Pemda DIY Ingin Akhiri Penularan HIV pada 2030, Dorong Masyarakat Ikuti Deteksi Dini Gratis

Minggu, 3 November 2024 19:14 WIB

Sejumlah mahasiswa memegang pita merah dalam kampanye peduli HIV/AIDS di Sichuan, Cina, (01/12). REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah DI Yogyakarta (DIY) menargetkan bisa mengakhiri epidemi kasus HIV/AIDS pada 2030 mendatang. Dinas Kesehatan DIY masih ada sekitar 2 ribu kasus HIV yang tercatat di Kota Pelajar ini. Penjabat Wali Kota DIY, Sugeng Purwanto, mengatakan jumlah tersebut merupakan akumulasi 1.675 kasus HIV sepanjang periode 2004-2024 dan 329 temuan penderita AIDS.

"Pertumbuhan HIV dari Januari hingga September 2024 ada 92 kasus. dan kasus AIDS bertambah 14 kasus,” ujarnya pada Ahad, 3 November 2024.

Menurut Sugeng, upaya jangka pendek untuk menekan pertumbuhan penyakit tersebut sudah dituangkan dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) 2023-2027. Salah satu yang dikebut adalah Program Jalur Cepat 95-95-95. Program ini menargetkan 95 persen Orang Dengan HIV/Aids (ODHA) mengetahui statusnya, 95 persen ODHA melakukan pengobatan, dan 95 persen ODHA minum obat secara rutin.

"Kami berupaya mendorong setiap individu mengetahui status HIV pada dirinya,” ucap Sugeng. “Dengan melakukan tes, serta segera melakukan pengobatan antiretroviral (ARV) bagi ODHA.”

Pengecekan atau deteksi dini bisa dilakukan di 18 Puskesmas dan 13 rumah sakit di Yogyakarta, yang telah menjadi fasilitas kesehatan rujukan bagi penyandang HIV / AIDS. Bahkan, beberapa puskesmas, mulai dari Gedongtengen, Tegalrejo, Mergangsan, Umbulharjo I, serta Pakualaman sudah melayani calon pasien menyangkut HIV. Unit-unit kesehatan kecil ini memiliki fasilitas tes dan obat HIV, serta layanan pre-xposure Prophylaxis (PrEP) untuk mencegah penularan.

Advertising
Advertising

Puskesmas, menurut Sugeng, tidak memungut biaya dari ODHA. Layanan gratis itu mencakup pengecekan jumlah virus HIV melalui tes darah, serta pengambilan obat ARV untuk pengendalian virus tersebut.

Dia menambahkan Yogyakarta yang merupakan kota pariwisata juga bisa dimasuki penyakit HIV/AIDS. Hal ini membuat program deteksi dan penanganan dini dini menjadi krusial.

Yayasan Vesta Indonesia, organisasi nirlaba yang bergerak dalam penanganan HIV/AIDS juga mendorong masyarakat menjalani tes bila mendapat gejala penyakit tersebut. Direktur Yayasan Vesta Indonesia, Joko Hadi Purnomo, mengatakan kelompok berisiko paling didorong mengikuti tes ini, mulai dari wanita pekerja seks, waria, pengguna narkoba suntik, warga binaan lapas, lalu ibu hamil.

“Serta orang yang mendapat transfusi darah," ucapnya.

Pilihan Editor: Apple Dirumorkan Bakal Pasang Chip WiFi dan Bluetooth Buatan Sendiri pada iPhone 17

Berita terkait

7 Skrining Kesehatan yang Baik Dilakukan Bagi Wanita

1 jam lalu

7 Skrining Kesehatan yang Baik Dilakukan Bagi Wanita

Skrining kesehatan sangat penting dilakukan siapa pun untuk mendeteksi penyakit lebih awal. Ini 7 tes yang disarankan untuk dilakukan wanita.

Baca Selengkapnya

Pemda Yogyakarta Tetapkan Kasus Gondongan sebagai Kejadian Luar Biasa, Warga Diimbau Tak Terjebak Mitos

1 jam lalu

Pemda Yogyakarta Tetapkan Kasus Gondongan sebagai Kejadian Luar Biasa, Warga Diimbau Tak Terjebak Mitos

Sebagian warga lokal percaya gondongan bisa diobati bila pasiennya memakai kalung buah mengkudu.

Baca Selengkapnya

Skrining Kesehatan Gratis Saat Ulang Tahun Warga, Ini Kategorinya

2 jam lalu

Skrining Kesehatan Gratis Saat Ulang Tahun Warga, Ini Kategorinya

Kemenkes pastikan Masyarakat Indonesia bisa melakukan skrining kesehatan gratis di hari ulang tahun mulai 2025. Ada 4 kategori dalam program itu.

Baca Selengkapnya

Intensitas Hujan Meningkat, Yogyakarta Tetapkan Siaga Darurat Hidrometeorologi Basah

16 jam lalu

Intensitas Hujan Meningkat, Yogyakarta Tetapkan Siaga Darurat Hidrometeorologi Basah

Masyarakat dan juga kalangan wisatawan yang mempersiapkan rencana liburan ke Yogyakarta perlu mewaspadai potensi akibat cuaca buruk seiring meningkatnya intensitas hujan awal November 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Larang Aksi Ngamen Online di Ruang Publik, Dinilai Ganggu Pejalan Kaki

19 jam lalu

Yogyakarta Larang Aksi Ngamen Online di Ruang Publik, Dinilai Ganggu Pejalan Kaki

Satpol PP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tengah mengawasi maraknya aksi mengamen secara online yang dilakukan sejumlah orang di kawasan ruang publik belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Kasus Gondongan Meningkat Drastis di Yogyakarta, Siswa Tertular Dilarang Masuk Sekolah

1 hari lalu

Kasus Gondongan Meningkat Drastis di Yogyakarta, Siswa Tertular Dilarang Masuk Sekolah

Kasus penyakit gondongan atau parotitis tengah menjadi perhatian di Kota Yogyakarta sepanjang periode Oktober hingga awal November 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Diminta Lakukan PE pada Kasus Merebaknya Gondongan dan Cacar Air

2 hari lalu

Pemerintah Diminta Lakukan PE pada Kasus Merebaknya Gondongan dan Cacar Air

Pakar menyarankan otoritas kesehatan melakukan penyelidikan epidemiologis (PE) untuk menganalisa penyebab merebaknya penyakit gondongan dan cacar air.

Baca Selengkapnya

Branding City Of Festival, Jurus Yogyakarta Kukuhkan Jadi Destinasi Wisata Utama

3 hari lalu

Branding City Of Festival, Jurus Yogyakarta Kukuhkan Jadi Destinasi Wisata Utama

Meski tak memiliki destinasi alam, Kota Yogyakarta tiap tahun sukses menjadi tujuan wisata utama.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dorong Warganya Bersedia Daftarkan Koleksi Naskah Kuno, Ini Alasannya

4 hari lalu

Yogyakarta Dorong Warganya Bersedia Daftarkan Koleksi Naskah Kuno, Ini Alasannya

Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong warganya yang memiliki koleksi naskah kuno didaftarkan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Pasca Ricuh Prawirotaman Yogya, Belasan Outlet hingga Kafe Penjual Miras Ditutup

4 hari lalu

Pasca Ricuh Prawirotaman Yogya, Belasan Outlet hingga Kafe Penjual Miras Ditutup

Sejumlah kafe outlet, hingga toko yang menjual minuman beralkohol atau minuman keras (miras) di Yogyakarta mulai ditutup satuan polisi pamong praja (Satpol PP) Kamis 31 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya