakarta Digelar pada 6 Oktober, Ini Harapan Peneliti BRIN

Peneliti BRIN menilai debat Pilkada Jakarta adalah kesempatan para paslon berkomunikasi langsung dengan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Dosen Itera Kembangkan Teleskop Robotik Berbasis AI untuk Identifikasi Hilal

5 hari lalu

Dosen Itera Kembangkan Teleskop Robotik Berbasis AI untuk Identifikasi Hilal

Profesor riset astronomi dan astrofisika dari BRIN mengatakan teleskop robotik berbasis AI ini masih harus terus belajar dan melewati diskusi panjang.

Baca Selengkapnya

Aplikasi BRIN untuk Tinjau Potensi Longsor, Fitur Google Maps, dan Polling WhatsApp dalam Top 3 Tekno

6 hari lalu

Aplikasi BRIN untuk Tinjau Potensi Longsor, Fitur Google Maps, dan Polling WhatsApp dalam Top 3 Tekno

Artikel ihwal fitur peninjau potensi longsor yang dikembangkan peneliti BRIN masuk dalam jajaran Top 3 Tekno, Rabu, 2 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Perlunya Pendidikan Seksual Komprehensif pada Remaja

7 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Perlunya Pendidikan Seksual Komprehensif pada Remaja

Pendidikan seksual yang komprehensif perlu diberikan kepada kelompok usia remaja untuk mencegah perilaku seksual berisiko pada usia tersebut.

Baca Selengkapnya