PBB Ungkap Sindikat Kejahatan di Asia Tenggara Gunakan Aplikasi Telegram

Rabu, 9 Oktober 2024 11:38 WIB

Logo Telegram. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime/UNODC) merilis laporan yang menyebutkan bahwa jaringan kriminal kuat di Asia Tenggara menggunakan aplikasi pesan Telegram untuk menjalankan aktivitas kejahatannya.

Laporan ini dirilis pada hari Senin, 7 Oktober 2024, dan menyoroti peran Telegram dalam memfasilitasi kejahatan terorganisir. Perwakilan Deputi UNODC untuk Asia Tenggara dan Pasifik, Benedikt Hofmann, mengatakan bahwa aplikasi ini menjadi tempat yang mudah dinavigasi oleh pelaku kejahatan.

"Bagi konsumen, ini berarti data mereka berisiko lebih tinggi untuk digunakan dalam penipuan atau aktivitas kriminal lainnya daripada sebelumnya," kata Hofmann seperti dilanir Reuters, Rabu, 9 Oktober 2024.

UNODC mengungkapkan bahwa data yang diretas, termasuk informasi kartu kredit, kata sandi, dan riwayat browser, diperdagangkan secara terbuka di aplikasi dengan saluran yang sedikit dimoderasi.

Selain itu, alat kejahatan siber seperti perangkat lunak deepfake dan malware pencuri data juga dijual secara luas. Ada pula bursa cryptocurrency yang tidak berlisensi menawarkan layanan pencucian uang. Bahkan, salah satu iklan dalam bahasa Cina di laporan UNODC tersebut memuat pengumuman seperti ini, "Kami memindahkan 3 juta USDT (sekitar Rp 46 miliar) yang dicuri dari luar negeri per hari.”

Advertising
Advertising

Laporan itu turut menunjukkan adanya bukti kuat mengenai pasar data bawah tanah yang berpindah ke Telegram dan penjual yang aktif menargetkan kelompok kejahatan terorganisir transnasional di Asia Tenggara. Kini, Asia Tenggara menjadi pusat industri bernilai miliaran dolar yang menargetkan korban di seluruh dunia dengan skema penipuan.

Tak hanya itu, laporan tersebut menyebutkan soal banyak sindikat kriminal yang berasal dari Cina dan beroperasi dari lokasi-lokasi tersembunyi. “Industri ini diperkirakan menghasilkan antara US$ 27,4 miliar hingga US$ 36,5 miliar setiap tahun,” kata UNODC.

Laporan itu juga mengungkapkan bahwa besarnya keuntungan yang diperoleh kelompok kriminal di wilayah tersebut telah memaksa mereka untuk melakukan inovasi, dengan mengintegrasikan berbagai model bisnis dan teknologi baru ke dalam operasi mereka. Termasuk dengan penggunaan malware, kecerdasan buatan generatif, dan deepfake.

Pilihan Editor: Spotify Luncurkan "Offline Backup", Bisa Dengar Lagu Tanpa Koneksi Internet

Berita terkait

Setahun Perang Gaza, Israel Kecam Cara PBB Tangani Konflik

1 hari lalu

Setahun Perang Gaza, Israel Kecam Cara PBB Tangani Konflik

Perang Gaza telah menimbulkan kekhawatiran potensi perang regional lebih luas yang melibatkan Israel dengan Iran dan kelompok-kelompok bersenjata

Baca Selengkapnya

Perwakilan PBB Indonesia Buka Suara Soal UIPM Catut Nama

1 hari lalu

Perwakilan PBB Indonesia Buka Suara Soal UIPM Catut Nama

UIPM menjadi sorotan setelah UIPM Thailand memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada aktor sekaligus pembaca acara, Raffi Ahmad.

Baca Selengkapnya

Israel Perluas Konflik di Timur Tengah, PBB Diabaikan

1 hari lalu

Israel Perluas Konflik di Timur Tengah, PBB Diabaikan

Tindakan militer Israel justru memperluas konflik di kawasan Timur Tengah, dengan serangan yang tidak hanya menyasar Gaza, tetapi juga Iran dan Lebanon.

Baca Selengkapnya

Setahun Perang Gaza, PBB Serukan perdamaian

2 hari lalu

Setahun Perang Gaza, PBB Serukan perdamaian

Antonio Guterres menyerukan perdamaian menjelang peringatan satu tahun perang Gaza, yaitu pada 7 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Celebrity Cruises Ajak Wisatawan Mengarungi Alaska hingga Asia

4 hari lalu

Celebrity Cruises Ajak Wisatawan Mengarungi Alaska hingga Asia

Grand Voyage Celebrity Cruises ini merupakan yang pertama kalinya digelar dalam waktu panjang dari Alaska ke Asia Tenggara

Baca Selengkapnya

Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

5 hari lalu

Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

Aktivis pro-Palestina dengan tangan bercat merah menuduh Menlu Swedia yang baru diangkat mendukung genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

5 hari lalu

PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

PBB memastikan pasukan perdamaian di Lebanon (UNIFIL)akan melanjutkan misinya.

Baca Selengkapnya

Lebanon Ajukan Pengaduan Resmi terhadap Israel di PBB karena Invasi Darat

5 hari lalu

Lebanon Ajukan Pengaduan Resmi terhadap Israel di PBB karena Invasi Darat

Beirut menuduh Israel melanggar kedaulatan Lebanon, melanggar Garis Biru dengan serangan darat

Baca Selengkapnya

Israel Marah ke Sekjen PBB, AS: Tidak Produktif

6 hari lalu

Israel Marah ke Sekjen PBB, AS: Tidak Produktif

AS mengkritik keputusan Israel yang menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai "persona non grata" dan melaran

Baca Selengkapnya

Jess No Limit Jadi Youtuber Pertama dengan 50 Juta Subcribers di Asia Tenggara

6 hari lalu

Jess No Limit Jadi Youtuber Pertama dengan 50 Juta Subcribers di Asia Tenggara

Jess No Limit menjadi Youtuber Asia Tenggara pertama dengan jumlah subscribers di atas 50 juta.

Baca Selengkapnya